Desainer Ferry Sunarto Ungkap Selera Fashion Warga Rusia

JAKARTA, iNews.id – Sukses mengikuti ajang Festival Indonesia Moskow (FIM) selama empat tahun, membuat desainer Ferry Sunarto paham betul karakter pencinta mode di Rusia. Ternyata, mereka juga sangat menyukai busana-busana dengan material bahan dari wastra Nusantara.
Hal ini terbukti dari antusiasnya warga Moskow yang menyaksikan pergelaran busana karya Ferry Sunarto di Taman Krasnaya Presnya, Moskow, belum lama ini. Di perhelatan Festival Indonesia Moskow, desainer multitalenta ini mengenalkan kain Sulawesi Tenggara di fashion show tunggalnya.
Berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya yang mana Ferry menggunakan kain khas Bali dan batik, kali ini perancang busana kebaya ini memperkenalkan kain Sulawesi Tenggara lewat koleksi pret-a-porter dan couture spring/summer 2020 bertemakan de Posuo.
"Saya mengambil tema 'de Posuo' karena tertarik dengan budaya di sana, yaitu Posuo," kata Ferry Sunarto kepada iNews.id, belum lama ini.
Posuo merupakan sebuah tradisi unik Sulawesi Tenggara, di mana anak gadis yang beranjak dewasa dipingit selama delapan hari delapan malam demi menjaga kesucian gadis tersebut.
"Jadi, ada ritual tari-tarian yang diiringi oleh tabuhan gendang dan dihadiri oleh pemuka adat. Di sana mereka percaya jika salah satu gendang ada yang pecah, tandanya gadis itu tidak suci lagi," kata Ferry.
Di perhelatan ini, Ferry memamerkan 30 koleksi busana yang ringan dan cheerful sekaligus chic, serta sophisticated dengan warna-warna pastel nan lembut. Di antaranya butter yellow, mint green, dusty, pink, dan lavender.
"Pemilihan warna itu menjadi simbol canda tawa para gadis belia yang dituangkan dalam paduan kain tenun tangan khas Sulawesi Tenggara," kata dia.
Busana yang Ferry pamerkan di ajang FIM tersebut, mendapatkan apresiasi positif dari warga Rusia. Rupanya, mereka juga sangat menyukai kain-kain Nusantara.
“Orang Rusia menyukai busana yang berkelas. Mereka suka dengan kain-kain Nusantara seperti batik, tenun. Namun, mereka tidak suka motif yang berlebihan. Selain itu, mereka suka warna-warna yang tidak mencolok,” kata Ferry.
Ferry melihat penduduk Rusia juga banyak yang Muslim. Ini menjadi peluang bagi desainer Indonesia yang ingin membidik pembeli potensial dari Rusia.
“Mudah-mudahan ajang ini bisa berlangsung kontinu. Acara semacam Festival Indonesia menjadi kebanggaan karena bisa mengenalkan banyak hal tentang Indonesia, baik fashion, kuliner, dan lainnya,” kata Ferry.
Editor: Tuty Ocktaviany