Get iNews App with new looks!
inews
Advertisement
Aa Text
Share:
Read Next : Kapolri Sebut Tausiah Ustaz Abdul Somad Jadi Penyemangat Moral dan Spiritual Anggota 
Advertisement . Scroll to see content
Advertisement . Scroll to see content

JAKARTA, iNews.id - Hukum amalan sholat Tahajud di bulan Ramadhan kerap menjadi perdebatan. Hal itu lantaran bulan Ramadhan memiliki ibadah sholat sunnah malam, yakni sholat Tarawih yang dilanjutkan dengan mengerjakan sholat Witir.

Kedua sholat ini biasa dikerjakan setelah sholat Isya. Beberapa orang meyakini bahwa sholat Witir dianjurkan untuk menjadi penutup sholat malam.

Sebagaimana penjelasan hadits dari Ibnu ‘Umar, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda yang berbunyi:

اجْعَلُوا آخِرَ صَلاَتِكُمْ بِاللَّيْلِ وِتْرًا

Artinya: Jadikanlah akhir shalat kalian di malam hari adalah shalat witir. (HR. Bukhari no. 998 dan Muslim no. 751).

Di sisi lain, pelaksanaan sholat Tahajud terjadi pada sepertiga malam terakhir, yang berarti dikerjakan setelah sholat Witir. Pasalnya, umat Muslim diharuskan untuk tidur terlebih dahulu sebelum menunaikan sholat Tahajud.

Di sinilah timbul pertanyaan mengenai boleh atau tidaknya mengerjakan sholat Tahajud setelah sholat Witir. Adapun penjelasannya, yang dilansir iNews.id dari berbagai sumber, Kamis (21/3/2024), adalah sebagai berikut.

Hukum Amalan Sholat Tahajud di Bulan Ramadhan

Perlu diketahui sebelumnya bahwa anjuran untuk menjadikan sholat Witir sebagai penutup sholat malam berhukum sunnah. Dengan kata lain, umat Muslim yang ingin mengerjakan sholat malam lain setelah sholat Witir, termasuk sholat Tahajud tetap diperbolehkan.

Bolehnya hal tersebut merujuk pada sebuah hadits dari ‘Aisyah, di mana ia pernah menceritakan mengenai shalat malam yang dilakukan Rasulullah.

كَانَ يُصَلِّى ثَلاَثَ عَشْرَةَ رَكْعَةً يُصَلِّى ثَمَانَ رَكَعَاتٍ ثُمَّ يُوتِرُ ثُمَّ يُصَلِّى رَكْعَتَيْنِ وَهُوَ جَالِسٌ فَإِذَا أَرَادَ أَنْ يَرْكَعَ قَامَ فَرَكَعَ ثُمَّ يُصَلِّى رَكْعَتَيْنِ بَيْنَ النِّدَاءِ وَالإِقَامَةِ مِنْ صَلاَةِ الصُّبْحِ.

Artinya: Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam biasa melaksanakan shalat 13 rakaat (dalam semalam). Beliau melaksanakan shalat 8 rakaat kemudian beliau berwitir (dengan 1 raka’at). Kemudian setelah berwitir, beliau melaksanakan shalat dua raka’at sambil duduk. Jika ingin melakukan ruku’, beliau berdiri dari ruku nya dan beliau membungkukkan badan untuk ruku’. Setelah itu di antara waktu adzan subuh dan iqomahnya, beliau melakukan shalat dua raka’at. (HR. Muslim no. 738)

Ibnul Qayyim rahimahullah menjelaskan maksud pernyataan tersebut, “Dua raka’at setelah witir itu bukti bahwa masih diperbolehkan dua rakaat setelah witir dan jika seseorang telah mengerjakan shalat witir bukan berarti tidak boleh lagi mengerjakan shalat sunnah sesudahnya. Adapun hadits soal sholat witir sebagai penutup malam bukanlah hukum wajib.”

Oleh sebab itu, umat Muslim yang sudah melaksanakan sholat Tarawih dan Witir setelah sholat Isya dapat mengerjakan sholat Tarawih sesudahnya. Namun perlu diingat bahwa seorang Muslim dilarang melakukan dua Witir dalam satu malam.

Sebagaimana hadits dari Thalq bin ‘Ali, di mana ia mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

لاَ وِتْرَانِ فِى لَيْلَةٍ

Artinya: Tidak boleh ada dua witir dalam satu malam. (HR. Tirmidzi no. 470, Abu Daud no. 1439, An Nasa-i no. 1679)

Maka jika seseorang sudah menunaikan sholat Witir usai sholat Tarawih, ia tidak diperbolehkan mengerjakannya lagi usai sholat Tahajud.


Itulah penjelasan mengenai hukum amalan Sholat Tahajud di Bulan Ramadhan. Semoga kita senantiasa dimudahkan dalam beribadah di bulan suci ini. 

Editor: Komaruddin Bagja

Follow WhatsApp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut