Get iNews App with new looks!
inews
Advertisement
Aa Text
Share:
Read Next : 10 Keutamaan Bulan Rajab bagi Umat Islam, Lengkap dengan Hadits
Advertisement . Scroll to see content

Hilal Tak Terlihat, LF PBNU Istikmalkan 1 Rajab 1447 H pada 22 Desember 2025

Minggu, 21 Desember 2025 - 13:07:00 WIB
Hilal Tak Terlihat, LF PBNU Istikmalkan 1 Rajab 1447 H  pada 22 Desember 2025
LF PBNU menetapkan awal Bulan Rajab 1447 H jatuh pada Senin, 22 Desember 2025. (Foto: Dok)
Advertisement . Scroll to see content

JAKARTA, iNews.id – Lembaga Falakiyah Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (LF PBNU) secara resmi mengumumkan awal Bulan Rajab 1447 H jatuh pada Senin, 22 Desember 2025 M. 

Keputusan tersebut disampaikan melalui Pengumuman Lembaga Falakiyah PBNU tentang Awal Rajab 1447 H dengan Nomor 110/PB.08/A.II.11.13/13/12/2025. Surat resmi tersebut ditandatangani oleh Ketua LF PBNU, KH Sirril Wafa, dan Sekretaris LF PBNU, H Asmui Mansur, pada Sabtu (20/12/2025). 

Penetapan ini didasari oleh kondisi hilal yang tidak teramati di seluruh wilayah Indonesia pada hari Sabtu, 29 Jumadal Akhirah 1447 H atau bertepatan dengan 20 Desember 2025 M. Berdasarkan laporan, penyelenggaraan rukyatulhilal telah dilakukan di 21 titik di seluruh Indonesia pada Sabtu Legi tersebut, namun semua lokasi melaporkan tidak melihat hilal.

"Sebagai tindak lanjutnya, maka awal bulan Rajab 1447 H bertepatan dengan Senin Pon 22 Desember 2025 M (mulai malam Senin) atas dasar istikmal (menyempurnakan bulan Jumadal Akhirah menjadi 30 hari)," bunyi poin dalam pengumuman tersebut. 

LF PBNU menyampaikan apresiasi dan terima kasih atas kontribusi serta partisipasi warga Nahdliyin dalam pelaksanaan rukyatulhilal ini. Pihak lembaga juga mengharapkan agar jajaran Lembaga Falakiyah PWNU dan PCNU se-Indonesia bertindak aktif menyebarluaskan pengumuman ini kepada warga Nahdlatul Ulama, khususnya di jajaran pengurus wilayah dan cabang masing-masing. 

Sebagai informasi teknis, data hisab menunjukkan bahwa hilal akhir Jumadal Akhirah 1447 H pada Sabtu Legi, 20 Desember 2025 M, berada pada ketinggian 3 derajat 20 menit 16 detik dengan elongasi 6 derajat 21 menit 34 detik, serta lama hilal 16 menit 57 detik. Adapun ijtimak (konjungsi) terjadi pada Sabtu pukul 08:42:58 WIB.

Perhitungan ini dilakukan menggunakan metode falak (hisab) tahqiqi tadqiki ashri kontemporer khas Nahdlatul Ulama dengan titik markaz di Gedung PBNU, Jakarta Pusat. Berdasarkan data tersebut, posisi Matahari terbenam berada di titik 23 derajat 40 menit 29 detik selatan titik barat, sementara letak hilal berada pada 27 derajat 14 menit 59 detik selatan titik barat dengan posisi miring ke selatan. 

Data tambahan menunjukkan ketinggian hilal terkecil terjadi di Jayapura, Papua, dengan tinggi mar’ie +2 derajat 07 menit. Sementara itu, tinggi hilal terbesar terpantau di Kota Bengkulu dengan tinggi mar’ie +3 derajat 15 menit, elongasi 6 derajat 26 menit, dan lama hilal di atas ufuk selama 16 menit.

Editor: Kastolani Marzuki

Follow WhatsApp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut