Hikmah Puasa Rajab 10 Hari: Segala Sesuatu yang Diminta Akan Dikabulkan
JAKARTA, iNews.id - Hikmah Puasa Rajab 10 hari patut diketahui umat muslim. Puasa sunnah di bulan Rajab memiliki keutamaan tersendiri. Bulan Rajab juga termasuk salah satu bulan haram, yaitu bulan yang dimuliakan oleh Allah dan Rasul-Nya.
Di bulan ini, terjadi peristiwa Isra Mi’raj, yaitu perjalanan Nabi Muhammad SAW dari Masjidil Haram ke Masjidil Aqsa, lalu naik ke langit untuk menerima perintah salat lima waktu.
Puasa Rajab memiliki banyak hikmah dan keutamaan, terutama jika dilakukan selama 10 hari. Berikut adalah hikmah puasa Rajab 10 hari yang iNews.id lansir dari laman resmi NU Online"
Dalam kitab Durratun Nasihin disebutkan: "Barang siapa menghidupkan malam pertama dari bulan Rajab, maka hatinya tidak mati dikala matinya hati orang lain. Dan Allah mencurahkan kebaikan di atas kepalanya banyak-banyak, dan dia keluar dari dosa-dosanya seperti saat baru dilahirkan oleh ibunya, dan dia memberi syafaat kepada 70 ribu orang yang berdosa yang harusnya masuk neraka." (Lubbul Albab, Maulana Tajul Arifin) (A'rojiyah).
Keistimewaan berpuasa dalam bulan Rajab, disebabkan oleh iman dan ikhlas, diuraikan secara rinci dalam kitab Durratun Nasihin sebagai berikut:
Puasa 1 hari: Akan mendapat ridha Allah.
Puasa 2 hari: Akan mendapat kemuliaan yang tidak habis disebutkan oleh penghuni langit dan bumi.
Puasa 3 hari: Akan diselamatkan dari bencana dunia dan azab akhirat, penyakit gila, kusta, dan fitnah dajjal.
Puasa 7 hari: Tujuh pintu jahannam akan ditutup untuknya.
Puasa 8 hari: Delapan pintu surga akan dibuka untuknya.
Puasa 10 hari: Segala sesuatu yang dimintanya akan Allah kabulkan.
Puasa 15 hari: Allah akan mengampuni segala dosa-dosanya yang telah lalu, dan kesalahannya akan digantikan dengan kebaikan.
Keutamaan-keutamaan ini menjelaskan bahwa berpuasa dalam bulan Rajab bukan hanya sekadar amalan rutin, tetapi juga membawa berbagai kemuliaan dan keberkahan yang luar biasa.
Ayat utama yang mengupas keutamaan bulan Rajab terdapat dalam Al-Qur'an, yaitu pada surat At-Taubah ayat 36. Ayat tersebut menegaskan:
إِنَّ عِدَّةَ الشُّهُورِ عِنْدَ اللَّهِ اثْنَا عَشَرَ شَهْرًا فِي كِتَابِ اللَّهِ يَوْمَ خَلَقَ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضَ مِنْهَا أَرْبَعَةٌ حُرُمٌ ذَلِكَ الدِّينُ الْقَيِّمُ فَلَا تَظْلِمُوا فِيهِنَّ أَنْفُسَكُمْ
“Sesungguhnya bilangan bulan pada sisi Allah adalah dua belas bulan, dalam ketetapan Allah di waktu Dia menciptakan langit dan bumi, di antaranya empat bulan haram. Itulah (ketetapan) agama yang lurus, maka janganlah kamu menganiaya diri kamu dalam bulan yang empat itu.” (Qs. At Taubah: 36)
Ayat ini menyoroti pentingnya bulan-bulan Dzulqa’dah, Dzulhijjah, Muharram, dan Rajab, dengan menekankan larangan terhadap perbuatan dosa, terutama maksiat.
Dalam menjalani bulan Rajab, umat Islam diarahkan untuk mengisi waktu dengan amalan-amalan yang mendapat keberkahan, atau yang sering disebut sebagai amalan masyru’. Berikut adalah beberapa di antaranya:
Puasa sunah, seperti puasa Senin-Kamis, Ayyamul Bidh, dan Puasa Dawud, sangat dianjurkan di bulan Rajab. Amalan ini menjadi sarana spiritual yang membawa umat Islam menuju keridhaan Allah.
Selain puasa, melibatkan diri dalam amalan-amalan saleh menjadi bagian penting dalam menjalani bulan Rajab. Perbuatan baik, bakti kepada sesama, dan pelayanan terhadap masyarakat harus dilakukan dengan tekun.
Dengan menghormati larangan Allah dan menjauhi perbuatan dosa, umat Islam menciptakan lingkungan spiritual yang bersih dan mendekatkan diri pada-Nya.
Dengan berpegang pada dalil dan amalan masyru’, umat Islam dapat memperoleh manfaat spiritual dan moral yang besar di bulan Rajab, menciptakan kesadaran akan larangan-Nya, serta meningkatkan kualitas ibadah dan kehidupan sehari-hari.
Demikianlah hikmah Puasa Rajab 10 hari. Semoga Allah mudahkan kita beribadah di Bulan Rajab.
Editor: Komaruddin Bagja