Khutbah Jumat: Keistimewaan 10 Hari Pertama Bulan Dzulhijjah
JAKARTA, iNews.id - Khutbah Jumat kali ini mengupas keutamaan 10 hari pertama Bulan Dzulhijjah. Dalam kalender Islam, dari 12 bulan hijriah empat di antaranya merupakan bulan haram atau bulan yang dimuliakan Allah SWT.
Satu dari empat bulan haram yang dimuliakan Allah SWT itu adalah Bulan Dzulhijjah yang tahun ini jatuh bertepatan pada hari Minggu, 11 Juli 2021.
Diriwayatkan Imam Ahmad bahwa Nabi Muhammad SAW berkhotbah dalam haji wada. Nabi SAW kemudian bersabda:
الزَّمَانُ قَدِ اسْتَدَارَ كَهَيْئَتِهِ يَوْمَ خَلَقَ السَّمَوَاتِ وَالأَرْضَ ، السَّنَةُ اثْنَا عَشَرَ شَهْرًا ، مِنْهَا أَرْبَعَةٌ حُرُمٌ ، ثَلاَثَةٌ مُتَوَالِيَاتٌ ذُو الْقَعْدَةِ وَذُو الْحِجَّةِ وَالْمُحَرَّمُ ، وَرَجَبُ مُضَرَ الَّذِى بَيْنَ جُمَادَى وَشَعْبَانَ
"Ingatlah, sesungguhnya zaman telah berputar seperti keadaannya sejak hari Allah menciptakan langit dan bumi. Satu tahun terdiri atas dua belas bulan, empat bulan di antaranya adalah bulan-bulan haram (suci); tiga di antaranya berturut-turut, yaitu Dzulqa' dah, Dzul Hijjah, dan Muharram; yang lainnya ialah Rajab Mudar, yang terletak di antara bulan Jumada (Jumadil Akhir) dan Sya’ban".
Karena itu, umat Islam perlu mempersiapkan sejak dini menyambut kemuliaan Bulan Dzulhijjah terutama di 10 hari pertama bulan ini.
Berikut naskah khutbah Jumat tentang keistimewaan 10 hari awal Bulan Dzulhijjah yang ditulis oleh Sekertaris LD PBNU Dosen UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Dr KH Moch Bukhori Muslim, Lc, MA dikutip dari laman dakwahnu.id:
الحَمْدُ لله الوَاحِدِ القَهَّارِ العَظِيْمِ الجّبَّارِ العَالِمِ بِمَا فِى الضَّمَائِرِ وَ خَفِيِّ الأَسْرَارِ. أَحْمَدُهُ سُبْحَانَهُ وَتَعَالَى عَلَى النِّعَمِ تَوَلَّى كَالأَمْطَارِ وَ أَشْكُرُهُ شُكْرَ عِبَادِهِ الأَخْيَارِ. وَ أَشْهَدُ أَنَّ لاَ اِلهَ الَّا اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ الكَرِيْمُ الغَفَّارُ وَ أَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ المصْطَفَى المخْتَارُ. اللّهُمَّ صَلِّ وَ سَلِّمْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى الِهِ وَصَحْبِهِ، صَلاَةً وَسَلاَمًا دَائِمَيْنِ مُتَلاَزِمَيْنِ مَا دَامَ اللَّيْل وَ النَّهَار. أَمَّا بَعْدُ: فَيَا عِبَادَ الله، اتَّقُوا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَ لَا تَمُوْتُنَّ إِلَّا وَ أَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ. قال الله تعالى فى القرآن الكريم : يَا أَيُّهَا الَّذِيْنَ ءَامَنُوا اتَّقُوا اللهَ وَقُوْلُوْا قَوْلاً سَدِيْدًا. يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوْبَكُمْ وَمَنْ يُطِعِ اللهَ وَرَسُوْلَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيْمًا.
Saudara-saudara yang dimuliakan Allah SWT.
Allah SWT berfirman dalam surat al fajr:
وَالْفَجْر- وَلَيَالٍ عَشْرٍ
“Demi fajar,….demi malam yang sepuluh”
Mari kita merenungkan kembali firman Allah SWT pada dua ayat surat Al-Fajr dia atas.
Allah SWT bersumpah dengan waktu fajar dan malam-malam yang sepuluh. Dalam kajian fikih, ada bab tentang sumpah. Maka ada beberapa hukum terkait sumpah tersebut. Apabila seseorang melakukan sumpah maka tidak boleh bersumpah kecuali menggunakan nama-nama Allah SWT. Jadi manusia tidak boleh bersumpah dengan selain nama Allah SWT. Sebagaimana hadis Rasulullah SAW:
رَسُولَ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- يَقُولُ « مَنْ حَلَفَ بِغَيْرِ اللَّهِ فَقَدْ أَشْرَكَ
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Barang siapa yang bersumpah dengan selain Allah maka dia telah melakukan kesyirikan” (HR Abu Daud).
Penggunaan sumpah harus untuk tujuan dan kepentingan yang baik. Manusia tidak boleh menggunakan sumpah untuk urusan sepele dan urusan yang remeh. Karena sumpah itu merupakan sebuah ibadah. Sedangkan orang beriman tidak boleh meremehkan ibadah.
Saudaraku…
Adapun ketika Allah SWT bersumpah, maka boleh saja menggunakan makhuk-Nya. Karena pada hakekatnya semua apa yang ada di dunia ini adalah milik Allah SWT. Maka Allah SWT berhak dan berkuasa untuk menggunakan makhluknya sebagai sumpah.
Ketika sesuatu dijadikan sumpah oleh Allah SWT, maka hal itu menunjukkan betapa penting dan urgent hal itu. Ketika Allah SWT bersumpah dengan ‘Waktu Fajar’, maka mengandung makna, bahwa waktu fajar memiliki keutamaan yang sangat luar biasa. Keutamaan waktu fajar dijelas dalam banyak ayat dan hadis, setidaknya ada 17 dalil dari ayat maupun hadis yang menjelaskan keutamaan waktu fajar.
Di antaranya bahwa orang yang mengerjakan dua rakaat shalat fajar maka nilainya adalah lebih baik dari dunai dan isinya, orang yang shalat fajar akan selamat dari api neraka, orang yang beribadah waktu fajar maka kehidupannya akan dijamin, waktu fajar adalah waktu yang paling afdhal untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT dll.
Maka seyogianya kita bersemangat untuk menghadap Allah ketika memasukai waktu fajar, jangan remehkan dan jangan sia-siakan waktu fajar. Karena waktu fajar dijadikan sebagai sumpah oleh Allah SWT.
Saudaraku….
Ayat kedua, Allah SWT menggunakan ‘Malam-malam yang Sepuluh’ sebagai sumpah. Maka hal itu menunjukkan betapa agung dan mulainya sepuluh malam tersebut. Jika merujuk kepada hadis yang diriwayatkan dari Imam Bukhari, bahwa Rasulullah SAW bersabda:
مَا مِنْ أَيَّامٍ اَلْعَمَلُ الصَّالِحُ فِيْهَا أَحَبُّ إِلَى اللهِ عَزَّ وَجَلَّ مِنْ هَذِهِ الأَيَّامِ، يَعْنِيْ أَيَّامَ الْعَشْرِ. قَالُوْا: يَا رَسُوْلَ اللهِ، وَلاَ الْجِهَادُ فِيْ سَبِيْلِ اللهِ؟ قَالَ: وَلاَ الْجِهَادُ فِيْ سَبِيْلِ اللهِ، إِلاَّ رَجُلٌ خَرَجَ بِنَفْسِهِ وَمَالِهِ فَلَمْ يَرْجِعْ مِنْ ذَلِكَ بِشَيْءٍ.
“Tidak ada hari dimana suatu amal shalih lebih dicintai Allah SWT melebihi amal shalih yang dilakukan di hari-hari ini (yakni sepuluh hari pertama Dzulhijjah)“. Para sahabat bertanya, “Wahai Rasulullah, termasuk lebih utama dari jihad di jalan Allah?” Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Termasuk lebih utama dibanding jihad di jalan Allah, kecuali orang yang keluar dengan jiwa dan hartanya (ke medan jihad) dan tidak ada satu pun yang kembali (ia mati syahid)”.
Mayoritas ulama berpendapat bahwa yang dimaksud sepuluh malam tersebut adalah sepuluh hari pertama di awal bulan dzulhijjah.
Berdasarkan ayat dan hadis di atas, maka pada supuluh hari di awal bulan dzulhijjah memiliki keistimewaan yang luar biasa. sehingga, para ulama sangat menganjurkan untuk memperbanyak amal shaleh. Seperti, dzikir; takbir, tahmid, tasbih, baca al-Qur’an, memperbanyak shalat sunat, memperbanyak sedekah dan lain-lain. Dan diantara kesunahan yang dianjurkan Rasulullah SAW bagi orang yang sudah berniat qurban, maka tidak memotong kuku dan rambut sampai hari idul qurban. Imam Nawawi berpendapat bahwa larangan memotong kuku dan rambut tersebut agar kiranya bagi orang yang sudah niat berqurban akan mendapatkan paha yang lebih sempurna dan akan mendapat ampunan terhadap seluruh anggota tubuhnya tanpa di potong sedikit pun.
Saudaraku…
Dalam kondisi wabah covid 19 yang sedang melanda, bertepatan dengan sepuluh hari yang dimuliakan Allah SWT, maka alangkah baiknya kita meningkatkan kepedulian kita terhadap kaum lemah.
Di mana saat ini ekonomi mulai sulit, banyak orang di PHK dan semakin banyak pula pengangguran yang mengakibatkan jumlah orang miskin bertambah. Maka pada bulan Qurban ini, kita juga sebaiknya meningkatkan pengorbanan kita dengan mengorbankan apa yang kita punya untuk mendekat kepada Allah SWT dengan memperhatikan kaum lemah.
Semoga dosa-dosa kita diampuni dan semoga wabah ini segera diangkat dan dibersihkan oleh Allah SWT.
بارك الله لي و لكم في القرآن العظيم ونفعني وإياكم بما فيه من الآيات و الذكر الحكيم، وتقبل مني و منكم تلاوته إنه هو السميع العليم. أقول قولي هذا و أستغفر الله العظيم لي و لكم و لسائر المسلمين و المسلمات و المؤمنين و المؤمنات، فاستغفروه فيا فوز المستغفرين و يا نجاة التائبين
Wallahu A'lam.
Editor: Kastolani Marzuki