6 Huruf Hijaiyah yang Tidak Bisa Disambung, Apa Saja?
JAKARTA, iNews.id - Ada 6 huruf hijaiyah yang tidak bisa disambung dengan huruf setelahnya dalam penulisan Arab. Apa saja huruf hijaiyah yang tidak bisa disambung?
Mengetahui huruf hijaiyah merupakan salah satu kunci utama bisa membaca Al Quran, termasuk dalam menulis huruf Arab maupun kaligrafi.
Jumlah huruf hijaiyah ada 30. Hijaiyah berasal dari kata haja, yuhajuu hijaa an (هَجَا- يَهْجُوْ- هِجَاءً ), yang berarti ejaan. Yakni, ejaan huruf Arab sebagai bahasa asli Al Quran.
Allah SWT berfirman:
اِنَّآ اَنْزَلْنٰهُ قُرْاٰنًا عَرَبِيًّا لَّعَلَّكُمْ تَعْقِلُوْنَ
Artinya: Sesungguhnya Kami menurunkannya berupa Alquran dengan berbahasa Arab, agar kamu memahaminya". (QS. Surat Yusuf: 2)
Ibnu Katsir menerangkan maksud ayat tersebut yakni bahasa Arab adalah bahasa yang paling jelas, paling terang, paling luas, dan paling banyak perbendaharaan kata-katanya untuk mengungkapkan berbagai pengertian guna meluruskan jiwa manusia.
Karena itulah Allah menurunkan Kitab-Nya yang paling mulia dengan bahasa yang paling mulia di antara bahasa-bahasa lainnya yang disampaikan-Nya kepada rasul yang paling mulia melalui perantaraan malaikat yang paling mulia.
Dikutip dari Buku Al Quran dan hadis Kelas II MI, dalam penulisan Arab, huruf-huruf hijaiyah ada yang mengalami perubahan baik di awal, tengah maupun akhir. Ada juga yang tidak mengalmi perubahan sama sekali.
1. ا : Alif a
2. د: Dal
3. ذ : Dzal
4. ر : Ra
5. ز : Za
6. و: Wawu
1. ب : Ba
2. ت : Ta
3. ث : Tsa
4. ج : Jim
5. ح: Ha
6. خ: Kha
7. س : Sin
8. ش : Syin
9. ص : Shad
10. ض: Dhad
11. ط : Tha
12. ظ : Zha
13. ع: ‘Ain
14. غ: Ghain
15. ف : Fa
16. ق : Qaf
17. ك : Kaf
18. ل: Lam
19. م : Mim
20. ن : Nun
21. ها: Ha
22. ي: Ya.
Huruf Hijaiyah yang tidak bisa disambung dengan huruf sebelum maupun sesudahnya, yaitu ء: Hamzah
Direktur Rumah Fiqih Indonesia, Ustadz Ahmad Sarwat dalam bukunya Ilmu Dhabt terbitan Rumah Fiqih Publishing menjelaskan, Al-Quran Al-Karim sudah ditulis sejak diturunkan di masa kenabian selama rentang waktu 23 tahun.
Aksara Arab bagi banyak bangsa di luar Arab sangat unik. Berbeda dengan umumnya aksara latin yang penulisannya dari kiri ke kanan, aksara Arab itu tulisannya dari kanan ke kiri.
Bentuk huruf hijaiyah di masa kenabian masih belum ada titiknya, sehingga tidak bisa dibedakan mana huruf ba’, ta’, tsa’ atau pun ya’.
Para ulama yang konsen pada penulisan Al Quran kemudian mencoba memberikan tanda baca yang tujuannya untuk mengikat atau dhabth, biar orang ajam tidak keliru dan meleset ketika membaca.
Yang mula-mula dianggap memprakarasi penggunaan tanda baca dalam fungsi sebagai naqthul i’rab adalah Abu Aswad Ad-Duali (w. 69 H).
Menurut sebagian penelitian, hal itu dilakukan atas perintah dari Ziyad bin Abi Ziyad (w. 53 H), gubernur Bashrah di masa Khalifah Mu’awiyah bin Abi Sufyan (w. 60 H).
Demikian tadi pembahasan mengenai huruf hijaiyah yang tidak bisa disambung dan bisa dirangkai dengan huruf sebelum maupun sesudahnya.
Wallahu A'lam
Editor: Kastolani Marzuki