Get iNews App with new looks!
inews
Advertisement
Aa Text
Share:
Read Next : PP Muhammadiyah dan PBNU Dukung Usulan Soeharto sebagai Pahlawan Nasional
Advertisement . Scroll to see content

Istikmalkan Syaban, Nahdlatul Ulama Tetapkan 1 Ramadhan Minggu 3 April 2022

Jumat, 01 April 2022 - 22:35:00 WIB
Istikmalkan Syaban, Nahdlatul Ulama Tetapkan 1 Ramadhan Minggu 3 April 2022
Menara Al Husna Masjid Agung Jawa Tengah menjadi salah satu lokasi pengamatan bulan (rukyatul hilal). (IST)
Advertisement . Scroll to see content

JAKARTA, iNews.id - Nahdlatul Ulama memutuskan untuk menggenapkan atau istikmal bulan Syaban 30 hari karena hilal tidak terlihat.

Dengan demikian, Nahdlatul Ulama menetapkan awal puasa 1 Ramadan 2022 / 1443 H jatuh pada Minggu, 3 April 2022.

"Jika hilal tidak terlihat, otomatis bulan Sya'ban akan digenapkan menjadi 30 hari atau dalam bahasa Fiqih disebut istikmal. Dengan begitu, awal Ramadan 1443 H bisa jatuh bertepatan dengan Ahad, 3 April 2022. Sementara Sabtu, 2 April 2022, masih terhitung tanggal 30 Sya'ban 1443," kata Ketua Umum PBNU, Yahya Cholil Staquf, yang disiarkan secara daring melalui YouTube TVNU, Jumat (1/4/2022).

Dengan demikian, kata Gus Yahya, PBNU mengikhbarkan atau memberitahukan bahwa awal bulan Ramadan 1443 H jatuh pada hari Ahad tanggal 3 April 2022.

Sebelumnya dalam Surat Instruksi Nomor 012/LF-PBNU/III/2022 yang ditandatangani Ketua dan Sekretaris Lembaga Falakiyah (LF) PBNU KH Sirril Wafa dan H Asmui Mansur, Kamis (31/3/2022) memperkirakan awal Ramadan 1443 H jatuh Minggu, 3 April 2022.

LF PBNU merilis hasil perhitungan (hisab) ketinggian bulan pada akhir Sya'ban 1443 H ketinggian hilal 2 derajat lebih 4 menit dan 3 derajat 4 menit, maka hilal akan sulit dirukyat. Terlebih umur bulan yang belum mencapai 8 jam..

Arti Istikmal

Ustaz Ahmad Zarkasih Lc dalam bukunya Bekal Ramadhan menjelaskan, untuk menentukan awal Ramadhan, ulama menetapkan dengan dua cara yakni dengan metode rukyat atau biasa dengan sebutan yang lebih lengkap rukyatul Hilal, juga dengan cara melengkapi bilangan Sya’ban menjadi 30 hari.

1.Metode Rukyat

Rukyat berarti melihat dengan mata, dan hilal yang berarti bulan sabit. Disebut bulan sabit karena yang dilihat adalah keberadaan bulan di awal yang bentuknya masih sabit, belum terlihat bulat dari bumi.

Penentuan awal bulan Ramadhan adalah jika hilal sudah terlihat di tanggal 29 Sya’ban, sesaat setelah terbenamnya matahari.
Melakukan rukyatul hilal adalah cara yang disyariatkan di dalam agama dan diperintahkan oleh Rasulullah SAW. Sebagaimana sabda Nabi SAW:

صوموا لرؤيته ـ أي الهلال ـ وأفطروا لرؤيته، فإن غم عليكم فاقدروا له

“Berpuasalah kalian dengan meliaht (bulan) dan berbukalah (berlebaran) dengan melihat bulan, jika terhalang oleh kalian melihat bulan maka taqdirkanlah.”

2. Istikmal

Istikmal adalah menggenapkan hitungan bulan menjadi 30 hari, pada saat hilal tidak nampak di tanggal 29 Sya’ban itu.
Ini diambil jika memang kondisi langit ketika itu tidak memungkinkan untuk kita melihat hilal. Entah karena awan gelap, cuaca mendung atau bahkan hujan lebat. Maka, yang dilakukan ketika itu adalah melengkapi bilangan bulan sya’ban sebanyak 30 hari. Nabi SAW telah bersabda soal ini: "Bila tidak nampak olehmu, maka sempurnakan hitungan Sya‘ban menjadi 30 hari.” (HR. Bukhari dan Muslim).

Dalam hadits lain disebutkan sebagai berikut:

“Berpuasalah kamu dengan melihat hilal dan berbukalah kamu dengan melihatnya juga. Tetapi bila ada awan yang menghalangi, maka genapkanlah hitungan dan janganlah menyambut bulan baru.” (HR. An-Nasa’i dan Al-Hakim)

Jadi bulan Sya'ban digenapkan bilangannya menjadi 30 hari. Dan inilah pendapat kebanyakan para ulama (jumhur) sepanjang masa.

Editor: Kastolani Marzuki

Follow WhatsApp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut