7 Pantun Fenomenal Sapri, Komedian Meninggal karena Diabetes 

JAKARTA, iNews.id - Industri hiburan tengah berduka. Komedian Sapri Pantun dikabarkan meninggal dunia usai dirawat di ruang ICU, pada Senin, 10 Mei 2021. Sepeninggalan Sapri Pantun, ternyata ada 7 pantun fenomenal yang diwariskan olehnya. 

Informasi meninggalnya Sapri Pantun sebelumnya disampaikan sang manajer, Dolly lewat status WhatsApp, Senin (10/5/2021). “Innalillahi wa innailihi rajiun. Sapri bin Ahli," ujarnya saat dihubungi awak media. 

Baca Juga

5 Sayuran Ini Lebih Sehat jika Dimasak Dulu Baru Dimakan

Diketahui semasa hidupnya, Sapri terkenal dengan pantun-pantunnya. Salah satu yang populer adalah ‘masak aer biar mateng, masak aer biar mateng’. Bahkan, saat diantar ke rumah sakit, mendiang sempat melontarkan pantun tersebut.

“Pas masuk rumah sakit dia sempat pantun, tapi pikirannya kayak bukan dia. Pas saya bawa ke IGD dengan kursi roda, dia pantun sendiri sambil ketawa sendiri kayak orang enggak jelas. Dia bilang, ‘masak aer biar mateng, masak aer biar mateng, Bang Sapri udah enggak ganteng, kan sakit’, terus dia ketawa sendiri,” kata Dolly di kanal YouTube Melaney Ricardo beberapa waktu lalu. 

Baca Juga

Pesona Nagita Slavina Pakai Outfit Mewah Miliaran Rupiah, Netizen: Mau Pingsan

Mengenang sosoknya, berikut 7 pantun Sapri Pantun semasa hidup, seperti dirangkum akun fanbase mendiang di Facebook.  

Baca Juga

Hamil Anak Pertama, Aurel Ngidam Makan Daging Jutaan Rupiah

1. Beli jamu di pasar kerawang
Lalu siap pergi ke mekkah
Wajahmu selalu terbayang
Di setiap aku melangkah 

2. Mengolah jamu pake belati
Dicampur kentang dari lahanku
Cobalah kamu untuk mengerti
Sedikit tentang perasaanku 

3. Beli buku sama ani
Lebih murah beli margarin
Bagiku malam ini
Tak seindah malam kemarin 

4. Naik onta lihat pemandangan
Makan bubur ditambah cuka
Biarlah cinta dan kenangan
Kan terkubur bersama luka 

5. Naik bus mini membawa ayam
Burung jalak makan lumpia
Disini aku terdiam
Semoga kelak engkau bahagia 

6. Kue cucur dari sang Dewa
Kue lumpia dari bang Tohir
Jujur aku kecewa
Bila semua harus berakhir 

7. Menulis buku diakhir tahun
Bersandarkan sebuah kayu
Cintaku ibarat daun
Yang tak akan pernah layu

Editor: Elvira Anna