JAKARTA, iNews.id - Bacaan surat Yasin ayat 37 beserta tafsirnya berikut patut untuk disimak. Dengan memahami maknanya dengan seksama, maka keimanan terhadap Allah SWT diharapkan akan semakin bertambah.
Surat Yasin sendiri terdiri dari 83 ayat dan merupakan surat Makiyyah atau surat yang diturunkan di Kota Mekkah. Dinamakan Yasin karena surat ini diawali dengan huruf Yaasiin.
3 Amalan agar Rumah Penuh Keberkahan, Simak di Sini!
Surat Yasin ayat 37
Berikut ini adalah bacaan surat Yasin ayat ke-37 beserta terjemahannya.
اٰيَةٌ لَّهُمُ الَّيۡلُ ۖۚ نَسۡلَخُ مِنۡهُ النَّهَارَ فَاِذَا هُمۡ مُّظۡلِمُوۡنَۙ
Bacaan Surat Yasin Arab Lengkap 83 Ayat
Wa Aayatul lahumul lailu naslakhu minhun nahaara fa-izaa hum muzlimuun.
Artinya: Dan suatu tanda (kebesaran Allah) bagi mereka adalah malam; Kami tanggalkan siang dari (malam) itu, maka seketika itu mereka (berada dalam) kegelapan,
Al-Quran Surat Yasin, Latin, dan Terjemahan
Tafsir surat Yasin ayat 37
Dilansir dari laman resmi Kementerian Agama (Kemenag) RI, Senin (29/5/2023), Allah menunjukkan kekuasanNya pada hambaNya dengan menciptakan waktu malam. Manusia dibuat tiba-tiba berada di dalam kegelapan dan meninggalkan waktu siang.
Surat Yasin Ayat 1-83 dalam Teks Arab, Latin dan Terjemahan Bahasa Indonesia
Dengan diciptakannya malam dan siang, maka manusia akan mempelajari sistem tata surya. Dari sanalah, ilmu pengetahuan, termasuk ilmu astronomi atau ilmu falak akan berkembang.
Dalam praktiknya di kehidupan sehari-hari, waktu siang dan malam sangat dibutuhkan untuk kerja organ tubuh manusia. Waktu siang digunakan untuk bekerja atau beraktivitas.
Surat Yasin Lengkap dan Tahlil: Arab, Latin, Arti, dan Urutannya
Sedangkan waktu malam dimanfaatkan sebagai waktu tidur. Sementara itu, tidur begitu diperlukan untuk mengistirahatkan beberapa organ di dalam tubuh.
Menurut Ibnu Katsir, surat Yasin ayat 37 dapat ditafsirkan bahwa Allah menjadikan siang dan malam datang silih berganti. Siang hari datang dengan terangnya, sedangkan malam hari dengan kegelapannya.
Surat Yasin ayat 37 tersebut memiliki makna yang mirip dengan ayat Al-A’raf yang ke-54. Adapun bacaannya adalah sebagai berikut.
نَّ رَبَّكُمُ اللّٰهُ الَّذِىۡ خَلَقَ السَّمٰوٰتِ وَ الۡاَرۡضَ فِىۡ سِتَّةِ اَيَّامٍ ثُمَّ اسۡتَوٰى عَلَى الۡعَرۡشِ يُغۡشِى الَّيۡلَ النَّهَارَ يَطۡلُبُهٗ حَثِيۡثًا ۙ وَّالشَّمۡسَ وَالۡقَمَرَ وَالنُّجُوۡمَ مُسَخَّرٰتٍۢ بِاَمۡرِهٖ ؕ اَلَا لَـهُ الۡخَـلۡقُ وَالۡاَمۡرُ ؕ تَبٰرَكَ اللّٰهُ رَبُّ الۡعٰلَمِيۡنَ
Inna Rabbakkumul laahul lazii khalaqas sammaawaati wal arda fii sittati qiyaamin summmas tawaa 'alal 'arshi yughshil lailan nahaara yatlu buhuu hasiisanw washshamsa walqamara wannujuuma musakhkharaatim bi amrih; alaa lahul khalqu wal-amr; tabaarakal laahu.
Artinya: Sungguh, Tuhanmu (adalah) Allah yang menciptakan langit dan bumi dalam enam masa, lalu Dia bersemayam di atas ‘Arsy. Dia menutupkan malam kepada siang yang mengikutinya dengan cepat. (Dia ciptakan) matahari, bulan dan bintang-bintang tunduk kepada perintah-Nya. Ingatlah! Segala penciptaan dan urusan menjadi hak-Nya. Maha Suci Allah, Tuhan seluruh alam.
Tafsir tersebut juga dikuatkan di dalam suatu hadits yang berbunyi:
Apabila malam hari tiba dari arah ini dan siang hari pergi dari arah ini, dan mentari terbenam, maka waktu berbuka bagi orang yang berpuasa telah tiba.
Editor: Komaruddin Bagja
- Sumatra
- Jawa
- Kalimantan
- Sulawesi
- Papua
- Kepulauan Nusa Tenggara
- Kepulauan Maluku