Benyamin Sueb Muncul di Google Doodle, Iko Uwais: Beliau Menanamkan Nilai Hormat kepada Orangtua

JAKARTA, iNews.id - Hari ini Google Doodle merayakan seorang seniman besar dan sosok penting bagi budaya Betawi di Indonesia. Dia adalah Benyamin Sueb.

Selama hidupnya, Benyamin Sueb adalah sosok legendaris yang serba bisa dan akrab dikenal sebagai ‘Babe’ dengan seribu akal. Tidak hanya sebagai pemeran, tetapi juga pelawak, sutradara dan penyanyi Indonesia.

Baca Juga

Ternyata Ada Waktu Terbaik Makan Wortel agar Nutrisinya Maksimal

Hal ini terbukti dari karya-karyanya semasa hidup, di mana dia telah merilis 46 album studio dan membintangi lebih dari 50 film. Salah satunya adalah ‘Si Doel Anak Sekolahan’.

Sementara itu untuk musik, Benyamin Sueb terkenal dengan sejumlah lagu yang hingga kini masih kerap diperdengarkan. Mulai dari ‘Malam Minggu’, ‘Kompor Meleduk’ hingga ‘Ondel-ondel’. Lagu-lagu ciptaannya penuh dengan lirik asik dan diiringi dengan melodi khas.

“Banyak yang bisa kita pelajari dari perjalanan hidup Almarhum Babe. Sampai sekarang pun kalau saya nonton kembali karya-karya beliau saya masih dapat menemukan hal baru; baik lawakannya, celetukannya, tingkah lakunya. Satu yang paling berkesan adalah bagaimana beliau terus menanamkan nilai hormat, terutama kepada orangtua,” kata aktor Iko Uwais seperti dikutip dari siaran pers, Selasa (22/9/2020).

“Semoga kita semua bisa memahami dan melestarikan budaya kita sendiri sebagai bentuk penghormatan kita kepada leluhur dan generasi sebelumnya,” ucapnya.

Sementara itu, Communication Manager Google Indonesia Feliciana Wienathan mengatakan, banyak hal yang bisa dipelajari dari perjalanan hidup seorang Benyamin Sueb.

“Sebutan ‘muka kampung, rezeki kota yang penuh akal bulus’ sering kali muncul ketika kita berbicara tentang almarhum Babe Benyamin Sueb. Ada banyak hal yang kita bisa pelajari dari perjalanan hidup seniman legendaris ini. Mari kita terus lanjutkan semangat berkontribusi, juga melestarikan tradisi dan budaya yang berharga untuk generasi yang akan datang,” tuturnya.

Editor: Tuty Ocktaviany