Hukum Bacaan Gharib, Pengertian & Contoh Dalam Alquran
JAKARTA, iNews.id - Hukum bacaan gharib dalam Alquran yaitu bacaan-bacaan yang tidak sesuai dengan kaidah bunyi dalam ilmu al-ashwat. Bacaan-bacaan tersebut dikenal dengan istilah gharib.
Gharib merupakan isim sifat dari kata “gharaba – yaghribu” yang artinya tersembunyi atau samar. Menurut ulama Qurra‟, gharib artinya sesuatu yang perlu penjelasan khusus karena samarnya pembahasan atau karena rumitnya permasalahan baik dari segi huruf, Lafal, arti maupun pemahaman yang terdapat dalam Al-Qur‟an.
Dikutip dari Buku Al-Qur'an Hadis MTs Kelas IX yang ditulis Nismatul Khoiriyah terbitan Kemenag RI, ada lima hukum bacaan gharib yang akan dikaji berikut ini antara lain: imalah, isymam, tas-hil, naql, mad/Qashr.
1. Imalah
Pengertian Imalah secara bahasa berasal dari kata Amala-Yamiilu-Imalatan. Secara istilah, Imalah adalah mencondongkan bacaan harakat fathah pada harakat kasrah sekitar dua pertiganya. Imalah secara bahasa juga berarti memiringkan bacaan harakat fathah ke arah bacaan kasrah, atau memiringkan bacaan alif ke arah ya'.
Menurut Imam Hafs, bacaan Imalah dalam Alquran hanya ada satu yaitu Surat Hud (11) ayat 41 juz 12. Pada pertengahan ayat tersebut terdapat lafal "Majraha" yang dibaca Imalah menjadi "Majreha".
وَقَالَ ارْكَبُوْا فِيْهَا بِسْمِ اللّٰهِ مَجْرٰ۪ىهَا وَمُرْسٰىهَا ۗاِنَّ رَبِّيْ لَغَفُوْرٌ رَّحِيْمٌ
Latin: Wa qoolarkabuu fiihaa bismillahi Majreeha wa mursaaha. Inna rabbii laghofuururrokhiim.
Artinya: Dan Nuh berkata:"Naiklah kamu sekalian ke dalamnya dengan menyebut nama Allah di waktu berlayar dan berlabuhnya". Sesungguhnya Rabbku benar-benar Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.
2. Isymam
Pengertian Isymam secara bahasa artinya menggabungkan, memadukan dan mencampurkan. Sedangkan secara istilah, Isymam adalah mencampurkan dhummah pada sukun dengan memoncongkan bibir.
Menurut Imam Hafs, di dalam Alquran hanya ada satu lafal Isymam yakni, لَا تَأْمَـنَّـا. Lafal Laa ta'manna terdapat dalam Surat Yusuf (12) ayat 11.
Lafal لَا تَأْمَـنَّـا juga boleh dibaca ikhtilas yaitu membaca harakat dengan samar dan cepat sehingga suaranya tinggal 2/3 harakat : لَا تَأْمَـنَّـا.
3. Tashil
Tashil secara bahasa artinya lunak. Pengertian Tashil adalah membaca antara hamzah dan alif, hamzah pertama dibaca tahqiq (jelas) dan pendek. Sedangkan hamzah kedua dibaca tashil.
Dalam qira'ah Imam Ashim riwayat Hafs hanya ada satu bacaan tashil yaitu pada QS Fushilat ayat 44 yaitu lafal ءَاَ۬عْجَمِيٌّ وَّعَرَبِيٌّ Dibaca: A'jamiyyun
Cara membacanya di tengah-tengah antara huruf hamzah dan huruf ha, sehingga lafal yang keluar tidak seperti hamzah tidak juga seperti ha, akan tetapi lafal yang keluar di tengah-tengah kedua huruf tersebut (samar).
4. Naql
Naql secara bahasa berasal dari kata naqla-yanqilu-naqlan. Artinya memindah atau menggeser.
Pengertian Naql adalah memindahkan harakat hamzah ke huruf mati sebelumnya dans etelah itu hamzahnya dibuang.
Dalam qira'ah Imam Ashim riwayat Hafs, hanya ada satu lafal Naql Terdapat pada Surat Al Hujurat ayat 11 yaitu pada kata : بِئْسَ الِاسْمُ الْفُسُوْقُ.
Cara membacanya: Bi'salismulfusuuqu. Yakni memindahkan harakat alif (kasrah) pada huruf lam yang mati.
Bacaan yang awalnya Bi'sali ismu dibaca secara Naql menjadi Bi'salismu.
5. Mad dan Qashr
Mad dan Qashr: secara bahasa berarti memanjangkan dan memendekkan. Permasalahan Mad dan Qashr timbul karena kekeliruan dalam bacaan al-Qur‟an yang di-mad-kan atau di-qashar pada kata-kata tertentu, seperti bacaan mad dibaca qashar atau sebaliknya.
Berikut contoh bacaan mad:
Contoh Hukum Bacaan Qashr:
Wallahu A'lam
Editor: Kastolani Marzuki