APPMI Dukung Desainer Muda IYFDC Kreasikan Budaya Betawi Lewat Busana di IFW 2024
JAKARTA, iNews.id - Asosiasi Perancang dan Pengusaha Mode Indonesia (APPMI) setiap tahunnya membuka kesempatan bagi desainer muda bisa tampil di panggung Indonesia Fashion Week (IFW) melalui kompetisi Indonesia Young Fashion Designer Competition (IYFDC). Khusus tahun ini, IYFDC mengangkat tema budaya Betawi, sejalan dengan tema besar IFW 2024. Peserta dibebaskan mengolah wastra Betawi, termasuk batik Betawi.
Dari pantauan wartawan di lokasi penjurian semifinal IYFDC 2024 di Tokopedia Tower, Jakarta Selatan, beberapa desainer muda sudah cukup mahir mengolah wastra Betawi. Beberapa dari semifinalis menciptakan item fashion bergaya modern tanpa meninggalkan budaya Betawi itu sendiri. Misalnya saja bomber jacket yang dikreasikan dengan patchwork batik Betawi cap.
Lalu, ada juga desainer muda yang menggunakan embroidery unfinished dengan motif ikon Betawi, seperti ondel-ondel ataupun Monas. Motif tersebut tertuang dalam item fashion urban-style. Ini membuktikan bahwa desainer muda Tanah Air semakin melek dengan tren dunia sekaligus mau ikut melestarikan warisan Indonesia.
"Lewat kompetisi IYFDC ini, diharapkan terjadi peremajaan dan pertumbuhan dalam ekosistem fashion, sehingga misi pelestarian budaya yang ingin dilaksanakan dapat terus terlaksana dan dilanjutkan oleh penerus bangsa," papar Poppy Dharsono selaku Ketua Umum APPMI, Selasa (30/1/2024).
Poppy menambahkan, IYFDC diharapkan juga dapat mendorong desainer muda memanfaatkan kekayaan lokal menjadi bagian penting koleksi buatannya. Ini sejalan dengan misi APPMI dan IFW yaitu melestarikan dan mengembangkan kekayaan lokal di bidang fashion.
Lebih lanjut, perancang busana dari APPMI, Naniek Rachmat, menjelaskan bahwa di kompetisi IYFDC 2024 beberapa desainer muda menggunakan batik Betawi hingga embroidery yang berkaitan dengan Betawi.
"Kami memang mewajibkan peserta IYFDC untuk menggunakan wastra Betawi. Tapi, beberapa peserta ada yang menambahkan embroidery berbentuk monas atau ondel-ondel yang memang jadi ikon Betawi," ungkap Naniek.
Naniek melanjutkan, selain harus menghadirkan wastra Betawi atau menonjolkan ikon Jakarta, para desainer ini diharuskan terbiasa mengolah material berkelanjutan.
"Setiap busana harus terbuat dari material berkelanjutan, misalnya tenun handmade atau kalau mau basic-material, yang diperbolehkan itu turunan katun atau sutra," kata Naniek.
"Ini adalah cara kami membiasakan desainer muda membuat karya busana yang sustainable atau berkelanjutan," ujarnya.
Perlu diketahui, sebanyak 500 orang mendaftar IYFDC 2024, namun yang berhasil lolos ke babak semifinal 43 peserta. Dari 43 orang itu, hanya dipilih 20 peserta untuk bisa ke babak final dan menjajal langsung panggung IFW. Ya, finalis IYFDC 2024 akan tampil menunjukkan karya terbaiknya langsung di panggung IFW 2024. Nah, dari 20 itu, hanya akan dipilih 4 pemenang.
"Pada akhirnya hanya ada 4 pemenang, juara 1,2,3 dan favorit. Pemenang pertama IYFDC 2024 berkesempatan untuk mendapat beasiswa pendidikan fashion di Koefia Academy di Roma, Italia," kata Naniek.
"Juara 2 berkesempatan mendapat program khusus di kampus fashion ternama di Jakarta. Untuk juara 3 dan favorit, mendapat hadiah uang tunai dan produk menarik lainnya," katanya.
Indonesia Fashion Week (IFW) 2024 sendiri bakal digelar pada 27-31 Maret di Jakarta Convention Center (JCC). Salah satu pendukung acara IFW 2024 adalah Tokopedia sebagai sebagai Official E-Commerce, Ticketing Partner, dan Co-Host IFW 2024.
Editor: Elvira Anna