Get iNews App with new looks!
inews
Advertisement
Aa Text
Share:
Read Next : DJ dan Musisi EDM, Avicii Meninggal di Usia 28 Tahun
Advertisement . Scroll to see content

Berkaca dari Kematian DJ Avicii, David Guetta Ingin Ubah Pola Hidupnya

Rabu, 12 September 2018 - 21:09:00 WIB
Berkaca dari Kematian DJ Avicii, David Guetta Ingin Ubah Pola Hidupnya
David Guetta. (Foto: Femalefirst)
Advertisement . Scroll to see content

JAKARTA, iNews.id - Semua orang terkejut dengan kematian bintang berusia 28 tahun, DJ Avicii. Hal ini membuat rekan seprofesinya, David Guetta ingin mengubah pola hidupnya menjadi lebih baik.

Seperti diketahui, pria asal Swedia ini meninggal akibat bunuh diri. Dia dikabarkan mengalami depresi karena banyaknya tuntutan pekerjaan. Berkaca dari kejadian tersebut, David ingin mengatur kembali karier dan pribadinya agar tidak masalah yang sama.

"Kami semua sangat terkejut dengan apa yang terjadi. Ini memaksa saya untuk membuat beberapa keputusan sulit, untuk mengubah hidup saya. Saya bisa melihatnya datang dalam diri saya sendiri, depresi ini. Dan saya orang yang bahagia, saya benar-benar bukan tipe depresif," katanya, seperti dilansir Female First, Selasa 11 September 2018.

Dia sadar untuk mengatur hidup sedemikian rupa. Pria satu ini mengingat kata-kata dari mendiang Avicii, tentang banyaknya pertunjukan yang dia lakukan dan terasa sebagai sebuah penyiksaan.

"Tapi aku sadar perlu mengatur hidupku untuk tetap seperti ini. Aku ingat Avicii memberitahuku berapa banyak pertunjukan yang dia lakukan setahun dan berpikir, 'Ini mengerikan. Ini penyiksaan.' Tapi sulit untuk mengatakan tidak. Anda ingin melakukan apa yang benar untuk karier Anda. Tetapi jika Anda terus mengatakan ya, suatu hari Anda akan jatuh," katanya.

Pria yang bekerja sebagai penulis lagu ini merasa semua orang yang bekerja sebagai seniman akan merasakan kehidupan yang aneh. Mereka juga memandang dunia dengan cara berbeda dibanding orang lain.

"Di dunia kita, kita semua memiliki satu kesamaan, yaitu gaya hidup yang sangat aneh ini yang menempatkan Anda di tempat yang lemah secara emosional. Jika Anda seorang seniman, menurut saya, itu berarti Anda merasa ada yang ingin Anda katakan, dan Anda melihat dunia dengan cara yang sedikit berbeda. Dan, fakta yang dapat kita lakukan adalah mungkin karena kita hipersensitif. Tapi menjadi sangat sensitif dan memiliki gaya hidup seperti itu, itu mudah terbakar," katanya.

Namun, David mencoba untuk tidak mengeluh tentang hidupnya kepada siapa pun, kecuali seniman sebayanya. Dirinya beranggapan bila berkeluh kesah dengan orang yang bekerja di bidang lain, amat tidak pantas.

"Saya melihat Calvin Harris pada hari yang lain, kami berbicara tentang kehidupan. Calvin berkata, 'Anda masih memiliki semangat untuk tur sebanyak itu, saya tidak tahu bagaimana Anda melakukannya.' Kami sedang mendiskusikan bagaimana kita harus makan siang, karena siapa yang dapat menjadi tempat berkeluh kesah, kecuali satu sama lain? Itu tidak senonoh bila berbicara dengan orang lain," katanya.

Editor: Tuty Ocktaviany

Follow WhatsApp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow

Related News

iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut