JAKARTA, iNews.id - Pengertian Maulid Nabi: sejarah, dalil, dan keutamaannya akan diulas pada artikel kali ini. Istilah "maulid" atau "milad" dalam bahasa Arab memiliki arti hari kelahiran.
Tradisi perayaan Maulid Nabi adalah praktik yang tumbuh di kalangan umat Islam setelah wafatnya Nabi Muhammad SAW.
15 Golongan Wanita yang Terlarang Dinikahi, Siapa Saja Mereka?
Pada intinya, perayaan ini merupakan cara untuk mengekspresikan rasa sukacita dan penghormatan terhadap Nabi Muhammad.
Sejarah Maulid Nabi Muhammad SAW
Melansir dari laman NU Online, dalam dunia Arab, peringatan akan kelahiran Nabi Muhammad SAW memiliki akar yang telah terdokumentasi.
Bacaan Doa Memperingati Maulid Nabi Muhammad SAW, Yuk Simak!
Menurut catatan yang diberikan oleh Ahmad Tsauri dalam karyanya Sejarah Maulid Nabi (2015), tradisi perayaan Maulid Nabi telah dilakukan oleh umat Muslim sejak tahun kedua hijriyah.
Referensi tersebut merujuk pada keterangan Nuruddin Ali dalam bukunya Wafa’ul Wafa bi Akhbar Darul Mustafa.
6 Doa Nabi Muhammad yang Terdapat dalam Al-Qur’an, Patut Dibaca Setiap Hari!
Dalam buku tersebut dijelaskan bahwa pada tahun 170 H/786 M, seorang perempuan bernama Khaizuran memerintahkan masyarakat di Madinah untuk merayakan kelahiran Nabi Muhammad di Masjid Nabawi.
Khaizuran juga melakukan hal serupa di Makkah, menginstruksikan penduduk untuk merayakan Maulid Nabi Muhammad di rumah masing-masing, bukan di masjid.
Bacaan Sholawat Nabi Muhammad SAW Lengkap dengan Artinya
Khaizuran memegang peran penting selama pemerintahan tiga khalifah Dinasti Abbasiyah, yakni al-Mahdi bin Mansur al-Abbas (suaminya), al-Hadi, dan al-Rasyid (kedua adalah putra-putranya).
Pengaruh kuat yang dimilikinya memungkinkannya untuk menggerakkan masyarakat Muslim di wilayah Arab.
Proses Hijrah Nabi Muhammad ke Madinah, Penuh Rintangan hingga Upaya Pembunuhan
Tujuannya adalah agar nilai-nilai teladan, ajaran, serta kepemimpinan mulia yang dicontohkan oleh Nabi Muhammad tetap menjadi sumber inspirasi bagi penduduk Arab dan umat Islam pada umumnya.
Dalam masa kejayaan Dinasti Abbasiyah, terjadi banyak perkembangan pemikiran di berbagai aspek kehidupan, dari kemajuan ilmu pengetahuan, arsitektur, hingga pelestarian situs-situs bersejarah.
Khaizuran adalah salah satu tokoh yang sangat memperhatikan figur Nabi Muhammad serta situs-situs bersejarah yang terkait dengannya. Inisiatifnya termasuk mengawali penghormatan terhadap kelahiran Nabi Muhammad SAW.
Dalil Maulid Nabi Muhammad SAW
Berikut adalah dalil mengenai Maulid Nabi Muhammad SAW, sebagaimana dikutip dari laman NU Online.
1. Surah Yunus Ayat 58
قُلْ بِفَضْلِ اللّٰهِ وَبِرَحْمَتِهٖ فَبِذٰلِكَ فَلْيَفْرَحُوْاۗ هُوَ خَيْرٌ مِّمَّا يَجْمَعُوْنَ ٥٨
Artinya: "Katakanlah (Nabi Muhammad), "Dengan karunia Allah dan rahmat-Nya itu, hendaklah mereka bergembira. Itu lebih baik daripada apa yang mereka kumpulkan." (QS Yunus: 58)
2. Surah Al-Anbiya Ayat 112
وَمَآ اَرْسَلْنٰكَ اِلَّا رَحْمَةً لِّلْعٰلَمِيْنَ ١٠٧
Artinya: "Kami tidak mengutus engkau (Nabi Muhammad), kecuali sebagai rahmat bagi seluruh alam." (QS Al-Anbiya:112)
3. Surah Al Hajj Ayat 32
ذٰلِكَ وَمَنْ يُّعَظِّمْ شَعَاۤىِٕرَ اللّٰهِ فَاِنَّهَا مِنْ تَقْوَى الْقُلُوْبِ ٣٢
Artinya: "Demikianlah (perintah Allah). Siapa yang mengagungkan syiar-syiar Allah sesungguhnya hal itu termasuk dalam ketakwaan hati." (QS Al Hajj: 32)
4. Surah Ali Imran Ayat 164
لَقَدْ مَنَّ اللّٰهُ عَلَى الْمُؤْمِنِيْنَ اِذْ بَعَثَ فِيْهِمْ رَسُوْلًا مِّنْ اَنْفُسِهِمْ يَتْلُوْا عَلَيْهِمْ اٰيٰتِهٖ وَيُزَكِّيْهِمْ وَيُعَلِّمُهُمُ الْكِتٰبَ وَالْحِكْمَةَۚ وَاِنْ كَانُوْا مِنْ قَبْلُ لَفِيْ ضَلٰلٍ مُّبِيْنٍ ١٦٤
Artinya: "Sungguh, Allah benar-benar telah memberi karunia kepada orang-orang mukmin ketika (Dia) mengutus di tengah-tengah mereka seorang Rasul (Muhammad) dari kalangan mereka sendiri yang membacakan kepada mereka ayat-ayat-Nya, menyucikan (jiwa) mereka, dan mengajarkan kepada mereka Kitab Suci (Al-Qur'an) dan hikmah. Sesungguhnya mereka sebelum itu benar-benar dalam kesesatan yang nyata." (QS Ali Imran: 164)
Keutamaan Maulid Nabi Muhammad SAW
1. Merayakan Maulid Nabi sebagai wujud rasa bahagia dan gembira atas kelahiran Baginda Nabi Muhammad saw memberikan manfaat di dunia dan akhirat. Sebab, diceritakan bahwa Abu Lahab, seorang yang membenci dakwah Nabi, mendapatkan keringanan siksanya di setiap hari Senin mengingat sosoknya bergembira dengan kelahiran Nabi Muhammad. Bahkan, saking bahagianya, Abu Lahab sampai memerdekakan budaknya yang bernama Tsuwaibah.
2. Perayaan Maulid Nabi merupakan bid'ah hasanah (baik) kerap diisi dengan ceramah agama dan nasihat yang bermanfaat serta suguhan makanan yang diberikan kepada para hadirin.
Dalam pandangan Sahabat Abdullah bin Mas’ud, perkara yang dilihat umat Islam sebagai perkara yang baik maka perkara tersebut baik di sisi Allah, dan perkara yang dilihat umat Islam sebagai perkara yang buruk maka perkara tersebut buruk disisi Allah” (HR Ahmad).
Di sisi yang lain, para ulama fiqh menetapkan kaidah, bahwa "Setiap wasilah perbuatan dihukumi sesuai dengan tujuannya."
3. Perayaan Maulid Nabi kerap diisi dengan pembacaan sejarah kehidupan Nabi, mulai dari kelahiran, budi pekerti, ciri-ciri fisik, kemuliaan serta mukjizat yang diberikan Allah kepada Nabi. Hal demikian tentu dapat menumbuhkan rasa cinta kepada Nabi Muhammad serta meneguhkan keimanan kita.
4. Allah memerintahkan umat Islam untuk berbahagia dengan rahmat dan pertolongan yang Allah berikan. Hal tersebut termaktub dalam Al-Qur’an Surat Yunus ayat 58, “Katakanlah (Muhammad), ‘Dengan karunia Allah dan rahmat-Nya, hendaklah dengan itu mereka bergembira”. Sementara rahmat terbesar yang Allah berikan bagi umat Islam adalah lahirnya Baginda Nabi Muhammad saw. Allah swt menegaskan hal tersebut dalam Al-Qur’an Surat Al-Anbiya’: 107, “Dan Kami tidak mengutus engkau (Muhammad) melainkan untuk (menjadi) rahmat bagi seluruh alam semesta”.
Wallahu A'lam
Editor: Komaruddin Bagja
- Sumatra
- Jawa
- Kalimantan
- Sulawesi
- Papua
- Kepulauan Nusa Tenggara
- Kepulauan Maluku