Amy Atmanto Rancang Busana untuk Konser 3 Musisi Legendaris
JAKARTA, iNews.id - Perancang busana Indonesia Amy Atmanto yang terkenal dengan karya-karya busana kebaya dan busana muslim tersebut kini tengah merancang khusus busana pria bagi tiga legendaris di industri musik Tanah Air.
Tiga musisi legendaris itu adalah Deddy Dhukun, Dian Pramana Putra, dan Agus Muharam. Busana bagi ketiganya dirancang khusus untuk konser Back Story di Balai Sarbini Jumat, 26 Januari 2018.
Alhamdulillah akhirnya pucuk dicinta, ulam pun tiba, Kang Dian dan Kang Deddy akan konser dan mengenakan busana rancangan saya," kata Amy Atmanto saat melakukan fitting busana pada 2D alias Deddy Dhukun dan Dian Pramana di Royal Lounge Amy Atmanto di bilangan Tebet, Jakarta Selatan, Kamis (25/1/2018).

Kedua personel yang mempopulerkan lagu Masih Ada ini pun menampilkan busana rancangan Amy Atmanto di hadapan awak media. Mereka tampak mengenakan busana hitam legam dengan motif payet berkilauan di bagian kerah hingga dada.
"Busana panggung paling charming kan black. Black is beauty, agar lebih bersinar, di motif payet ini kita menggunakan crystal swarovski," jelas Amy.
Butiran-butiran Swarovski yang ada di kerah busana Deddy dan Dian tersebut jika dijumlahkan masing-masing sekira seratus butir. Sementara untuk proses pengerjaan busana tergolong singkat yakni dua minggu.
"Saya dari SMA tahunya cuma dengerin lagu mereka, sekarang bisa bertemu dan diberi kepercayaan merancang busana," katanya.
Tak hanya Amy Atmanto dan tim Royal Collections Amy Atmanto saja yang berada di balik layar busana panggung para legendaris ini. Tetapi juga ada sentuhan tangan penderita tuna rungu binaan Rumah Kreatif Amy Atmanto yang turut menyempurnakan hasil busananya.
"Kalau mereka tahu karyanya dipakai oleh legendaris-legendaris ini, mereka akan sangat bangga," ujar dia.
Sementara Deddy dan Dian yang terbiasa mengenakan busana hitam polos atau busana kasual mengaku tingkat percaya dirinya bakal meningkat di atas panggung.
"Ini busana terkeren yang selaman ini kita kenakan," ungkap Deddy Dhukun.
Editor: Nanang Wijayanto