Get iNews App with new looks!
inews
Advertisement
Aa Text
Share:
Read Next : Perjalanan Karier Nashwa Zahira, Penyanyi Muda Jebolan Indonesian Idol Junior
Advertisement . Scroll to see content

Alasan Ini Bikin Perempuan Enggan Terjun ke Politik? Ini Kata Eva Mutia

Senin, 21 Agustus 2023 - 20:28:00 WIB
Alasan Ini Bikin Perempuan Enggan Terjun ke Politik? Ini Kata Eva Mutia
Sekretaris Jenderal DPP Kartini Perindo sekaligus Bacaleg DPR RI Dapil Jawa Barat 5 Partai Perindo Eva Mutia. (Foto: YouTube)
Advertisement . Scroll to see content

JAKARTA, iNews.id - Indonesia mempunyai aturan bahwa perempuan memiliki kuota 30 persen di parlemen. Namun sayangnya, kuota tersebut masih belum dapat terwujud.

Berdasarkan hasil Pemilu 2019, keterwakilan perempuan di Lembaga Legislatif Nasional (DPR-RI) berada pada angka 20,8 persen. Apa sebabnya?

Sekretaris Jenderal DPP Kartini Perindo sekaligus Bacaleg DPR RI Dapil Jawa Barat 5 Partai Perindo Eva Mutia mengungkap alasannya. Dia memaparkan opininya itu dalam Podcast Aksi Nyata, Senin (21/8/2023).

Dia mengatakan, salah satu alasannya yakni, perempuan dinilai masih memiliki pandangan skeptis pada politik. "Kalau menurut saya, perempuan di Indonesia masih skeptis terhadap politik, mereka masih takut," kata Eva Mutia dalam Podcast Aksi Nyata, Senin (21/8/2023).

Ada sebagian perempuan yang menganggap dunia politik 'tidak bersih'. Selain itu, perempuan juga sudah dipusingkan oleh urusan lain seperti rumah tangga sehingga merasa kerepotan kalau harus terjun ke bidang politik.

Padahal, bagi Eva, jika dilihat dari sisi positif, dunia politik ini bisa dimanfaatkan oleh perempuan dalam mengangkat isu-isu penting. Mereka bisa bersuara sesuai untuk kebutuhan dan kepentingan kaum hawa, terutama di Indonesia,

"Setidaknya bisa memberikan kontribusi apa yang dibutuhkan oleh perempuan. Kayak, beras mahal, pendidikan mahal, kan perempuan yang tau jadi kita yang bisa menyuarakan hal seperti itu," kata  Sekretaris Jenderal DPP Kartini Perindo ini.

Eva Mutia kemudian berkaca pada beberapa negara dengan keterwakilan perempuan di parlemen yang cukup tinggi. Misalnya, Rwanda dengan 61 persen, Kuba 55 persen, dan bahkan Uni Emirat Arab mencapai 50 persen.

"Kalau kita lihat negara berbasis muslim, bisa mengangkat dan memberikan peluang terhadap wanita sampai 50 persen, amazing," ujar dia.

Editor: Siska Permata Sari

Follow WhatsApp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut