Profil dan Biodata Habib Umar bin Hafidz, Ulama Yaman yang Gelar Tabligh Akbar di Sejumlah Kota di Indonesia
JAKARTA, iNews.id - Profil dan biodata Habib Umar bin Hafidz menarik untuk dibahas, karena ulama asal Yaman ini menggelar Tabligh Akbar di sejumlah kota di Indonesia, di antaranya Jakarta, Gresik dan Surabaya, juga di Palangkaraya, Kalimantan Tengah (Kalteng) pada tanggal 19-23 Agustus 2023. Habib Umar berdakwah di Indonesia terakhir kali pada 2019.
Habib Umar bin Hafidz cukup dikenal oleh umat muslim Indonesia, karena ia telah melakukan dakwah di Indonesia sejak 1994. Selain itu, Habib Umar juga menginisiasi Majelis Al-Muwasholah Bayna Ulama Al Muslimin atau Forum Silaturrahmi Antar Ulama.
Habib Umar juga ulama yang dikenal sebagai sosok yang ramah dan menjunjung tinggi toleransi.
Siapakah sosok Habib Umar bin Hafidz? Mari simak profil dan biodata Habib Umar bin Hafidz beserta pendidikan dan perjalanan dakwahnya, yang dikutip dari berbagai sumber pada Selasa (22/8/2023).
Habib Umar bin Hafidz memiliki nama lengkap al-Habib Umar bin Muhammad bin Salim bin Hafidz, dia lahir di Tarim, Hadhramaut, Yaman pada tanggal 27 Mei 1963 Masehi bertepatan pada 4 Muharram 1383 Hijriah. Habib Umar lahir dan tumbuh di keluarga para ulama.
Ayahnya merupakan ulama terpandang di Yaman yakni Muhammad bin Salim bin Hafidz, kakeknya adalah Habib Hafidz bin Abdullah bin Syekh Abubakar bin Salim yang juga seorang ulama. Habib Umar diyakini masih merupakan keturunan Nabi Muhammad SAW.
Habib Umar bin Hafidz memiliki kakak laki-laki Habib Ali al-Masyhur bin Hafidz yang juga pendakwah, kakaknya telah meninggal dunia pada Mei 2020. Almarhum kakaknya merupakan ahli Fiqih di Yaman.
Habib Umar bin Hafidz diketahui telah menikah sejak usia 25 tahun dengan perempuan solehah bernama Ummu Salim, yang selalu mendampingi kemanapun Habib Umar berdakwah.
Ummu Salim merupakan putri kedua al-Imam al-Habib Muhammad bin Abdullah al-Haddar yang dinikahi Habib Unar saat berstatus janda. Akhlak dan keteladanan Ummu Salim diakui oleh semua ulama, khususnya kaum muslimah. Habib Umar diketahui memiliki dua anak laki-laki bernama Sayyid Salim bin Umar dan Sayyid Hamid bin Umar Hafidz.
Habib Umar bin Hafidz diketahui telah menghafal Al-Qur'an pada usia yang sangat muda dan juga menghafal berbagai teks inti dalam fikih, hadits dan berbagai ilmu keagamaan yang membuatnya masuk ke dalam lingkaran keilmuan yang dipegang teguh oleh begitu banyak ulama-ulama tradisional seperti Muhammad bin ‘Alawi bin Shihab dan al-Shaikh Fadl Baa Fadl serta para ulama lain yang mengajar di Ribat, Tarim.
Habib Umar juga mempelajari berbagai ilmu termasuk ilmu-ilmu spiritual keagamaan dari ayahnya al-Habib Muhammad bin Salim.
Dari almarhum ayahnya lah Habib Umar memiliki perhatian dan kecintaan yang mendalam pada dakwah dan tuntunan keagamaan dengan cara Allah SWT. Ayah Habib Umar juga membangunkannya setiap malam untuk menunaikan shalat Tahajjud.
Habib Umar juga banyak belajar pada sejumlah ulama ternama seperti al Habib Muhammad bin Alwi bin Syihab, al Munshib al Habib Ahmad bin Ali bin Syekh Abu Bakar, al Habib Ibrahim bin Agil bin Yahya (di Kota Taiz-Yaman), juga al Habib Imam Abdul Qadir bin Ahmad Assegaf, Habib Abdullah bin Syeikh Al-Aydarus, Habib Abdullah bin Hasan Bilfaqih, Habib Umar bin Alwi Al-Kaff, Habib Ahmad bin Hasan Al-Haddad, Habib Ali Al-Masyhur bin Muhammad bin Salim bin Hafidz, Habib Salim bin Abdullah Asy-Syatiri, Syeikh Al-Mufti Fadhl bin Abdurrahman Ba Fadhl dan Syeikh Taufiq Aman.
Saat remaja, Habib Umar pergi berhaji, sekaligus menyempatkan diri untuk mengikat hubungan dengan banyak ulama di sana. Dari para ulama di Tanah Suci, Habib Umar menguasai berbagai disiplin ilmu, mulai dari ilmu fikih, tauhid, usul fikih, sejarah, tata bahasa hingga ilmu Tazkiah (tasawuf).
Dan sejak umur 15 tahun beliau telah terbiasa untuk menyampaikan ilmu yang didapatkan dari guru-gurunya itu dalam rangka dakwah ilallah.
Habib Umar bin Hafidz juga memperoleh ijazah sanad Hadits dari Al-Musnid Syeikh Muhammad Yasin Al-Faddani dan Muhadditsul Haramain Sayyid Muhammad bin Alwi Al-Maliki serta sejumlah ulama lainnya.
Saat Habib Umar bin Hafidz berusia 9 tahun, ia menyaksikan ayahnya, Habib Muhammad bin Salim diculik oleh orang-orang komunis yang berkuasa di kawasan Yaman Selatan saat itu.
Ayahnya diculik lantaran sikapnya yang tegas dalam menyampaikan dakwah dan kebenaran dan keberadaannya tidak diketahui hingga kini.
Peristiwa itu merupakan titik balik bagi Habib Umar bin Hafidz dalam berdakwah, dia merasa perlu melanjutkan dakwah yang dilakukan ayahnya.
Pada usia 15 tahun, Habib Umar mulai mengajar dan berdakwah sambil belajar. Pada awal Desember 1981, Habib Unar pindah ke kota Baidha’, dan menetap di Ribath Al-Haddar. Habib Umar berguru kepada Habib Muhammad bin Abdullah Al-Haddar dan Habib Zain bin Ibrahim bin Sumaith.
Habib Umar pun mulai berdakwah dan mengajar di sekitar kota Baidha’, Hudaidah dan Ta’iz. Di kota Ta’iz inilah Habib Umar berguru kepada Al-’Allamah Al-Musnid Ibrahim bin Umar bin ‘Aqil.
Lalu April 1982 berkunjung ke Haramain dan berguru kepada Habib Abdulqadir bin Ahmad Asseqqaf, Habib Ahmad Masyhur bin Thaha Al-Haddad, Habib Abu Bakar Al-Aththas bin Abdullah Al-Habsyi.
Pada tahun 1992, Habib Umar pindah ke kota Syihr dam mengajar di Ribath Syihr, sebelumnya ia sempat tinggal di Oman untuk mengajar dan berdakwah di sana.
Setelah itu ia kembali ke kota Tarim dan pada 1994 ia mulai merintis pendirian pesantren Darul Musthafa yang kemudian secara resmi berdiri pada hari Selasa 29 Dzulhijjah 1417 H atau 6 Mei 1997 M.
Habib Umar sering melakukan perjalan ke berbagai penjuru dunia, mulai dari Haramain, Syam, Mesir, Afrika, Asia Tenggara, hingga ke daratan Eropa. Habib Umar setiap tahunnya pada bulan Muharram juga mengunjungi Indonesia.
Dakwahnya begitu tersa kesejukannya dan disambut hangat oleh umat Islam di Indonesia. Masyakarat Indonesia menyambutnya dengan sangat antusias dan hangat, mengingat kakek Habib Umar yang kedua, Habib Hafidz bin Abdullah bin Syekh Abubakar bin Salim, berasal dari Bondowoso, Jawa Timur, Indonesia.
Dakwah Habib Umar yang indah dan sejuk sehingga mudah diterima oleh berbagai kalangan, baik pemerintah maupun rakyat, kaya ataupun miskin, tua muda. Di Indonesia Habib Umar sudah beberapa kali membuat kerja sama dengan pihak bahkan pemerintah Indonesia.
Ditjen Kelembagaan Keagamaan Kementerian Agama RI membuat kerja sama dengan Habib Umar dan Darul Musthafa untuk pengiriman SDM yang berkualitas, khususnya para kiai pimpinan pondok pesantren untuk mengikuti program pesantren kilat selama tiga bulan di bawah bimbingan langsung Habib Umar.
Sampai saat ini, sudah banyak santri-santri di Indonesia yang menuntut ilmu di pondok pesantren Darul Musthafa di Hadramaut, dan telah melahirkan banyak da’i yang meneruskan perjuangan dakwahnya di berbagai daerah di Indonesia.
Demikian informasi seputar profil dan biodata Habib Umar bin Hafidz beserta pendidikan dan perjalanan dakwahnya, yang dikutip dari berbagai sumber, semoga dapat menginspirasi kita semua.
Editor: Komaruddin Bagja