Khutbah Jumat Awal Muharram Keutamaan Asyura
JAKARTA, iNews.id - Khutbah Jumat awal Muharram membahas tentang keutamaan hari Asyura atau tanggal 10 Muharram. Banyak peristiwa penting yang dialami para nabi di Hari Asyura. Di antaranya diterima taubatnya Nabi Adam alaihisalam (as), berlabuhnya kapal Nabi Nuh as di Bukit Al Judi dan diselamatkannya Nabi Musa as dari kejaran Fir'aun di Laut Merah.
Karena itu, Muslim dianjurkan untuk membaca dzikir dan doa sebagai ungkapan rasa syukur kepada Allah SWT di hari yang mulia itu.
Berikut khutbah Jumat awal Muharram tentang keutamaan Asyura yang ditulis Ustadz Dr Asyhari Masduki (LDNU Kediri) dikutip dari laman dakwahnu.id:
Khutbah I
الحَمْدُ للهِ رَبِّ الْكَائِنَات، المُنَزَّهِ عَنِ الْحُدُوْدِ وَاْلغَايَات، وَاْلأَرْكَانِ وَاْلأَعْضَاءِ وَاْلأَدَوَاتِ، وَلاَ تَحْوِيْهِ اْلجِهَاتُ السِّتُّ كَسَائِرِ اْلمُبْتَدَعَاتِ، وَمَنْ وَّصَفَ اللهَ بِمَعْنًى مِنْ مَعَانِي اْلبَشَرِ فَقَدْ كَفَرَ. وَالصَّلاَةُ وَالسَّلاَمُ عَلَى خَيْرِ اْلكَائِنَاتِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى سَائِرِ إِخْوَانِهِ النَّبِيِّيْنَ اْلمُؤَيَّدِيْنَ بِالْمُعْجِزَاتِ اْلبَاهِرَاتِ، فَبِعَصَا مُوْسَى انْفَلَقَ اْلبَحْرُ وَبِدُعَاءِ نُوْحٍ نَزَلَ اْلمَطَرُ وَلِمُحَمَّدٍ شَهِدَ الشَّجَرُ وَاْلحَجَرُ وَانْشَقَّ اْلقَمَرُ.
أَمَّا بَعْدُ فَيَا عِبَادَ اللهِ أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِيْ بِتَقْوَى اللهِ اْلعَلِيِّ اْلعَظِيْمِ فَقَدْ قَالَ اللهُ تَعَالَى: ( يَاأَيَّهَا اَّلذِيْنَ آمَنُوْا اتَّقُوا اللهَ وَلْتَنْظُرْ نَفْسٌ مَّا قَدَّمَتْ لِغَدٍ).
Ma’asyiral muslimin rahimakumullah
Marilah kita memperkuat keimanan kita dengan taqwa, senantiasa berusaha menjalankan perintah-perintah Allah dan meninggalkan larangan-larangan Allah di manapun dan kapanpun kita berada.
Ma’asyiral muslimin rahimakumullah
Selain peristiwa hijrah, pada bulan Muharram, kita juga dingatkan pada sebuah hari yang disebut dengan Asyura (hari tanggal 10 Muharram). Hari Asyura adalah salah satu hari terbaik di antara hari-hari baik dalam kalender Hijriyyah. Banyak peristiwa dan kejadian bersejarah terjadi pada hari Asyura:
Pada hari Asyura Allah menerima taubat nabi Adam alaihissalam dari dosa yang dilakukannya. Yaitu dosa kecil yang tidak mengandung unsur kerendahan jiwa pelakunya, bukan dosa kecil yang mengandung unsur kehinaan jiwa pelakunya, bukan dosa besar apalagi kekufuran dan kesyirikan. Karena Ahlussunnah wal Jama’ah berkeyakinan bahwa para nabi maksum (dijaga) dari kufur, dosa besar dan dosa kecil yang mengandung kehinaan jiwa pelakunya, baik sebelum diangkat menjadi nabi maupun setelah menjadi nabi.
Pada hari Asyura Allah ta’aala menyelamatkan Musa alaihissalam dan para pengikutnya dari tenggelam di laut, sebaliknya menenggelamkan Fir’aun dan bala tentaranya di laut.
Pada hari Asyura Allah menyelamatkan perahu Nabi Nuh alayhissalam dan orang-orang mukmin yang mengikutinya. Perahu itu berlabuh di sebuah gunung di Irak yang bernama “al-Judi” setelah berada di atas air bah selama 150 hari.
Pada hari Asyura, al Husain bin Ali radliyallahu anhu cucu Rasulullah gugur syahid di tangan orang-orang yang dzalim, peristiwa memilukan ini terjadi pada hari Jum’at 10 Muharram tahun 61 Hijriyyah.
Kejadian ini sangat memilukan, menyedihkan dan merupakan musibah yang sangat besar bagi kaum muslimin. Beliau adalah putra Ali dan Fatimah rodliyallahu anhuma cucu Rasulullah yang sangat mirip dengan beliau baik fisik maupun akhlaknya. Al-Husain bin Ali adalah seorang pemimpin yang sholeh, bertaqwa, wara’ dan zahid.
Mengenai keutamaan beliau dan saudaranya (al-Hasan bin Ali) Rasulullah shallallahu ‘alayhi wasallam bersabda:
الحَسَنُ وَالْحُسَيْنُ سَيِّدَا شَبَابِ الْجَنَّةِ
Maknanya: “al-Hasan dan al-Husain adalah sayyid (pemimpin) para pemuda di surga”. (HR. Tirmidzi).
Ma’asyiral muslimin rahimakumullah
Pada hari Asyura umat Islam disunnahkan untuk berpuasa. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
إِنَّ هَذَا اْليَوْمَ يَوْمُ عَاشُوْرَاءَ لمْ يَكْتُبِ اللهُ عَلَيْكُمْ صِيَامَهُ فَمَنْ شَاءَ فَلْيَصُمْهُ وَمَنْ شَاءَ فَلْيُفْطِرْ
Maknanya: “hari ini adalah hari ‘Asyura, Allah tidak mewajibkan kalian berpuasa, barang siapa berkehendak untuk berpuasa maka berpuasalah dan barangsiapa tidak berkehendak maka berbukalah (tidak berpuasa)”. (HR. al-Bukhari & Muslim).
Kesunnahan puasa Asyura juga ditunjukkan oleh sebuah haidts dalam Shahih Muslim dari Ibn Abbas –rodliyallahu ‘anhu-, beliau barkata: “Sewaktu Rasulullah shollallahu ‘alaihi wasallam tiba di kota Madinah beliau menyaksikan orang-orang Yahudi sedang berpuasa pada hari ‘Asyura, kemudian mereka ditanya tentang hal itu (puasa ‘Asyura), lalu mereka menjawab: “Pada hari ini Allah memberi kemenangan pada Musa alaihissalam dan bani Israil atas Fir’aun, maka kami berpuasa untuk mengagungkannya”.
Kemudian Rasulullah shollallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
نَحْنُ أَوْلَى بِمُوْسَى مِنْكُمْ
Maknanya: “Kami lebih berhak (ikut) dengan Musa dari kalian”.
Selanjutnya Rasulullah memerintahkan berpuasa pada hari itu (‘Asyura).
Ma’asyiral muslimin rahimakumullah
Puasa Asyura mempunyai beberapa keutamaan tersendiri, di antaranya:
Pertama; puasa bulan Muharram (termasuk Asyura’) adalah puasa paling mulia setelah puasa Ramadlan. Hal itu dapat difahami dari sabda Rasulullah shollallahu ‘alaihi wasallam:
أَفْضَلُ الصِّيَامِ بَعْدَ رَمَضَانَ شَهْرُ اللهِ اْلمحَرَّمُ وَأَفْضَلُ الصَّلَاةِ بَعْدَ اْلفَرِيْضَةِ صَلَاةُ الَّليْلِ
Maknanya: “ Puasa yang paling utama setelah puasa Ramadlan adalah puasa di bulan Allah; Muharram, dan shalat yang paling utama setelah sholat fardlu adalah sholat malam”. (HR. Muslim).
Kedua; Puasa Asyura dapat menghapus dosa satu tahun yang telah lalu. Rasulullah shollallahu ‘alaihi wasallam ketika ditanya mengenai puasa di hari ‘Asyura bersabda:
يُكَفِّرُ السَّنَةَ اْلماَضِيَةَ
Maknanya: “ia (puasa ‘Asyura) menghapus (dosa) tahun yang lalu” (HR. Muslim).
Ma’asyiral muslimin rahimakumullah
Selain pada hari kesepuluh bulan Muharram, juga disunnahkan berpuasa pada hari sebelumnya yaitu pada tanggal 9 Muharram atau yang juga disebut dengan hari Tasu’a. Hal ini ditunjukkan oleh sabda Rasulullah shollallahu ‘alaihi wasallam yang berbunyi:
لَئِنْ بَقِيْتُ إِلَى قَابِلٍ لَأَصُوْمَنَّ التَّاسِعَ
Maknanya: “jika pada tahun depan aku masih hidup, sungguh aku akan berpuasa pada tanggal sembilan (Muharram)”. (HR. Muslim).
Namun ternyata Rasulullah telah wafat sebelum sempat berpuasa Tasu’a.
Ma’asyiral muslimin rahimakumullah
Di antara faidah yang yang bisa kita ambil dari di sunnahkannya puasa pada hari Asyura bahwa disunnahkannya Puasa Asyura menunjukkan dibolehkannya bersyukur atas nikmat yang diberikan Allah atau bala’ yang dijauhkan-Nya pada hari tertentu, sehingga setiap tahun pada hari yang sama bisa diulang kembali aktifitas bersyukur tersebut dengan melakukan sedekahan dan semacamnya.
Ini juga menjadi dalil tambahan bagi umat Islam Ahlussunnah Wal Jama’ah atas bolehnya peringatan maulid Nabi pada setiap tahun pada bulan Rabi’ul Awwal. Karena umat Islam melakukan hal itu sebagai bentuk rasa syukur mereka kepada Allah atas nikmat terbesar yang Allah berikan, yaitu berupa terlahirnya makhluk termulia, pemimpin para nabi dan Rasul, sayyidina Muhammad shallallahu ‘alahi wasallam.
Ma’asyiral muslimin rahimakumullah
Selain berpuasa pada hari Asyura dianjurkan untuk melapangkan nafkah keluarga; anak dan Istri. Rasulullah shallallahu ‘alayhi wasallam bersabda:
مَنْ وَسَّعَ عَلَى عِيَالِهِ فِي يَوْمِ عَاشُوْرَاءِ وَسَّعَ اللهُ عَلَيْهِ السَّنَةَ كُلَّهَا
Maknanya: Barang siapa yang melapangkan nafkah kepada keluarganya di hari Asyura, maka Allah akan melapangkan rizki baginya selama setahun. (HR al Thabarani, al Baihaqi).
Sebagian ulama memperluas makna ‘iyal dalam hadits di atas pada orang-orang fakir, termasuk anak-anak yatim. Sehingga pada hari A syura’ umat Islam mentradisikan santunan untuk anak Yatim, dan tentu ini tradisi yang sangat mulia dan perlu dilanjutkan dan dikembangkan.
إِنَّ أَحْسَنَ اْلكَلاَمِ كَلاَمُ اللهِ اْلمَلِكِ اْلعَلاَّمِ .وَاللهُ سُبْحَانَهُ وَتَعَالَى يَقُوْلُ وَبِقَوْلِهِ يَهْتَدِىْ اْلمُهْتَدُوْنَ وَإِذَا قُرِئَ الْقُرْآنُ فَاسْتَمِعُوا لَهُ وَأَنْصِتُوا لَعَلَّكُمْ تُرْحَمُونَ , اَعُوذُ بِاللهِ من الشيطَان الَرجيم يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَقُولُوا قَوْلًا سَدِيدًا، يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ ۗ وَمَن يُطِعِ اللَّهَ وَرَسُولَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيمًا
بَاَرَك اللهُ لي ولَكُمْ فىِ اْلْقُرْأَنِ اْلْعَظِيْمِ ونَفَعِني وإِيَاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ اْلأَيَاتِ وَالذِّكْرِ اْلحَكِيْمِ، أَقُوْلُ قَوْلِيْ وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ لِيْ وِلَكُمْ وِلِجَمِيْعِ اْلمُسْلِمِيْنَ فَاسْتَغْفِرُوْهُ إِنَّهُ هُوُ اْلغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ.
Wallahu A'lam
Editor: Kastolani Marzuki