Get iNews App with new looks!
inews
Advertisement
Aa Text
Share:
Read Next : Kisah Nabi Sam'un Al Ghazi di Balik Malam Lailatul Qadar yang Penuh Kemuliaan
Advertisement . Scroll to see content

Kultum Ramadhan Singkat 1 Menit: Menjemput Malam Lailatul Qadar 

Senin, 25 Maret 2024 - 15:54:00 WIB
Kultum Ramadhan Singkat 1 Menit: Menjemput Malam Lailatul Qadar 
Kultum Ramadhan Singkat 1 Menit (Foto: Istimewa)
Advertisement . Scroll to see content

JAKARTA, iNews.id -  Kultum Ramadhan singkat 1 menit berikut ini dapat menjadi referensi Anda dalam berdakwah. Di bulan suci Ramadhan, kita disunnahkan menjalankan berbagai amalan. 

Salah satunya berdakwah atau menyebarkan ajaran Islam dengan cara berceramah. Apalagi momen-momen buka bersama, biasanya kerap membutuhkan siraman rohani untuk menambah keimanan kita. 

Oleh sebab itu, mari kita simak kultum Ramadhan singkat 1 menit yang telah dilansir iNews.id dari berbagai sumber;

Kultum Ramadhan Singkat 1 Menit

Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh,

بِسْمِ اللهِ الرَّحْمَـٰنِ الرَّحِيمِ
Innalhamdalillah, nahmaduhu wa nasta'inuhu wa nastaghfiruhu wa na'udhu billahi min shururi anfusina wa min sayyati a'malina. Man yahdihillahu fala mudillala, wa man yudlil falahaadiyala. Wa asyhadu an laa ilaaha illallah wahdahu laa syarika lah, wa asyhadu anna Muhammadan 'abduhu wa rasuluh.

Alhamdulillah, kita telah memasuki sepuluh hari terakhir Ramadhan, periode istimewa yang diliputi limpahan rahmat dan ampunan Allah SWT. Di antara malam-malam yang penuh berkah di periode ini, terdapat Malam Lailatul Qadar, malam yang nilainya lebih baik dari seribu bulan.
Allah Azza Wa Jalla berfirman dalam Surat Al Qadr ayat 1-5:


اِنَّآ اَنْزَلْنٰهُ فِيْ لَيْلَةِ الْقَدْرِ ۝١


innâ anzalnâhu fî lailatil-qadr
Sesungguhnya Kami telah menurunkannya (Al-Qur’an) pada Lailatulqadar.


وَمَآ اَدْرٰىكَ مَا لَيْلَةُ الْقَدْرِۗ ۝٢


wa mâ adrâka mâ lailatul-qadr
Tahukah kamu apakah Lailatulqadar itu?


لَيْلَةُ الْقَدْرِ ەۙ خَيْرٌ مِّنْ اَلْفِ شَهْرٍۗ ۝٣


lailatul-qadri khairum min alfi syahr
Lailatulqadar itu lebih baik daripada seribu bulan.


تَنَزَّلُ الْمَلٰۤىِٕكَةُ وَالرُّوْحُ فِيْهَا بِاِذْنِ رَبِّهِمْۚ مِنْ كُلِّ اَمْرٍۛ ۝٤


tanazzalul-malâ'ikatu war-rûḫu fîhâ bi'idzni rabbihim, ming kulli amr
Pada malam itu turun para malaikat dan Rūḥ (Jibril) dengan izin Tuhannya untuk mengatur semua urusan.


سَلٰمٌۛ هِيَ حَتّٰى مَطْلَعِ الْفَجْرِࣖ ۝٥


salâmun hiya ḫattâ mathla‘il-fajr
Sejahteralah (malam) itu sampai terbit fajar.

Rasulullah SAW bersabda, "Barangsiapa yang shalat malam Lailatul Qadar dengan penuh keimanan dan pengharapan pahala dari Allah, niscaya diampuni dosa-dosanya yang telah lalu." (HR. Bukhari dan Muslim


Mencari Malam Lailatul Qadar:

Lailatul qadar dicari pada malam ganjil dari sepuluh hari terakhir dari bulan Ramadhan. Dari Abu Sa’id Al-Khudri radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,


فَالْتَمِسُوهَا فِي الْعَشْرِ الْأَوَاخِرِ وَالْتَمِسُوهَا فِي كُلِّ وِتْرٍ


“Carilah lailatul qadar pada sepuluh hari terakhir Ramadhan, carilah pada malam-malam ganjil.” (HR. Bukhari, no. 2027 dan Muslim, no. 1167)
Oleh karena itu, marilah kita manfaatkan sepuluh hari terakhir Ramadhan ini dengan sebaik-baiknya. Perbanyaklah ibadah, seperti shalat malam, tadarus Al-Quran, dan sedekah.

Amalan Malam Lailatul Qadar


1. Menyemangati ibadah selama sepuluh hari terakhir Ramadhan


Kita disunnahkan menghidupkan malam-malam tersebut dan membangunkan keluarga untuk beribadah. Salah satu amalan yang dianjurkan adalah membaca Al-Qur'an dan dzikir.


Dari ‘Aisyah radhiyallahu ‘anha, ia berkata,


كَانَ رَسُولُ اَللَّهِ – صلى الله عليه وسلم – إِذَا دَخَلَ اَلْعَشْرُ -أَيْ: اَلْعَشْرُ اَلْأَخِيرُ مِنْ رَمَضَانَ- شَدَّ مِئْزَرَهُ, وَأَحْيَا لَيْلَهُ, وَأَيْقَظَ أَهْلَهُ –


“Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam biasa ketika memasuki sepuluh hari terakhir dari bulan Ramadhan, beliau kencangkan sarungnya (bersungguh-sungguh dalam ibadah dengan meninggalkan istri-istrinya), menghidupkan malam-malam tersebut dengan ibadah, dan membangunkan keluarganya untuk beribadah.” (HR. Bukhari, no. 2024 dan Muslim, no. 1174).


2. Menghadiri shalat Shubuh dan Isya berjamaah

Imam Asy-Syafi’i dalam Al-Umm dan Ibnul Musayyib menyatakan,


أَنَّ إِحْيَاءَهَا يَحْصُلُ بِأَنْ يُصَلِّيَ العِشَاءَ فِي جَمَاعَةٍ وَ يَعْزِمُ عَلَى أَنْ يُصَلِّيَ الصُّبْحَ فِي جَمَاعَةٍ


“Menghidupkan malam lailatul qadar itu bisa dengan melaksanakan shalat Isya’ berjamaah dan bertekad untuk melaksanakan shalat Shubuh secara berjamaah.”

Dikatakan oleh Imam Malik dalam Al-Muwatha’,


مَنْ شَهِدَ لَيْلَةَ القَدْرِ ـ يَعْنِي فِي جَمَاعَةٍ ـ فَقَدْ أَخَذَ بِحَظِّهِ مِنْهَا


“Siapa yang menghadiri shalat berjamaah pada malam Lailatul Qadar, maka ia telah mengambil bagian dari menghidupkan malam Lailatul Qadar tersebut.”


Dalam perkataan Imam Syafi’i,


مَنْ شَهِدَ العِشَاءَ وَ الصُّبْحَ لَيْلَةَ القَدْرِ فَقَدْ أَخَذَ بِحَظِّهِ مِنْهَا


“Siapa yang menghadiri shalat ‘Isya’ dan shalat Shubuh pada malam Lailatul Qadar, maka ia telah mengambil bagian dari malam tersebut.” Semua perkataan di atas diambil dari Latha-if Al-Ma’arif, hlm. 329.


Apa yang dikatakan oleh Imam Syafi’i dan ulama lainnya di atas sejalan dengan hadits dari ‘Utsman bin ‘Affan radhiyallahu ‘anhu, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,


مَنْ شَهِدَ الْعِشَاءَ فِى جَمَاعَةٍ كَانَ لَهُ قِيَامُ نِصْفِ لَيْلَةٍ وَمَنْ صَلَّى الْعِشَاءَ وَالْفَجْرَ فِى جَمَاعَةٍ كَانَ لَهُ كَقِيَامِ لَيْلَةٍ


“Siapa yang menghadiri shalat ‘Isya berjamaah, maka baginya pahala shalat separuh malam. Siapa yang melaksanakan shalat ‘Isya dan Shubuh berjamaah, maka baginya pahala shalat semalam penuh.” (HR. Muslim, no. 656 dan Tirmidzi, no. 221).


Catatan: Amalan kedua bisa dilakukan selama tidak dilarang berkumpul-kumpul di masjid seperti masa pandemi saat ini.

3.  Melakukan shalat malam pada malam Lailatul Qadar


Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu melaporkan bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,


مَنْ قَامَ لَيْلَةَ الْقَدْرِ إِيمَانًا وَاحْتِسَابًا غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ


“Barangsiapa yang melaksanakan shalat pada malam lailatul qadar karena iman dan mengharap pahala dari Allah, maka dosa-dosanya yang telah lalu akan diampuni.” (HR. Bukhari, no. 1901)

Ibnu Hajar Al-‘Asqalani rahimahullah mengatakan bahwa yang dimaksud ‘iimaanan’ (karena iman) adalah membenarkan janji Allah yaitu pahala yang diberikan (bagi orang yang menghidupkan malam tersebut). Sedangkan ‘ihtisaaban’ bermakna mengharap pahala (dari sisi Allah), bukan karena mengharap lainnya yaitu contohnya berbuat riya’. (Lihat Fath Al-Baari, 4:251)

4.  Mengamalkan doa pada malam Lailatul Qadar


‘Aisyah radhiyallahu ‘anha melaporkan bahwa dia pernah bertanya pada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam,


أَرَأَيْتَ إِنْ عَلِمْتُ أَىُّ لَيْلَةٍ لَيْلَةُ الْقَدْرِ مَا أَقُولُ فِيهَا


“Jika saya mengetahui malam mana yang merupakan Lailatul Qadar, apa yang harus saya ucapkan?” Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab,


قُولِى: اللَّهُمَّ إِنَّكَ عَفُوٌّ تُحِبُّ الْعَفْوَ فَاعْفُ عَنِّى


“Ucapkanlah: Ya Allah, Sesungguhnya Engkau Maha Pemaaf dan Engkau menyukai pemaafan, maka maafkanlah dosaku.” (HR. Tirmidzi, no. 3513 dan Ibnu Majah, no. 3850. Abu ‘Isa At-Tirmidzi menyatakan bahwa hadits ini hasan sahih. Al-Hafizh Abu Thahir menyatakan bahwa hadits ini sahih).

Penjelasan Ibnu Rajab rahimahullah:

و إنما أمر بسؤال العفو في ليلة القدر بعد الإجتهاد في الأعمال فيها و في ليالي العشر لأن العارفين يجتهدون في الأعمال ثم لا يرون لأنفسهم عملا صالحا و لا حالا و لا مقالا فيرجعون إلى سؤال العفو كحال المذنب المقصر


“Dianjurkan untuk meminta ampun kepada Allah di malam Lailatul Qadar setelah melakukan usaha yang sungguh-sungguh dalam beribadah di malam-malam Ramadhan dan sepuluh malam terakhir. Ini karena orang-orang yang berilmu akan berusaha keras dalam beribadah, tetapi mereka merasa bahwa amalan yang mereka lakukan bukanlah yang terbaik, maka mereka kembali memohon ampun kepada Allah seperti orang yang penuh dosa karena telah kurang dalam beribadah.” (Lihat Latha-if Al-Ma’arif, hlm. 362-363).

Yahya bin Mu’adz berkata,


ليس بعارف من لم يكن غاية أمله من الله العفو


“Bukanlah orang yang berilmu jika tidak mengharapkan ampunan dari Allah.” (Latha-if Al-Ma’arif, hlm. 362-363).

Dengan menerapkan amalan-amalan di atas, diharapkan kita dapat mendekatkan diri kepada Allah SWT dan meraih berkah serta ampunan-Nya di malam Lailatul Qadar.


Demikianlah pembahasan mengenai kultum Ramadhan singkat 1 menit. Semoga artikel ini bermanfaat.

Editor: Komaruddin Bagja

Follow WhatsApp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut