Summum Bukmum Umyun Fahum Layarjiun, Begini Tafsir Ayatnya
JAKARTA, iNews.id - Tafsir ‘summum bukmum umyun fahum layarjiun’ cukup penting untuk diulas. Bacaan tersebut dapat ditemukan dalam Al-Qur’an atau lebih tepatnya pada surat Al Baqarah ayat 18.
Surat Al Baqarah yang berarti ‘sapi betina’ adalah surat terpanjang di Al-Qur’an yang memiliki 286 ayat. Surat yang tergolong ke dalam surat Madaniyyah ini berisi tentang penciptaan Nabi Adam, pembangkangan Bani Israil, kewajiban umat muslim, dan lain sebagainya.
Sementara itu, ayat ke-18 dalam surat Al Baqarah pada dasarnya menceritakan tentang sifat orang kafir dan munafik. Hal ini dapat diartikan sebagai peringatan untuk umat muslim agar menjauhi sifat tersebut.
Adapun penjelasan mengenai tafsir ‘summum bukmum umyun fahum layarjiun’ adalah sebagai berikut.
Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, bacaan ‘summum bukmum umyun fahum layarjiun’ terdapat dalam surat Al Baqarah ayat 18. Berikut ini adalah bacaannya beserta artinya.
مٌّۢ بُكۡمٌ عُمۡىٌ فَهُمۡ لَا يَرۡجِعُوۡنَ ۙ
Latin: Summum bukmun 'umyun fahum laa yarji'uun.
Arti: Mereka tuli, bisu dan buta, sehingga mereka tidak dapat kembali.
Dalam kitab Tafsirul Jalalain, kata ‘tuli’ pada ayat tersebut dapat diartikan sebagai sifat seseorang yang tidak mau mendengar kebenaran. Mereka juga disebut ‘bisu’, yang berarti enggan berucap mengenai kebenaran.
Sementara itu, ‘buta’ di ayat tersebut menunjukkan bahwa orang-orang yang dimaksud tidak mau melihat petunjuk yang diberikan. Oleh sebab itu, mereka dikatakan ‘tidak dapat kembali’ karena dianggap telah tersesat.
Tafsir tersebut semakin diperkuat oleh kitab Jami‘ul Bayan fi Ta’wilil Qur’an karya Imam At-Thabari yang mengutip dari ucapan sahabat bahwa surat Al Baqarah ayat 18 menjelaskan tentang orang-orang yang tuli, bisu, dan buta terhadap ajaran yang benar.
Selain itu, Abu Qatadah juga menjelaskan bahwa ‘laa yarji'uun’ adalah orang-orang yang tidak mengingat kebenaran dan tidak mau bertaubat.
Menurut kitab Ma‘alimut Tanzil fit Tafsir wa Ta’wil karya Imam Baghowi, surat Al-Baqarah ayat 18 diturunkan untuk umat Yahudi yang mengingkari adanya Nabi Muhammad SAW sebagai utusan Allah atas kaum musyrikin Arab. Padahal sebelumnya, mereka begitu menanti kehadiran Muhammad.
Dari sanalah, kaum Yahudi Madinah berusaha mengingkari kebenaran yang diucapkan Nabi Muhammad. Mereka akhirnya tidak dapat kembali ke jalan yang benar.
Sementara itu menurut tafsir Ringkas Kementerian Agama RI mengenai Surat Al-Baqarah Ayat 18 adalah sebagai berikut:
Mereka seperti individu tuli, karena telah kehilangan kemampuan mendengarkan kebenaran yang disampaikan. Mereka juga serupa dengan orang yang bisu, karena tidak berbicara tentang kebenaran, karena hati mereka tertutup, yang membuat mereka tidak memiliki dorongan untuk melakukannya.
Selanjutnya, mereka juga menyerupai orang buta, baik secara fisik maupun batin, karena telah kehilangan kemampuan melihat dan memahami pelajaran dari pengalaman mereka. Akibatnya, mereka tidak mampu kembali ke jalur kebenaran yang telah mereka tinggalkan.
Atau, kita bisa menggambarkan mereka dalam kondisi kebingungan, kesulitan, dan kebingungan serupa dengan seseorang yang terjebak dalam hujan lebat yang disertai kegelapan dan kilat.
Seperti dalam keadaan ini, mereka mencoba menghindari suara petir yang menakutkan dengan cara menutup telinga mereka dengan jari-jari mereka, berharap ini akan melindungi mereka dari bahaya. Mereka meyakini bahwa dengan cara ini, mereka dapat menghindari konsekuensi yang mengerikan.
Namun, ketika Al-Qur'an turun dengan penjelasan tentang konsekuensi kekufuran, keindahan iman, dan berbagai jenis siksaan yang menakutkan, mereka berusaha untuk menghindarinya dan menolak untuk menerima pelajaran dari itu, dengan harapan menghindari konsekuensi buruk. Allah dengan pengetahuan dan kuasa-Nya memahami orang-orang yang menolak kebenaran.
Demikianlah penjelasan mengenai sumum bukmum umyun fahum layarjiun atau Surat Al Baqarah ayat 18. Semoga kita dimudahkan dalam membaca serta mengkaji Al Quran.
Wallahu a’lam.
Editor: Komaruddin Bagja