Get iNews App with new looks!
inews
Advertisement
Aa Text
Share:
Read Next : Makna Meteor Jatuh Menurut Islam? Begini Penjelasan Al Quran dan Doa Melihatnya
Advertisement . Scroll to see content

Sejarah Ilmu Sihir dari Zaman Nabi Sulaiman Sampai Sekarang, Hukum & Doa Penangkalnya

Rabu, 23 Februari 2022 - 10:45:00 WIB
Sejarah Ilmu Sihir dari Zaman Nabi Sulaiman Sampai Sekarang, Hukum & Doa Penangkalnya
Sejarah Ilmu Sihir sudaha da sejak zaman Nabi Sulaiman dan terus berkembang hingga sekarang. (Foto: ist)
Advertisement . Scroll to see content

JAKARTA, iNews.id - Sejarah ilmu sihir sudah ada dari zaman Nabi Sulaiman dan masih berkembang sampai sekarang. Sihir adalah perbuatan tercela yang dilakukan dengan pesona dan kekuatan supranatural melalui guna-guna, mantra atau jampi untuk tujuan tertentu. 

Sihir bisa menimbulkan dampak beraneka ragam, seperti sakit, kematian, kebencian, gairah syahwat dan penceraian serta perselingkuhan. 

Mengutip Jurnal Ushuluddin UIN Sulthan Syarif Kasim bertitel "Sihir Dalam Pandangan Al-Qur'an", disebutkan bahwa ada sekitar 30 ayat dalam Al Quran yang membahas mengenai sihir. Antara lain surat Al-Baqarah ayat 102 yang menjadi fokus telaah ini. 

Asbabunuzul ayat ini, dilatarbelakangi tuduhan kafir Quraisy terhadap Nabi Muhammad SAW bahwa ajaran yang dikembangkan Rasulullah SAW itu adalah sihir, lalu turun ayat 102 Al-Baqarah ini. 

Allah SWT berfirman

وَاتَّبَعُوا مَا تَتْلُو الشَّيَاطِينُ عَلَى مُلْكِ سُلَيْمَانَ وَمَا كَفَرَ سُلَيْمَانُ وَلَكِنَّ الشَّيَاطِينَ كَفَرُوا يُعَلِّمُونَ النَّاسَ السِّحْرَ وَمَا أُنْزِلَ عَلَى الْمَلَكَيْنِ بِبَابِلَ هَارُوتَ وَمَارُوتَ وَمَا يُعَلِّمَانِ مِنْ أَحَدٍ حَتَّى يَقُولَا إِنَّمَا نَحْنُ فِتْنَةٌ فَلَا تَكْفُرْ فَيَتَعَلَّمُونَ مِنْهُمَا مَا يُفَرِّقُونَ بِهِ بَيْنَ الْمَرْءِ وَزَوْجِهِ وَمَا هُمْ بِضَارِّينَ بِهِ مِنْ أَحَدٍ إِلَّا بِإِذْنِ اللَّهِ وَيَتَعَلَّمُونَ مَا يَضُرُّهُمْ وَلَا يَنْفَعُهُمْ وَلَقَدْ عَلِمُوا لَمَنِ اشْتَرَاهُ مَا لَهُ فِي الْآَخِرَةِ مِنْ خَلَاقٍ وَلَبِئْسَ مَا شَرَوْا بِهِ أَنْفُسَهُمْ لَوْ كَانُوا يَعْلَمُونَ (البقرة: 102)

Artinya: “Dan mereka mengikuti apa yang dibaca oleh syaitan-syaitan pada masa kerajaan Sulaiman (dan mereka mengatakan bahwa Sulaiman itu mengerjakan sihir), padahal Sulaiman tidak kafir (tidak mengerjakan sihir), hanya syaitan-syaitan lah yang kafir (mengerjakan sihir). Mereka mengajarkan sihir kepada manusia dan apa yang diturunkan kepada dua orang malaikat di negeri Babil yaitu Harut dan Marut, sedang keduanya tidak mengajarkan (sesuatu) kepada seorangpun sebelum mengatakan: “Sesungguhnya kami hanya cobaan (bagimu), sebab itu janganlah kamu kafir.” Maka mereka mempelajari dari kedua malaikat itu apa yang dengan sihir itu, mereka dapat menceraikan antara seorang (suami) dengan isterinya. Dan mereka itu (ahli sihir) tidak memberi mudharat dengan sihirnya kepada seorangpun, kecuali dengan izin Allah. Dan mereka mempelajari sesuatu yang tidak memberi mudharat kepadanya dan tidak memberi manfaat. Demi, sesungguhnya mereka telah meyakini bahwa barangsiapa yang menukarnya (kitab Allah) dengan sihir itu, tiadalah baginya keuntungan di akhirat, dan amat jahatlah perbuatan mereka menjual dirinya dengan sihir, kalau mereka mengetahui” (QS. al-Baqarah: 102).

Dalam ayat ini Allah menceritakan perbuatan sihir orang Yahudi di zaman Nabi Sulaiman. 

Tujuan mereka memutar balikkan fakta dan pembangkangan terhadap kitab Taurat yang benar. Ilmu sihir yang mereka kembangkan, tidak ada relevansinya dengan ajaran Nabi Sulaiman. 

Dalam ayat di atas, sihir pertama kali diajarkan kedua malaikat yakni, Harut dan Marut. Keduanya mengajarkan kepada manusia tentang peringatan terhadap sihir dan cara melawan ilmu sihir syaitan bukan mengajarkan untuk mengajak mereka melakukan sihir. (al–Jami’ li Ahkamil–Qur’an, Juz II, hal. 472). Metode inilah yang dipakai kedua Malaikat tersebut dalam mengajarkan sihir.

Berkaitan dengan Surat Al Baqarah ayat 102, Ibnu Katsir dalam tafsirnya menerangkan, ketika kerajaan Nabi Sulaiman terlepas dari ta­ngannya, maka murtadlah segolongan jin dan manusia; mereka meng­ikuti hawa nafsu mereka. 

Setelah mengembalikan kerajaan kepada Sulaiman, maka orang-orang pun berjalan sesuai dengan hukum aga­ma seperti semula. Sesungguhnya Sulaiman dapat menemukan kitab­kitab mereka, lalu menguburnya di bawah singgasananya; tidak lama kemudian Nabi Sulaiman as wafat.

Akan tetapi, manusia dan jin dapat menemukan kitab-kitab tersebut setelah Nabi Sulaiman wafat. Lalu mereka berkata, "Kitab inilah yang diturunkan oleh Allah kepada Sulaiman, tetapi Sulaiman menyembunyikannya." Maka me­reka mengambil kitab tersebut dan menjadikannya sebagai agama.

Lalu turunlah firman Allah Swt.:

"Dan setelah datang kepada mereka seorang rasul dari sisi Allah yang membenarkan kitab yang ada pada mereka. (Al Baqarah: 101), hingga akhir ayat.

Maka mereka mengikuti kemauan hawa nafsu mereka yang dibacakan oleh setan-setan, yaitu alat-alat musik dan permainan serta segala se­suatu yang melalaikan berzikir kepada Allah Swt.

Ibnu Abbas mengatakan bahwa Asif adalah juru tulis Nabi Sulaiman. Dia adalah orang yang mengetahui Ismul A'zam, dan mencatat segala sesuatu atas izin Nabi Sulaiman, lalu Nabi Sulaiman mengubur cata­tan tersebut di bawah singgasananya.

Ketika Nabi Sulaiman wafat, catatan tersebut dikeluarkan oleh setan-setan, lalu mereka menyisipkan catatan mengenai sihir dan ke­kufuran di antara tiap dua barisnya. Mereka mengatakan, inilah yang dahulu diamalkan oleh Sulaiman.

Ibnu Abbas melanjutkan kisahnya, bahwa setelah ada keterangan dari setan, maka orang-orang yang tidak mengerti mengafirkan Sulai­man dan mencacimakinya, tetapi para ulama dari kalangan mereka hanya diam. Orang-orang yang bodoh dari kalangan mereka terus-me­nerus mencaci maki Nabi Sulaiman, hingga Allah Swt. menurunkan ayat berikut kepada Nabi Muhammad SAW.

Dalam riwayat lain dari Ibnu Abbas diterangkan bahwa Nabi Sulaiman apabila hendak memasuki ka­mar mandi atau menggauli salah seorang istrinya, terlebih dahulu ia menyerahkan cincinnya kepada pembantu pribadinya, yaitu seorang wanita. 

Ketika Allah hendak menguji Nabi Sulaiman a.s. dengan ujian yang dikehendaki-Nya, maka di suatu hari Sulaiman menyerah­kan cincinnya kepada pembantunya. Lalu datanglah setan dalam wujud Sulaiman dan berkata kepada pembantu Sulaiman, "Serahkanlah cin­cinku." Si pembantu menyerahkan cincin itu kepadanya, dan ia segera memakainya. Ketika setan memakainya, maka tunduklah semua se-tan, jin, dan manusia kepadanya.

Ibnu Abbas melanjutkan kisahnya, bahwa Nabi Sulaiman datang kepada pembantunya itu dan berkata kepadanya, "Berikanlah cincinku kepadaku." Si pembantu berkata, "Engkau dusta, engkau bukan Sulai­man." Maka sejak saat itu Nabi Sulaiman mengetahui bahwa hal ini merupakan cobaan yang ditimpakan kepada dirinya.

Ibnu Abbas berkata bahwa di hari-hari (kekuasaannya itu) setan-­setan menulis berbagai macam kitab yang di dalamnya terkandung si­hir dan kekufuran, lalu mereka menguburnya di bawah singgasana Raja Sulaiman. 

Setelah Nabi Sulaiman wafat, mereka mengeluarkan kitab-­kitab itu dan membacakannya di hadapan semua orang, lalu mereka berkata, "Sesungguhnya dahulu Sulaiman dapat berkuasa atas ma­nusia melalui kitab-kitab ini."

Nabi Muhammad SAW Kena Sihir

Rasulullah SAW pun pernah terkena sihir dari orang Yahudi. Kemudian, Allah SWT menurunkan Surat Al Falaq dan menyuruh Nabi Muhammad SAW membacanya hingga terlepas semua sihir yang dialaminya.

Surat Al Falaq yang merupakan surat ke-113 dari 114 surat dalam Al Quran juga dinamai Nabi SAW dengan nama surah Qul A’udzu bi Rabb al-Falaq.

Berikut Surat Al Falaq ayat 1-5 dengan artinya:

قُلْ أَعُوذُ بِرَبِّ الْفَلَقِ (1) مِنْ شَرِّ مَا خَلَقَ (2) وَمِنْ شَرِّ غَاسِقٍ إِذَا وَقَبَ (3) وَمِنْ شَرِّ النَّفَّاثَاتِ فِي الْعُقَدِ (4) وَمِنْ شَرِّ حَاسِدٍ إِذَا حَسَدَ (5)

Katakanlah, 'Aku berlindung kepada Tuhan yang menguasai subuh, dari kejahatan makhluk-Nya, dan dari kejahatan malam apabila telah gelap gulita, dan dari kejahatan wanita-wanita tukang sihir yang mengembus pada buhul-buhul, dan dari kejahatan orang yang dengki apabila ia dengki.”

Sebab Turunnya Surat Al Falaq

Dalam Tafsir Ibnu Katsir disebutkan kisah dan sebab-sebab turunnya atau Asbabun Nuzul Surat Al falaq. Diriwayatkan oleh Imam Baihaqi dalam kitab Dalail an-Nubuwwah dari al-Kalbi dari Abu Saleh dari Ibnu Abbas, ia berkata bahwasanya suatu ketika, Rasulullah SAW menderita sakit parah karena sihir. 

Dua malaikat lantas turun mendatangi Nabi SAW . Yang satu duduk di arah kepala sementara yang satu lagi di arah kaki. Malaikat yang berada di sebelah kaki lalu bertanya kepada yang di sebelah kepala, "Apa yang terjadi kepadanya?" 

Malaikat yang di sebelah kepala menjawab: "Disirhir orang." malaikat yang disebelah kaki bertanya lagi: "Siapa yang menyihirnya?" Dijawab: "Labid Ibnul Asham, seorang Yahudi." Malaikat itu bertanya lagi: "Di mana diletakkan sihirnya itu?" Dijawab: "Di sumur milik si Fulan, di bawah batu. Oleh sebab itu, hendaklah Muhammad pergi ke sumur itu kemudian keringkan airnya lalu angkat batunya. 

Setelah itu ambillah kotak yang ada di bawahnya dan bakarlah." Pada pagi harinya, Rasulullah saw mengutus Ammar bin Yasir serta beberapa sahabat untuk pergi ke sumur tersebut. Ketika sampai, mereka melihat airnya berwarna merah kecoklatan seperti air pacar/inai. 

Mereka lantas menimba airnya, mengangkat batunya, mengeluarkan sebuah kotak kecil dari dalamnya lalu membakarnya. Ternyata di dalamnya terdapat seutas tali yang memiliki sebelas simpul. Selanjutnya, Allah menurunkan kedua surah ini. 

Setiap kali Rasulullah membaca satu ayat maka terurailah satu simpul. Riwayat yang hampir sama dengan yang di atas terdapat dalam Shahih Bukhari dan Shahih Muslim, namun tanpa menyebut turunnya kedua surah. 

Akan tetapi, juga terdapat riwayat serupa yang disertai penyebutan turunnya kedua surah. Diriwayatkan oleh Abu Nuaim dalam kitab Ad-Dalail dari jalur Abu Jafar ar-Razi, dari Rabi bin Anas, dari Anas bin Malik, ia berkata bahwasanya seorang lelaki Yahudi membuatkan sesuatu terhadap Rasulullah saw sehingga beliau menderita sakit parah. 

Tatkala para sahabat menjenguk, mereka meyakini bahwa Rasulullah saw telah terkena sihir. Malaikat Jibril kemudian turun membawa al-Muawwidzatain (surah al-Falaq dan An-Nas) untuk mengobatinya. Akhirnya, Rasulullah saw pun kembali sehat.

Hukum Mempelajari Ilmu Sihir

Mengenai hukum mempelajari sihir sebagaimana dikutip dari muhammadiyah.or.id, mayoritas ulama berpendapat bahwa belajar atau mengajarkan sihir hukumnya haram. Alasannya karena al-Quran telah mengecamnya dan menjelaskan bahwa sihir adalah kafir. 

Seandainya saja mempelajari dan menggunakan sihir bukan perbuatan kafir tentulah peringatan dalam ayat di atas dengan ungkapan –fitnah– tidak akan disebut. Lalu bagaimana bisa ada sihir yang dikatakan boleh? Selain itu Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam telah bersabda bahwa sihir termasuk dalam kelompok dosa besar yang keji:

اِجْتَنِبُوا السَّبْعَ الْمُوْبِقَاتِ اَلشِّرْكُ بِاللهِ وَالسِّحْرُ وَقَتْلُ النَّفْسِ الَّتِىْ حَرَّمَ اللهُ اِلاَّ بِالْحَقِّ وَاٰكِلُ الرِّبَا وَاٰكِلُ مَالِ الْيَتِيْمِ وَالتَّوَلِّى يَوْمَ الزَّحْفِ وَقَذْفَ الْمُحْصَنَاتِ الْغَافِلاَتِ الْمُؤْمِنَاتِ (رواه البخارى ومسلم)

Artinya: “Jauhilah tujuh perkara yang merusak (dosa besar). Para shahabat bertanya, “Apa saja ketujuh perkara itu wahai Rasulullah?” Maka Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Syirik kepada Allah Subhanahu wa ta’ala, sihir, membunuh seseorang yang diharamkan oleh Allah Subhanahu wa ta’ala kecuali dengan jalan yang benar, memakan harta riba, memakan harta anak yatim, lari dari medan perang dan menuduh zina terhadap perempuan-perempuan mukmin” (HR. al-Bukhari dan Muslim).

Kemudian Allah memperingatkan dengan keras tentang dosa syirik sebagai dosa yang tidak terampuni. Allah berfirman,

 “Sesungguhnya Allah tidak mengampuni dosa syirik dan mengampuni (dosa) lainya bagi siapa saja yang Ia kehendaki, barang siapa berbuat syirik maka ia telah berbuat dosa besar” (QS an-Nisa’:48).

Doa Penangkal Sihir

Orang yang terkena sihir atau guna-guna harus disembuhkan dengan metode ruqyah yakni membacakan ayat-ayat Al Quran dan doa.

Rasulullah SAW telah bersabda
عَنْ أُمِّ سَلَمَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهَا أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ رَأَى فِي بَيْتِهَا جَارِيَةً فِي وَجْهِهَا سَفْعَةٌ فَقَالَ اسْتَرْقُوا لَهَا فَإِنَّ بِهَا النَّظْرَةَ

Dari Ummu Salamah radliallahu `anha bahwa Nabi shallallahu `alaihi wasallam melihat budak wanita di rumahnya, ketika beliau melihat bekas hitam pada wajah budak wanita itu, beliau bersabda: "Ruqyahlah dia, karena padanya terdapat nadlrah (sisa sakit yang disebabkan karena sorotan mata jahat)." ( HR. Bukhari ) [ No. 5739 Fathul Bari ] Shahih.

Berikut tata cara ruqyah lengkap dengan doa penangkal sihir / setan:

1. Berwudhu, sebelum melakukan ruqyah diutamakan untuk berwudhu terlebih dahulu agar suci dari hadas, supaya sah ketika membaca kalimat thayyibah.

2. Membacakan ayat Al-Quran yang sering digunakan untuk ruqyah disertai niatnya, Beberapa surat yang harus dibaca yakni ayat kursi, dua ayat terakhir surat al-Baqarah, surat al-Ikhlas, al-Falaq, dan an-Nas, dan lain sebagainya.

3. Membacakan doa yang pernah diajarkan Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam.

اللّٰهُ لَاۤ اِلٰهَ اِلَّا هُوَ الۡحَـىُّ الۡقَيُّوۡمُۚ  لَا تَاۡخُذُهٗ سِنَةٌ وَّلَا نَوۡمٌ‌ؕ لَهٗ مَا فِى السَّمٰوٰتِ وَمَا فِى الۡاَرۡضِ‌ؕ مَنۡ ذَا الَّذِىۡ يَشۡفَعُ عِنۡدَهٗۤ اِلَّا بِاِذۡنِهٖ‌ؕ يَعۡلَمُ مَا بَيۡنَ اَيۡدِيۡهِمۡ وَمَا خَلۡفَهُمۡ‌ۚ وَلَا يُحِيۡطُوۡنَ بِشَىۡءٍ مِّنۡ عِلۡمِهٖۤ اِلَّا بِمَا شَآءَ ۚ وَسِعَ كُرۡسِيُّهُ السَّمٰوٰتِ وَالۡاَرۡضَ‌‌ۚ وَلَا يَـــُٔوۡدُهٗ حِفۡظُهُمَا ‌ۚ وَ هُوَ الۡعَلِىُّ الۡعَظِيۡمُ

Arab-Latin: "Allāhu lā ilāha illā huw, al-ḥayyul-qayyụm, lā ta`khużuhụ sinatuw wa lā na`ụm, lahụ mā fis-samāwāti wa mā fil-arḍ, man żallażī yasyfa'u 'indahū illā bi`iżnih, ya'lamu mā baina aidīhim wa mā khalfahum, wa lā yuḥīṭụna bisyai`im min 'ilmihī illā bimā syā`, wasi'a kursiyyuhus-samāwāti wal-arḍ, wa lā ya`ụduhụ ḥifẓuhumā, wa huwal-'aliyyul-'aẓīm"

Artinya: “Allah, tidak ada tuhan selain Dia. Yang Maha Hidup, Yang terus menerus mengurus (makhluk-Nya), tidak mengantuk dan tidak tidur. Milik-Nya apa yang ada di langit dan apa yang ada di bumi. Tidak ada yang dapat memberi syafaat di sisi-Nya tanpa izin-Nya. Dia mengetahui apa yang di hadapan mereka dan apa yang di belakang mereka, dan mereka tidak mengetahui sesuatu apa pun tentang ilmu-Nya melainkan apa yang Dia kehendaki. Kursi-Nya meliputi langit dan bumi. Dan Dia tidak merasa berat memelihara keduanya, dan Dia Maha Tinggi, Maha Besar. (Surat Al-Baqarah: 255)

4. Selanjutnya Mengusapkan tangan ke anggota tubuh yang sedang sakit.

5. Membaca ayat-ayat ruqyah dengan mendekatkan segelas air bersih di mulut, lalu selepas membaca doa, air tersebut bisa diminumkan.

6. Tawakal kepada Allah SWT, dengan harapan segala penyakitnya lekas disembuhkan, dan sihir-sihir yang ada didalam tubuh lekas hilang.

Demikian sejarah Ilmu Sihir dari zaman Nabi Sulaiman sampai sekarang beserta doa penangkal sihir yang mudah untuk dicoba dan digunakan dalam melaksanakan ruqyah mandiri maupun untuk menyembuhkan orang lain, semoga bermanfaat.

Wallahu A'lam

Editor: Kastolani Marzuki

Follow WhatsApp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut