Artis Lawas Jualan Martabak, Sempat Disangka Bangkrut padahal Punya Puluhan Cabang

JAKARTA, iNews.id - Seorang artis tidak tahu kapan masa berjayanya akan bertahan. Tak heran bila mereka terjun ke dunia bisnis untuk mendapatkan penghasilan lebih. Bahkan ada artis lawas jualan martabak.
 
Artis lawas jualan martabak adalah pasangan Pangky Suwuto dan Yati Octavia. Mereka yang dulu top di era 1980-an kini juga sukses jualan martabak.
 
Pangky mengatakan alasan dirinya membuka bisnis karena berawal dari jabatannya sebagai komisaris di sebuah perusahaan. Kemudian dia tertarik membuka bisnis kuliner.
 
“Kita bikin makanan khas Bangka, ada martabaknya, langsung saya bilang gimana kalau kita perbanyak gerai-gerai sampai kira-kira 20 gerai,” kata Pangky.
 
Tak hanya martabak, pasangan ini juga memiliki ratusan gerai makanan berbahan dasar bebek. Bisnis kuliner yang diberi nama Bebek Yusana ini sudah memiliki 200 cabang.
 
Menurut Pangky, peluang bisnis di bidang kuliner memang lebih menjanjikan. Apalagi saat pandemi tiga tahun silam. Kecintaannya pada kuliner membuat dia ingin membuka bisnis itu. Bahkan pada 2020, pasangan ini sudah memiliki 150 gerai makanan dengan berbagai macama menu lainnya.
 
"Makanan yang nggak kena dampak sekarang. Warung Tegal, nasi Padang, bakmi, bakso. Tapi saya berkembang lagi, saya langsung bikin bumbu ireng, ayam bumbu ireng, bakso, ada semuanya," ujar Pangky Suwito.

 
Sempat dikira bangkrut sampai jualan martabak, padahal pasangan ini memiliki banyak gerai lho. Di momen itu, Yati pun menegaskan jangan meremehkan gerai bisnis yang dijalaninya.
 
"Kadang-kadang gini ya, kita jualan martabak katanya udah bangkrut. Padahal nggak tahu kan satu gerai berapa," ujar Yati Octavia seperti dikutip dalam sebuah program acara, Rabu (7/6/2023).
 
"Jangan anggap remeh, ayam Rp15.000 ribu, tapi satu hari bisa menjual berapa," kata Yati Octavia.
 
Selain sibuk mengelola bisnis, ternyata pasangan ini masih aktif di dunia hiburan. Wajahnya masih kerap wara-wiri di layar kaca untuk menghibur penonton.

Baca Juga

Esther Yu Jadikan Belajar Bahasa Indonesia sebagai Hobi Baru

Editor: Elvira Anna