Dewi Yull Penyanyi Top Bersuara Merdu Era 1980-an, Begini Kehidupannya Sekarang

JAKARTA, iNews.id - Raden Adjeng Dewi Pudjijati atau yang lebih dikenal dengan Dewi Yull merupakan seorang artis sekaligus penyanyi senior Indonesia. Dewi dikenal sebagai penyanyi bersuara merdu era 1980-an.

Aktif sejak 1977, Dewi Yull sempat mengikuti ajang Penyanyi Tingkat Nasional dan menduduki peringkat keempat. Sebelum berhasil menjadi juara keempat dalam ajang bernyanyi tingkat nasional tersebut, Dewi Yull sempat meraih peringkat satu di provinsi Jawa Barat. Dia berhasil menduduki peringkat empat di bawah Hetty Koes Endang, Melky Goeslaw-Diana Nasution, dan Ira Puspita

Viral!Detik-Detik CCTV Perselingkuhan Pilot dan Pramugari, Adegan Mesra di Lift Dibongkar Istri Sah

Pada 1979, Dewi Yull mulai menjajal dunia akting dan bermain dalam film Gadis yang disutradarai oleh Nya Abbas Akup. Di film pertamanya tersebut, Dewi dipertemukan oleh Titiek Puspa dengan aktor senior Ray Sahetapy yang menjadi lawan mainnya dalam film tersebut.

Dari sanalah kisah asmara Dewi dan Ray dimulai. Pada Juni 1981 keduanya diketahui menikah meski tanpa restu dari orang tua Dewi lantaran adanya perbedaan agama antara keduanya.

Sinetron Ikatan Cinta Menang di Indonesia Digital Award 2021 Kategori Most Favorite TV Series

Kendati demikian, dari pernikahan tersebut Dewi dan Ray dikaruniai empat orang anak. Yakni Giscka Puteri Agustina Sahetapy, Rama Putra Sahetapy, Panji Surya Putra Sahetapy, dan Muhammad Raya Sahetapy.

Sayangnya, di 23 tahun pernikahan mereka Dewi Yull memilih untuk bercerai dari suaminya. Perceraian tersebut terjadi lantaran Dewi menolak poligami yang akan dilakukan oleh suaminya.

Fakta-Fakta Menarik Kiki Fatmala Artis Hot Era 1990-an, Menikah Ketiga Kali Kini Hidup Harmonis

Setelah resmi bercerai pada Agustus 2004, Ray diketahui menikah dengan janda dua anak bernama Sri Respatini Kusumastuti, yang merupakan sahabatnya semasa kuliah di IKJ pada Oktober 2004. Sementara Dewi, diketahui memilih untuk menikah dengan sahabatnya yakni Srikaton pada 2008. Dan kini pernikahan mereka sudah menginjak usia 13 tahun.

Selama berkarier di dunia musik, Dewi Yull tercatat memiliki sedikitnya 10 buah single yang hits pada masanya. Salah satu tembang paling hits hingga saat ini adalah lagu berjudul Jangan Ada Dusta Diantara Kita yang dibawakan oleh Dewi bersama Broery Marantika pada 1996 dan direcycle pada 2019 bersama Rossa.

Sebagai penyanyi, Dewi sempat meraih penghargaan dalam Anugerah Musik Indonesia (AMI) pada 1998, 2000, dan 2001. Dewi juga dinobatkan sebagai pemenang dalam kategori Duo/Kolaborasi Pop Terbaik bersama Broery Marantika lewat lagu Rindu yang Terlarang serta Mengapa Harus Bertengkar. Dewi Yull juga berhasil membawa pulang piala sebagai Penyanyi Pop Wanita Terbaik selama dua tahun berturut-turut, yakni pada 2000 dan 2001.

Bintang film Cinta Laki-Laki Biasa ini juga sempat menjadi salah satu nominasi Pemeran Utama Wanita Terbaik dalam Festival Film Indonesia (FFI) 1985 dan 1987. Dia menjadi nominasi lewat filmnya yang berjudul Kembang Kertas dan Penyesalan Seumur Hidup.

Saat ini, Dewi memilih fokus terhadap keluarganya, meski beberapa kali dia sempat menerima tawaran untuk tampil di televisi. Dewi pun terlihat cukup aktif di media sosial dan kerap mengunggah momen kebersamaannya dengan keluarga.

Yang terbaru, dia terlihat memberikan ucapan selamat pada putranya Panji Surya Putra Sahetapy yang mendapat beasiswa untuk melanjutkan pendidikan S2 di RIT, Amerika Serikat. Hal tersebut tentu membuat bangga seorang Dewi Yull, sebab sedikit lagi Surya mendapatkan sertifikat untuk menjadi guru di New York.

Surya sendiri diketahui merupakan seorang aktivis Tuli, aktor, sekaligus juri bahasa isyarat. Meski memiliki keterbatasan, Surya diketahui cukup berprestasi, dengan menguasai bahasa Indonesia lisan, bahasa Indonesia tulis, Bahasa isyarat Indonesia, Bahasa isyarat Amerika, Bahasa isyarat Internasional, serta bahasa Inggris tulis.

Putra dari Dewi Yull dan Ray itu bahkan sempat lulus pendidikan diploma dari Institut Teknologi Rochester, New York dengan gelar Cum Laude. Bahkan saat menempuh S1, dia berhasil meraih predikat Magna Cum Laude.

Editor: Elvira Anna