4 Prediksi Tren Busana 2019-2020 dari Kacamata Trend Forecasting
JAKARTA, iNews.id - Indonesia memiliki peluang cukup besar menjadi kiblat fashion Muslim di dunia pada 2020. Lantas, apa yang perlu disiapkan?
Industri modest fashion memang dinilai cukup menjanjikan. Sebab, melalui data Empowering a Billion Women Summit menunjukkan angka pembelajaran modest fashion di dunia mencapai 11 persen dari total USD258 miliar belanja fashion.
Untuk menjadi kiblat fashion, Indonesia tentunya harus memiliki tren sendiri yang memiliki ciri khas dan karakter.
"Kita memiliki cita-cita dan target sebagai pusat fashion Muslim dunia tahun 2020. Untuk itu, kita harus bisa menciptakan tren untuk Indonesia," kata Deputi Riset Edukasi dan Pengembangan Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf) dr. Ing. Abdur Rohim Boy Betawi dalam Seminar Trend Forecasting di perhelatan Muslim Fashion Festival (Muffest) Indonesia 2018, Jakarta Convention Center (JCC), Jakarta, Jumat (20/4/2018).
Di acara ini, ada para penggagas tren dari Indonesia Trend Forecasting, yakni Istri Dhaniswara, Tri Anugerah, dan Dina Midiani, Nuniek Mawardi, Stevanie, Marisa, dan Patricia Sandjaja yang ekspert di bidangnya. Mereka merangkum empat gaya yang diprediksi menjadi tren 2019-2020.
Exuberent
Exuberent memiliki arti sebagai semangat kehidupan di era teknologi yang kian pesat. Di tema ini, busana-busananya menggambarkan keceriaan dan optimisme lewat permainan warna yang colorful atau plastic color yang memberi mood ceria. Unsur-unsur yang dimasukkan dalam tema ini adalah art urban dan hal-hal yang berbau futuristik. Tak hanya lewat permainan warna yang cerah dan berani, tetapi juga permainan motif yang artistik.
Svarga
Svarga diambil dari bahasa Sansekerta yang artinya surga. Berbeda dengan exuberent, busana-busana di sini kental dengan nuansa etnik, tetapi tetap modern. Ada semacam motif artefak atau unsur-unsur purba yang dipadankan dengan modernitas kaum urban melalui permainan warnanya, seperti biru gelap, pink keunguan, atau hijau tua.
Neo Medieval
Di tema yang ketiga ada neo medieval. Di mana tema ini sangat berbeda dengan exuberent dan svarga. Sebab untuk penerapannya pada busana, tema ini cenderung mengambil warna-warna yang lebih netral dan membumi.
Misalnya, palet cokelat atau warna-warna hangat. Inspirasi gaya ini sendiri diambil dari perpaduan romantisme zaman pertengahan yang menggabungkan unsur maskulin dan tetap lembut dalam satu waktu.
Cortex
Nah, tema terakhir ini sangat terbalik dari neo medieval yang cenderung bermain warna-warna bumi. Untuk tema ini, sangat kental nuansa futuristiknya dengan inspirasi gaya dari teknologi artificial intellegence (AI). Warna-warnanya sendiri lebih light atau terang, tetapi tidak seheboh exuberent dan svarga. Sementara untuk bentuk dan potongan, lebih tak terduga dan bersifat abstrak.
Editor: Tuty Ocktaviany