Get iNews App with new looks!
inews
Advertisement
Aa Text
Share:
Read Next : Awal Mula Maraknya Penangkapan Muslim di India terkait Tulisan "Saya Cinta Nabi Muhammad"
Advertisement . Scroll to see content

Hadits Mimpi Bertemu Nabi Muhammad SAW dan Penjelasannya

Senin, 21 Desember 2020 - 19:46:00 WIB
Hadits Mimpi Bertemu Nabi Muhammad SAW dan Penjelasannya
Kemuliaan Nabi Muhammad SAW. (Foto: Okezone)
Advertisement . Scroll to see content

JAKARTA, iNews.id - Mimpi bertemu Nabi Muhammad SAW merupakan keinginan tiap Muslim, namun tidak sembarang orang yang bisa mimpi bertemu Rasulullah SAW.

Belakangan ini, publik dihebohkan dengan klaim seorang ustaz yang mengaku bermimpi Nabi Muhammad SAW. Klaim itu dipublikasikan di depan khalayak.

Lantas apakah mimpi tersebut perlu dipublikasikan dan bagaimana pembuktian kebenaran mimpi bertemu Nabi Muhammad SAW?

Berikut penjelasannya berdasarkan hadits yang dikutip iNews.id dari laman Pustaka Ilmu Sunni Salafiyah-KTB (PISS-KTB).

-حَدَّثَنَا أَبُو الرَّبِيعِ سُلَيْمَانُ بْنُ دَاوُدَ الْعَتَكِىُّ حَدَّثَنَا حَمَّادٌ - يَعْنِى ابْنَ زَيْدٍ - حَدَّثَنَا أَيُّوبُ وَهِشَامٌ عَنْ مُحَمَّدٍ عَنْ أَبِى هُرَيْرَةَ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- « مَنْ رَآنِى فِى الْمَنَامِ فَقَدْ رَآنِى فَإِنَّ الشَّيْطَانَ لاَ يَتَمَثَّلُ بِى ». رواه مسلم و الترمذي و ابن ماجه. وفى رواية الدارمي : (لا يتمثل مثلي)

Diriwayatkan dari Abu Rabi' Sulaiman bin Daud Al Ataki dari Hamad yakni Ibnu Zaid diriwayatkan Ayyub dan Hisyam dari Muhammad dari Abu Hurairah berkata bahwa Rasulullah SAW bersabda: Artinya, “Barangsiapa yang melihatku dalam mimpi, maka ia akan melihatku dalam keadaan sadar karena setan tidak bisa menyerupai diriku (Nabi)” (HR. Muslim dan At Tirmidzi).

Menurut al-Baqillani, makna “melihatku” (Rasulullah) dalam hadis di atas adalah benar adanya, bukan mimpi kosong, juga bukan penyerupaan-penyerupaan dari setan.

Menurut Imam al-Ghazali, makna sabda Nabi فَقَدْ رَآنِى maksudnya bukan berarti seseorang akan melihat jasadnya atau badannya, melainkan seseorang akan melihat perumpamaan dari makna yang terkandung dalam mimpi tersebut.

Namun, banyak kaum sufi yang berkeyakinan bahwa seseorang dapat bertemu Nabi secara langsung, meskipun Nabi Muhammad saw. telah wafat empat belas abad yang silam. Keyakinan kaum sufi yang seperti ini berdasarkan hadis riwayat al-Bukhari dari Abu Hurairah:

من رآني في المنام فسيراني في اليقظة ولا يتمثل الشيطان بي

“Siapa yang melihatku saat mimpi, maka ia akan melihatku dalam keadaan sadar. Dan syetan tidak dapat menyerupai diriku.”

Untuk dapat menafsirkan hadis riwayat al-Bukhari di atas, perlu diperhatikan apakah ada hadis-hadis lain yang membicarakan tema yang sama. Jika ternyata ditemukan adanya riwayat lain, maka tidak boleh mengabaikan riwayat-riwayat tersebut. Karena seperti halnya ayat Alquran antara yang satu dengan yang lain bisa saling menafsirkan, dalam hadis Nabi pun berlaku kaidah demikian, yakni antara satu riwayat dengan riwayat lainnya dapat saling menafsirkan.

Untuk menjawab pertanyaan bisakah seseorang bertemu langsung dengan Nabi Muhammad saw., ada riwayat lain yang perlu diteliti dan merupakan kunci untuk memahami hadis mimpi bertemu Nabi Muhammad saw, yaitu sebuah hadis riwayat Muslim dan Abu Dawud melalui jalur Abu Hurairah ra. Berikut teks hadis tersebut:

مَنْ رَآنِى فِى الْمَنَامِ فَسَيَرَانِى فِى الْيَقَظَةِ أَوْ لَكَأَنَّمَا رَآنِى فِى الْيَقَظَةِ لاَ يَتَمَثَّلُ الشَّيْطَانُ بِى

“Siapa yang melihatku saat mimpi, maka ia akan melihatku dalam keadaan sadar atau seakan-akan ia telah melihatku. Dan syetan tidak bisa menyerupai diriku.”

Menurut al-Nawawi, maksud lafazh فسيراني في اليقظة mengandung tiga pengertian, yaitu:
1. Bagi orang-orang yang sezaman dengan Nabi Muhammad saw. namun tidak sempat berhijrah, lalu orang tersebut bermimpi melihat Nabi Muhammad saw. maka Allah akan memberikan taufiq-Nya kepada mereka sehingga bisa bertemu Nabi Muhammad saw.;

2. Akan bertemu Nabi Muhammad saw. di akhirat sebagai pembenaran mimpinya, karena di akhirat setiap umat Nabi Muhammad saw. baik yang pernah bertemu maupun belu, akan mengalami pertemuan langsung dengan beliau;

3. Melihat Nabi di akhirat secara dekat dan mendapat syafa’atnya.

Menurut Ibnu Hajar al-‘Asqalani, penafsiran terhadap hadis mimpi bertemu Nabi yang diriwayatkan oleh al-Bukhari dibagi menjadi enam pendapat, yaitu:

1. Hadis tersebut harus dipahami secara perumpamaan (tasybîh), karena diperkuat dengan riwayat lain yang redaksi lafazhnya menunjukkan arti perumpamaan (لَكَأَنَّمَا).

2. Orang yang mimpi bertemu Nabi akan melihat kebenaran, baik secara nyata maupun hanya ta’bir saja.

3. Hadis tersebut dikhususkan kepada orang-orang yang sezaman dengan Nabi Muhammad saw. dan bagi orang yang beriman kepada Nabi yang belum sempat melihatnya.

4. Bahwa orang mimpi tersebut akan melihat Nabi, seperti ketika bercermin, namun hal tersebut sangat mustahil.

5. Maknanya bahwa ia akan melihat Nabi Muhammad saw. pada hari kiamat dan tidak dikhususkan bagi mereka yang telah mimpi bertemu dengan Nabi saja.

6. Orang yang mimpi melihat Nabi, ia akan melihatnya secara nyata. Namun pendapat ini masih diperdebatkan.

Sementara itu menurut Yusuf al-Qardhawi, pengertian hadits mimpi bertemu Nabi dengan berbagai riwayatnya menunjukkan bahwa Allah memuliakan Nabi-Nya dan memuliakan umat-Nya dengan mencegah syetan untuk menampakkan dirinya dalam sosok Nabi Muhammad saw. di dalam mimpi. 

Tujuannya agar setan tidak mempunyai peluang untuk berdusta dengan lisan Nabi-Nya dan tidak bisa menyesatkan umat manusia. Meskipun Allah telah memberikan kesanggupan kepada setan untuk mengubah dirinya dalam sosok apa saja yang diinginkannya, tapi untuk menjelma seperti sosok Nabi Muhammad SAW, setan tidak sanggup melakukannnya. 

Oleh karena itu, siapa saja yang melihat Nabi Muhammad SAW dalam mimpinya, maka orang tersebut sungguh-sungguh telah melihat Nabi Muhammad SAW dengan benar atau ia telah melihat kebenaran, sebagaimana dijelaskan dalam hadis. Dan mimpi melihat Nabi Muhammad saw. tidaklah dikategorikan sebagai mimpi yang kosong dari makna, dan juga bukan dari godaan setan.

Sedangkan untuk membuktikan kebenaran mimpi bertemu dengan Nabi, langkah yang harus ditempuh adalah dengan menanyakan kepada orang yang bermimpi tentang sifat Nabi yang ditemuinya itu. Jika cocok dengan sifat yang telah diterangkan dalam riwayat-riwayat, maka orang tersebut benar-benar telah melihat Nabi dalam mimpinya.

Sebaliknya, jika tidak sesuai maka orang tersebut telah bermimpi. Hal seperti inilah yang dilakukan oleh ahli tafsir mimpi, Ibnu Sirin, sebagaimana dituturkan oleh Ibnu Hajar al-‘Asqalani:

إذا قص عليه رجل أنه رأى النبي صلى الله عليه و سلم قال صف لي الذي رأيته فان وصف له صفة لا يعرفها قال لم تره

“Jika seseorang berkata kepada Ibnu Sirrin bahwa ia telah mimpi melihat Nabi Muhammad saw., maka ia akan bertanya kepadanya: ‘Jelaskanlah sifat orang yang kamu lihat (mimpikan) itu kepadaku’. Maka jika orang yang bermimpi tersebut mengisahkan kepadanya denga sifat yang tidak diketahui oleh Ibnu Sirin, maka Ibnu Sirin berkata: ‘Kamu tidak melihat Nabi Muhammad saw. dalam mimpimu’.”

Wallahu A'lam Bish Showab.

Editor: Kastolani Marzuki

Follow WhatsApp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut