Tata Cara Sholat Rawatib : Niat, Bacaan, Doa, Hukum dan Keutamaannya
JAKARTA, iNews.id - Tata cara sholat rawatib perlu diketahui oleh umat Islam agar pada saat melaksanakannya tidak keliru. Sholat rawatib adalah sholat yang dikerjakan sebelum (qabliyah) dan sesudah (ba'diyah) sholat fardhu.
Jumlah shalat sunnah rawatib berbeda-beda, bergantung pada waktu sholat fardhu. Shalat sunnah Rawatib ini merupakan sholat sunnah yang terbagi menjadi dua, yakni sunnah muakkad dan sunnah ghairu muakkad.
Cara pelaksanaan sholat rawatib ini tidak jauh berbeda dengan pelaksanaan sholat fardhu, adapun tata caranya sebagai berikut
1. Niat
2. Takbiratul ihram
3. Membaca doa iftitah
4. Membaca Al-fatihah
5. Membaca surat pendek Al-Qur'an
6. Ruku
7. I'tidal
8. Sujud pertama di rakaat kesatu
9. Duduk di antara dua sujud
10. Sujud kedua di rakaat pertama
11. Berdiri dan mengulang gerakan seperti rakaat pertama
12. Tasyahud akhir
13. Salam
اُصَلِّى سُنَّةَ الصُّبْحِ رَكْعَتَيْنِ قَبْلِيَّةً مُسْتَقْبِلَ الْقِبْلَةِ ِللهِ تَعَالَى
Usholli sunnatash subhi rok'ataini qobliyatan mustaqbilal qiblati lillahi ta'ala
Artinya: Aku niat mengerjakan sholat sunah sebelum subuh dua rakaat, menghadap kiblat karena Allah
اُصَلِّى سُنَّةً الظُّهْرِرَكْعَتَيْنِ قَبْلِيَّةً مُسْتَقْبِلَ الْقِبْلَةِ ِللهِ تَعَالَى
Ushalli sunnatadh dzhuhri rok'ataini qobliyatan mustaqbilal qiblati lillahi ta'ala
Artinya: Aku niat mengerjakan sholat sunnah sebelum dzuhur dua rakaat, menghadap kiblat karena Allah.
اُصَلِّى سُنَّةً الظُّهْرِرَكْعَتَيْنِ بَعْدِيَّةً مُسْتَقْبِلَ الْقِبْلَةِ ِللهِ تَعَالَى
Ushalli sunnatadh dzhuhri rok'ataini ba'diyah mustaqbilal qiblati lillahi ta'ala
Artinya: Aku niat mengerjakan sholat sunnah sesudah dzuhur dua rakaat, menghadap kiblat karena Allah
صَلِّيْ سُنَّةَ الْعَصْرِ رَكْعَتَيْنِ قَبْلِيَّةً مُسْتَقْبِلَ اْلقِبْلَةِ اَدَاءً لِلَّهِ تَعَالَى
Ushalli sunnatadlashri rok’ataini qabliyatan mustaqbilal qiblati ada’an lillahi ta’ala.
Artinya: Aku niat shalat qabliyah ashar dua rakaat menghadap kiblat karena Allah
اُصَلِّى سُنَّةً الْمَغْرِبِ رَكْعَتَيْنِ بَعْدِيَّةً مُسْتَقْبِلَ الْقِبْلَةِ ِللهِ تَعَالَى
Usholli Sunnatal Maghribi Rok’ataini Ba’diyah Mustaqbilal Qiblati Lillahi Ta’ala
Artinya: Aku niat mengerjakan sholat Sunnah sesudah Maghrib 2 rakaat, menghadap Kiblat karena Allah Ta’ala
اُصَلِّى سُنَّةً الْعِشَاءِ رَكْعَتَيْنِ قَبْلِيَّةً مُسْتَقْبِلَ الْقِبْلَةِ ِللهِ تَعَالَى
Usholi Sunnatal Isyaa’i Rok’ataini Qabliyata Mustaqbilal Qiblati Lillahi Ta’ala.
Artinya: Aku niat shalat qabliyah Isya dua rakaat menghadap kiblat karena Allah.
اُصَلِّى سُنَّةً الْعِشَاءِ رَكْعَتَيْنِ بَعْدِيَّةً مُسْتَقْبِلَ الْقِبْلَةِ ِللهِ تَعَالَى
Usholi sunnatal isyaa'i rok'ataini ba'diyatta mustaqbilal qiblati lillahi ta'ala
Artinya: Aku niat mengerjakan sholat sunnah sesudah isya dua rakaat, menghadap Kiblat karena Allah
Dalam melaksanakan tata cara sholat rawatib sebelum Subuh dan sesudah Maghrib ini beberapa hadist menceritakan kebiasaan Rasulullah SAW yang membaca surat Al Kafirun dan Al Ikhlas, sebagaimana hadits berikut :
أَنَّهُ قَالَ مَا أُحْصِي مَا سَمِعْتُ مِنْ، رَسُولِ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم يَقْرَأُ فِي الرَّكْعَتَيْنِ بَعْدَ الْمَغْرِبِ وَفِي الرَّكْعَتَيْنِ قَبْلَ صَلاَةِ الْفَجْرِ بِـ :(قُلْ يَا أَيُّهَا الْكَافِرُونَ ) وَ (قُلْ هُوَ اللَّهُ أَحَدٌ )
Artinya: Dari Abdullah bin Mas'ud, "Saya tidak dapat menghitung berapa kali aku mendengar Rasulullah SAW membaca dalam dua rakaat setelah maghrib dan dua rakaat sebelum subuh surat al Kafirun (Katakan, "Hai orang-orang kafir) dan Al Ikhlas (Katakan, "Dialah Allah Yang Maha Esa). (HR Tirmidzi).
Dihadist lain juga disebutkan sebagai berikut :
عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ مَسْعُودٍ، . أَنَّ النَّبِيَّ ـ صلى الله عليه وسلم ـ كَانَ يَقْرَأُ فِي الرَّكْعَتَيْنِ بَعْدَ صَلاَةِ الْمَغْرِبِ {قُلْ يَا أَيُّهَا الْكَافِرُونَ} وَ {قُلْ هُوَ اللَّهُ أَحَدٌ }
Artinya: Dari Abdullah bin Mas'ud yang menceritakan saat menunaikan sholat dua rakaat usai maghrib, Rasulullah biasa membaca, "Katakan, hai orang-orang kafir (Al Kafirun) dan "Katakan, Dialah Allah Yang Maha Esa (Al Ikhlas)." (HR Ibnu Majah).
Jika kita selesai melaksanakan tata cara sholat rawatib hendaknya memanjatkan doa kepada sang pencipta, adapun doa yang disunnahkan sebagai berikut :
اَللّٰهُمَّ اغْفِرْلِىْ ذُنُوْبِي وَخَطَايَاىَ كُلَّهَا اَللّٰهُمَّ اَنْعِشْنِى وَاجْبُرْنِى وَاهْدِنِى لِصَالِحِ الْاَ عْمَالِ وَالْاَخْلاَقِ اِنَّهُ لاَيَهْدِى لِصَالِحِهَاوَلاَيَصْرِفُ سَيِّئها اِلاَّاَنْتَ
Allohummaghfirlii dzunuubii wa khothooyaaya kullahaa. Allohumman’isynii wajburnii wahdinii li shoolihil a’maali wal akhlaaqi innahuu laa haydii li shoolihihaa wa laa yashrifu sayyiahaa illaa anta.
Artinya : Ya Allah, ampunilah aku atas segala dosaku dan kesalahanku. Ya Allah, tinggikan aku dan tutupi (aib)ku, serta berilah aku petunjuk kepada kebaikan amal dan akhlak. Sesungguhnya tidak ada seorang pun yang dapat menunjukkan kepada kebaikan amal dan akhlak, serta tidak ada seorang pun yang dapat memalingkan dari keburukan amal dan akhlak kecuali Engkau.
Hukum sholat rawatib ini adalah sunnah yang terbagi menjadi 2 golongan, yaitu ada sholat sunnah rawatib muakkad yang berarti sangat kuat, besar kemuliaan dan sunnah ghairu muakkad yang berarti kurang ditekankan.
Jumlah rakaat sholat rawatib muakkad:
1. 2 rakaat sebelum subuh
2. 2 atau 4 rakaat sebelum zuhur
3. 2 atau 4 rakaat sesudah zuhur
4. 2 rakaat sesudah maghrib
5. 2 rakaat sesudah isya
Jumlah shalat sunnah rawatib ghairu muakkad
1. 2 atau 4 rakaat sebelum sholat ashar (jika dikerjakan 4 rakaat, dikerjakan dengan 2 kali salam)
2. 2 rakaat sebelum maghrib
3. 2 rakaat sebelum isya
Dari Ummu Habibah radhiyallahu ‘anha, Istri Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, dia berkata: Aku mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
مَا مِنْ عَبْدٍ مُسْلِمٍ يُصَلِّى لِلَّهِ كُلَّ يَوْمٍ ثِنْتَىْ عَشْرَةَ رَكْعَةً تَطَوُّعًا غَيْرَ فَرِيضَةٍ إِلاَّ بَنَى اللَّهُ لَهُ بَيْتًا فِى الْجَنَّةِ أَوْ إِلاَّ بُنِىَ لَهُ بَيْتٌ فِى الْجَنَّةِ. قَالَتْ أُمُّ حَبِيبَةَ فَمَا بَرِحْتُ أُصَلِّيهِنَّ بَعْدُ
Artinya : “Seorang hamba yang muslim melakukan shalat sunnah yang bukan wajib, karena Allah, (sebanyak) dua belas rakaat dalam setiap hari, Allah akan membangunkan baginya sebuah rumah (istana) di surga.” (Kemudian) Ummu Habibah radhiyallahu ‘anha berkata, “Setelah aku mendengar hadits ini aku tidak pernah meninggalkan shalat-shalat tersebut.”
Dari hadits di atas bisa disimpulkan bahwa keutamaan sholat rawatib ini adalah :
1. Jika mengerjakan sebanyak 12 rakaat dalam satu hari maka akan dibangunkan rumah di surga.
2. Selain itu juga akan dijauhkan dari api neraka
3. Mendapat rahmat Allah
4. Mendapatkan ketenangan dunia dan akhirat
Demikian tata cara sholat rawatib yang bisa dihafal agar tidak keliru dalam melaksanakannya.
Editor: Puti Aini Yasmin