Surat An Naba Ayat 38: Arab, Latin, Arti, Tafsir tentang Kondisi Ruh di Hari Kebangkitan
JAKARTA, iNews.id - Surat An Naba ayat 38 menjelaskan tentang ruh pada hari kebangkitan dan malaikat yang berjaga-jaga menunggu perintah Allah SWT.
Surat An Naba merupakan golongan Makkiyyah yakni diturunkan pada periode Mekkah. Surat ke-78 dalam Al Quran ini berjumlah 40 ayat diturunkan setelah Surat Al Ma'arij. An Naba artinya Berita Besar (Kiamat).
Ibnu Katsir dalam tafsirnya menyebutkan para ulama tafsir menakwil makna dari berita besar yakni tentang hari kiamat, yaitu berita yang besar, mengerikan dan mengejutkan.
Qatadah dan Ibnu Zaid mengatakan bahwa yang dimaksud dengan berita besar ini ialah kebangkitan sesudah mati. Mujahid mengatakannya Al Quran, tetapi yang jelas adalah pendapat yang pertama yakni tentang hari kiamat. Dalam Surat An Naba ini, Allah SWT juga memberikan ancaman bagi orang yang mengingkari hari kiamat dan kebangkitan.
يَوْمَ يَقُوْمُ الرُّوْحُ وَالْمَلٰۤىِٕكَةُ صَفًّاۙ لَّا يَتَكَلَّمُوْنَ اِلَّا مَنْ اَذِنَ لَهُ الرَّحْمٰنُ وَقَالَ صَوَابًا
Artinya: Pada hari ketika Rūḥ dan malaikat berdiri bersaf-saf. Mereka tidak berbicara, kecuali yang diizinkan oleh Tuhan Yang Maha Pengasih dan dia mengatakan yang benar.
Tafsir Wajiz
Tidak ada yang mampu berbicara langsung dengan Allah pada hari ketika ruh, yaitu Jibril, dan para malaikat lain yang berdiri bersaf-saf secara teratur dengan penuh tunduk dan khusyuk. Mereka, baik Jibril atau lainnya, tidak berani berkata-kata karena khidmatnya situasi saat itu, kecuali siapa yang telah diberi izin kepadanya oleh Tuhan Yang Maha Pengasih untuk berkata kepada-Nya, dan dia hanya mengatakan sesuatu yang benar dan diridai Allah.
Tafsir Tahlili
Dalam ayat ini, Allah menerangkan bahwa pada hari Kiamat itu Malaikat Jibril dan para malaikat lainnya berdiri bersaf-saf menunggu perintah Allah. Mereka tidak berkata apa pun kecuali setelah diberi izin oleh Allah Yang Maha Pemurah. Kata-kata yang mereka ucapkan pun ketika itu hanya kata-kata yang benar.
Tafsir kemenag:
Para ahli tafsir berbeda pendapat mengenai maksud rūḥ pada ayat ini. Ada yang memahaminya sebagai Jibril, tentara Allah, ruh Bani Adam (manusia keturunan Adam) atau malaikat yang diserahi tugas mengurus arwah dan sejenisnya.
Tafsir Ibnu Katsir:
Dalam tafsir Ibnu Katsir dijelaskan ada beberapa pendapat di kalangan mereka mengenai ruh dalam ayat 38 Surat An Naba sebagai berikut:
1. Diriwayatkan oleh Al-Aufi, dari Ibnu Abbas, bahwa yang dimaksud dengan roh adalah arwah Bani Adam (anak-anak Adam).
2. Mereka adalah anak-anak Adam, menurut Al-Hasan dan Qatadah. Qatadah mengatakan bahwa hal ini merupakan sesuatu yang disembunyikan oleh Ibnu Abbas.
3. Suatu makhluk Allah yang bentuknya seperti Bani Adam, tetapi mereka bukan malaikat dan bukan pula manusia, mereka juga makan dan minum. Demikianlah menurut Ibnu Abbas, Mujahid, Abu Saleh, dan Al-A'masy.
4. Dia (Ruh) adalah Jibril. Ini menurut apa yang dikatakan oleh Asy-Sya'bi, Sa'id ibnu Jubair, dan Ad-Dahhak. Hal ini berdalilkan dengan firman Allah Swt. yang menyebutkan: dia dibawa turun oleh Ar-Ruh Al-Amin (Jibril) ke dalam hatimu (Muhammad) agar kamu menjadi salah seorang di antara orang-orang yang memberi peringatan. (Asy-Syu'ara: 193 — 194). Muqatil ibnu Hayyan mengatakan bahwa Ar-Ruh adalah malaikat yang paling mulia dan paling dekat dengan Allah Swt. Serta penyampai wahyu.
5. Yang dimaksud dengan Ar-Ruh adalah Al-Qur'an. Ini menurut Ibnu Zaid, yang berarti semakna dengan apa yang disebutkan oleh firman-Nya: Dan demikianlah Kami wahyukan kepadamu wahyu (Al-Qur'an) dengan perintah Kami. (Asy-Syura: 52), hingga akhir ayat.
6. Ar-Ruh adalah malaikat yang besarnya sama dengan seluruh makhluk bila digabungkan menjadi satu.
Wallahu A'lam Bissawab.
Editor: Kastolani Marzuki