Get iNews App with new looks!
inews
Advertisement
Aa Text
Share:
Read Next : Pesan Isra Mi'raj, PM Malaysia Anwar Ibrahim Ajak Umat Islam Tak Melupakan Palestina
Advertisement . Scroll to see content

Sejarah Isra Miraj Nabi Muhammad SAW, Simak Hikmah dan Fakta-faktanya!

Minggu, 21 Januari 2024 - 21:14:00 WIB
Sejarah Isra Miraj Nabi Muhammad SAW, Simak Hikmah dan Fakta-faktanya!
Sejarah Isra Miraj Nabi Muhammad SAW (Freepik)
Advertisement . Scroll to see content

JAKARTA, iNews. id - Sejarah Isra Miraj Nabi Muhammad SAW patut diketahui seorang muslim. Pasalnya pada peristiwa tersebut terdapat perintah mengenai kewajiban salat lima waktu.

Isra Miraj adalah peristiwa mukjizat yang dialami oleh Nabi Muhammad SAW pada suatu malam di tahun 621 Masehi. Dalam peristiwa ini, Nabi Muhammad SAW melakukan perjalanan dari Masjidil Haram di Makkah ke Masjidil Aqsa lalu naik ke langit hingga Sidratul Muntaha, tempat tertinggi di alam semesta.

Di sana, beliau menerima perintah salat lima waktu dari Allah SWT dan melihat berbagai tanda-tanda kebesaran Allah SWT.

Sejarah Isra Miraj Nabi Muhammad SAW

Peristiwa Isra Miraj terjadi setelah Nabi Muhammad SAW mengalami tahun kesedihan, yaitu tahun kematian istri tercinta beliau, Khadijah, dan paman sekaligus pelindung beliau, Abu Thalib. Peristiwa ini merupakan hiburan dan penghargaan dari Allah SWT kepada Nabi Muhammad SAW, sekaligus pembuktian bahwa beliau mengikuti jejak para nabi terdahulu.

Allah Azza wa Jalla menyebutkan peristiwa ini di dua tempat dalam Al- Qur"ân, yaitu al-Isrâ’/17  : 1 dan an-Najm/53 ayat 13-18.


سُبْحٰنَ الَّذِيْٓ اَسْرٰى بِعَبْدِهٖ لَيْلًا مِّنَ الْمَسْجِدِ الْحَرَامِ اِلَى الْمَسْجِدِ الْاَقْصَا الَّذِيْ بٰرَكْنَا حَوْلَهٗ لِنُرِيَهٗ مِنْ اٰيٰتِنَاۗ اِنَّهٗ هُوَ السَّمِيْعُ الْبَصِيْرُ


Mahasuci (Allah), yang telah memperjalankan hamba-Nya (Muhammad) pada malam hari dari Masjidilharam ke Masjidil Aqsa yang telah Kami berkahi sekelilingnya agar Kami perlihatkan kepadanya sebagian tanda-tanda (kebesaran) Kami. Sesungguhnya Dia Maha Mendengar, Maha Melihat.[al-Isra’/17:1]


وَلَقَدْ رَاٰهُ نَزْلَةً اُخْرٰىۙ  ١٣ عِنْدَ سِدْرَةِ الْمُنْتَهٰى  ١٤ عِنْدَهَا جَنَّةُ الْمَأْوٰىۗ  ١٥اِذْ يَغْشَى السِّدْرَةَ مَا يَغْشٰىۙ  ١٦ مَا زَاغَ الْبَصَرُ وَمَا طَغٰى  ١٧ لَقَدْ رَاٰى مِنْ اٰيٰتِ رَبِّهِ الْكُبْرٰى


Dan sungguh, dia (Muhammad) telah melihatnya (dalam rupanya yang asli) pada waktu yang lain, (yaitu) di Sidratul Muntaha, di dekatnya ada surga tempat tinggal, (Muhammad melihat Jibril) ketika Sidratil muntaha diliputi oleh sesuatu yang meliputinya, penglihatannya (Muhammad) tidak menyimpang dari yang dilihatnya itu dan tidak (pula) melampauinya. Sungguh, dia telah melihat sebagian tanda-tanda (kebesaran) Tuhannya yang paling besar.[an-Najm/53 : 13-18]

Fakta-fakta Isra Mi'raj Sesuai Hadis

Berdasarkan kandungan hadits dari riwayat-riwayat yang ada, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut.

1. Adanya pembelahan dada Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam 

Usai melaksanakan shalat ‘Isyâ" pada malam penuh barakah itu, Malaikat Jibril Alaihissallam mendatangi Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam untuk membedah dada beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam , lalu ia mencucinya menggunakan air Zam-am. Kemudian dibawakan bejana emas penuh dengan hikmah dan iman lalu dituangkan ke dada Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam . Setelah itu Malaikat Jibril menutup kembali dada Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam dan dibawanya naik ke langit.

2. Isrâ"

Dari Anas Radhiyallahu anhu, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:


“أُتِيتُ بِالْبُرَاقِ (وَهُوَ دَابَّةٌ أَبْيَضُ طَوِيلٌ فَوْقَ الْحِمَارِ وَدُونَ الْبَغْلِ. يَضَعُ حَافِرَهُ عِنْدَ مُنْتَهَى طَرْفِهِ) قَالَ، فَرَكِبْتُهُ حَتَّى أَتَيْتُ بَيْتَ الْمَقْدِسِ. قَالَ، فَرَبَطْتُهُ بِالْحَلْقَةِ الَّتِي يَرْبِطُ بِهِ الأَنْبِيَاءُ. ثُمَّ دَخَلْتُ الْمَسْجِدَ فَصَلَّيْتُ فِيهِ رَكْعَتَيْنِ. ثُمَّ خَرَجْتُ. فَجَاءَنِي جِبْرِيلُ عَلَيْهِ السَّلاَمُ بِإِنَاءٍ مِنْ خَمْرٍ، وَإِنَاءٍ مِنْ لَبَنٍ. فَاخْتَرْتُ اللَّبَنَ. فَقَالَ جِبْرِيلُ: اخْتَرْتَ الْفِطْرَةَ ثُمَّ عَرَجَ بِنَا إِلَى السَّمَاءِ.


“Aku diberi Buraq, yaitu seekor hewan putih yang lebih besar dari himar dan lebih kecil dari keledai. Aku mengendarainya. Dia membawaku hingga sampai ke Baitul-Maqdis. Lalu aku mengikatnya di tempat para nabi menambatkan. Aku masuk ke Baitul-Maqdis dan shalat dua raka’at. Setelah itu aku keluar. Malaikat Jibril menghampiriku dengan membawa satu wadah berisi khamr dan satu wadah berisi susu. Aku memilih susu. Malaikat Jibril Alaihissallam berkata: ‘Engkau telah (memilih) sesuai dengan fithrah,’ setelah itu, ia membawaku naik ke langit”.[4] Dan dalam riwayat lain dikisahkan bahwa Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam shalat bersama para nabi sebelum naik ke langit.

3. Mi’râj

Beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam dibawa naik melewati beberapa langit. Pada setiap langit, Malaikat Jibril minta agar dibukakan pintu langit lalu ia ditanya: “Siapakah yang bersamamu?” Jibril Alaihissallam menjawab,”Muhammad,” penghuni langit itupun menyambutnya.

Di langit dunia, Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam berjumpa dengan Nabi Adam Alaihissallam , di langit kedua berjumpa dengan Nabi Isâ Alaihissallam dan Nabi Yahya Alaihissallam , di langit ketiga berjumpa dengan Nabi Yûsuf Alaihissallam , di langit keempat dengan Nabi Idris Alaihissallam , di langit kelima dengan Nabi Hârûn Alaihissallam , di langit keenam dengan Nabi Musâ Alaihissallam , dan di langit ketujuh berjumpa dengan Nabi Ibrâhîm Alaihissallam yang sedang bersandar pada Baitul-Ma’mûr. Kemudian Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam melanjutkan perjalanan sampai ke Shidratul-Muntahâ (langit tertinggi). Di sinilah, Allah Azza wa Jalla mewajibkan kepada Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam dan umatnya untuk menegakkan shalat 50 kali sehari semalam.

Akan tetapi dalam perjalanan kembali dari mi’râj ini, ketika sampai di tempat Nabi Musâ Alaihissallam , beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam ditanya: “Apa yang telah diwajibkan Rabbmu atas umatmu?” Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab pertanyaan ini, sehingga Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam Musâ Alaihissallam meminta kepada Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam untuk kembali menghadap Allah dan minta keringanan. Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam melaksanakan saran itu, dan Allah Azza wa Jalla pun berkenan memberi keringanan. Ketika Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam hendak kembali dan berjumpa dengan Nabi Musâ Alaihissallam , beliau Alaihissallam meminta Rasulullah Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam agar meminta keringanan lagi, dan saran itu pun dilaksanakan Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam sampai Allah Azza wa Jalla berkenan memberi keringanan. Hingga akhirnya, kewajiban shalat itu hanya lima kali sehari semalam. Setelah itu, ketika Nabi Musâ Alaihissallam meminta Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam memohon keringanan lagi, maka Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam berkata: “Aku sudah memohon kepada Rabbku sehingga aku merasa malu,” lalu terdengar suara: “Aku telah menetapkan yang Aku fardhukan, dan Aku telah memberikan keringanan kepada para hamba-Ku”.

4. Perjalanan kembali dari Mi’râj.

Berdasarkan riwayat-riwayat yang ada menunjukkan bahwa perjalanan kembali Rasulullah menempuh rute dari langit tertinggi menuju Baitul-Maqdis lalu ke Makkah. Adapun sarana yang dipakai Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam saat Isrâ’ ialah Buraq.

Dari riwayat-riwayat tentang Mi’raj ini juga diketahui, bahwa riwayat yang menceritakan peristiwa ini menggunakan fi’il majhul (kata kerja pasif), sehingga sarana yang digunakan tidak diketahui dengan jelas. Dalam sebagian riwayat disebutkan: “Aku dipasangkan mi’râj“. Sehingga Ibnu Katsîr rahimahullah mengatakan perihal itu dengan perkataannya: “Mi’râj, ialah tangga. Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam naik menuju langit melalui tangga itu, bukan dengan Burâq sebagaimana persangkaan sebagian orang”.

Hikmah Isra Mi'raj

Peristiwa Isra Miraj memiliki banyak hikmah dan pelajaran bagi umat Islam, di antaranya adalah:

  • Menegaskan kebenaran kenabian Nabi Muhammad SAW dan kekuasaan Allah SWT yang tidak terbatas oleh ruang dan waktu.
  • Menunjukkan keutamaan salat sebagai tiang agama dan ibadah utama yang menghubungkan antara hamba dan Allah SWT.
  • Menyadarkan umat Islam tentang pentingnya persatuan dan solidaritas, karena Nabi Muhammad SAW menjadi imam salat bagi para nabi dan rasul di Masjidil Aqsa.
  • Mengajak umat Islam untuk mencintai dan menjaga Masjidil Aqsa, yang merupakan masjid ketiga yang paling mulia di dunia Islam.
  • Menginspirasi umat Islam untuk berusaha mencapai tingkat iman dan taqwa tertinggi, seperti yang dicontohkan oleh Nabi Muhammad SAW.

Sejarah Isra Miraj Nabi Muhammad SAW cukup jelas bukan? Semoga kita dapat menjadi umat yang mampu mengikuti keteladanan Rasulullah SAW.

Editor: Komaruddin Bagja

Follow WhatsApp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut