Get iNews App with new looks!
inews
Advertisement
Aa Text
Share:
Read Next : Ariana Grande Terkena Covid-19 hingga Sejumlah Acara Dibatalkan, Begini Kondisinya
Advertisement . Scroll to see content

Busana Ready to Wear Lebih Diminati di Tengah Pandemi Covid-19, Ini Kata Pricilla Margie

Jumat, 11 Desember 2020 - 12:24:00 WIB
Busana Ready to Wear Lebih Diminati di Tengah Pandemi Covid-19, Ini Kata Pricilla Margie
Para model memamerkan koleksi SANTOON di Festival Payung Candi Prambanan pada 5 Desember 2020. (Foto: IFC)
Advertisement . Scroll to see content

JAKARTA, iNews.id – Pandemi Covid-19 yang masih berlangsung hingga kini, berdampak pula terhadap keberlangsungan bisnis fashion di Tanah Air. Desainer pun dituntut kreatif dengan lebih mengomptimalkan produksi karya busana siap pakai (ready to wear).

Ya, busana siap pakai memang lebih diminati pencinta fashion saat ini. Selain tidak ribet, busananya juga didukung dengan material bahan pilihan yang nyaman dikenakan untuk setiap kegiatan.

“Pemilihan bahan yang berkualitas, namun tetap nyaman untuk digunakan juga memiliki daya tarik yang lebih terhadap customer. Apalagi fashion ready to wear memiliki nilai tambah dengan adanya cerita di balik proses pembuatannya yang kuat dan relate pada kondisi lingkungan,” tutur desainer Pricilla Margie dalam keterangannya, Jumat (11/12/2020).

Untuk diminati pencinta fashion, kata dia, desainer tetap melakukan improvisasi dan mengembangkan desain yang sudah ada tanpa menghilangkan karakter dan ikon-ikon yang sudah menjadi dasar menjadi modal utama dalam mempertahankan bisnis pada bidang fashion.

Di pengujung tahun 2020, bisnis fashion memang mulai menggeliat. Sudah banyak kegiatan fashion yang dilakukan secara virtual dan offline dengan menerapkan protokol kesehatan. Salah satunya, Festival Payung di Candi Prambanan pada 5 Desember 2020 lalu.

Pricilla Margie dengan membawa koleksi SANTOON menggelar karya bertajuk “Budaya Millenial”. SANTOON adalah rebranding dari nama Egie (Pricilla Margie) and Mom. Bahan dari produk SANTOON menggunakan serat alam kapas, serat alam eucalyptus, dan rayon. Di mana bahan tersebut sudah melalui proses pengujian Laboratorium Balai Besar Tekstil di Bandung pada 2020. Konsep yang diangkat adalah budaya Betawi dengan kombinasi budaya milenial atau kekinian, di mana unsur budaya Betawi tetap melekat pada desain yang ditampilkan. 

“Style yang digunakan pada Festival Payung ini berupa Arty off Beat, Femine Style, dan Dxotic Dramatic yang dikombinasi dengan gaya milenial dengan tetap menggunakan unsur warna dan motif khas Betawi,” katanya.

Desain ini tidak lepas dari ciri khas SANTOON yang menggunakan outer outer dengan kualitas yang baik pada tiap koleksi desainnya, selalu memunculkan ikon-ikon khusus di mana para pengguna dapat mengetahui dan merasakan kenyamanan koleksi SANTOON.

“Warna yang digunakan pada Festival Payung ini mengandalkan kombinasi warna yang cerah dan warna dari pewarnaan alam yang memberi nuansa dari cerita cerita rakyat Betawi pada umumnya. Motif yang digunakan berasal dari ikon-ikon budaya Betawi yang sangat kental, seperti ondel-ondel, alat musik tanjidor yang dipecah dan diolah menjadi suatu motif baru yang milenial,” ucapnya.

Sementara itu, aksesoris yang digunakan juga menambah kesan milenial pada desain yang ditampilkan. Unsur musik yang disajikan pada Festival Payung ini khusus dibuat sesuai unsur motif yang bersinergi di-arrangement oleh tim dan terdengar akan khas budaya Betawi yang dikombinasikan dengan beberapa alunan nada-nada yang bernuansa fashion show.

“Harapan kami dapat terus berpartisipasi untuk mengangkat budaya-budaya Indonesia yang membanggakan, mempertahankan prinsip desain yang sustainable fashion, dan selalu melakukan continus improvement pada setiap desainnya,” ucapnya.

Dia mengaku bangga dapat menjadi salah satu bagian dari pengisi acara Festival Payung 2020 yang notabene di panggung salah satu candi termegah kebanggaan di Indonesia. 

“Bangga dapat memperkenalkan salah satu budaya dari berbagai ragam budaya yang dimiliki Indonesia dengan desain yang mengikuti perkembangan zaman sekarang. Harapan saya untuk Festival Payung 2021 adalah terus diperkaya oleh desainer-desainer yang kreatif dengan mengemas desain budaya yang beraneka ragam dengan mengikuti perkembangan zaman anak sekarang, tanpa melupakan kode etik budaya tradisional,” katanya.

Editor: Tuty Ocktaviany

Follow WhatsApp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut