Duduk Belum Stabil, Sonny Septian Rutin Latihan Pergerakan 

JAKARTA, iNews.id - Fairuz A Rafiq menemami sang suami Sonny Septian menjalani fisioterapi di rumah sakit Abdy Waluyo Menteng, Jakarta Pusat. Sonny akan melakukan pengobatan selama enam bulan ke depan. 

Fairuz mengatakan tim dokter menyuruh suaminya belajar duduk dan berdiri. Mengingat, Sonny belum bisa duduk stabil hingga saat ini. 

Baca Juga

ShopeeFood dan Serly One Bite Big Bite Hadirkan Diskon Rame Rame 50% Hingga Rp200 Ribu!

"Hasilnya harus semangat. Kalau dari fisioterapisnya tadi bilang harus semangat lagi dilatih di rumah setiap hari. Terutama pada permasalahan duduk, jadi justru jalannya jangan lebih lama daripada duduknya," kata Fairuz A Rafiq kepada wartawan belum lama ini.

Dikisahkan Fairuz, Sonny disiplin latihan pergerakan saat di rumah. Bahkan Sonny melakukan latihan tiap satu jam.

Baca Juga

Usai Sony Septian Jatuh Sakit, Fairuz A Rafiq Rela Kerja Lebih Lama demi Biaya Pengobatan 

"Di rumah itu sejam sekali latihan duduk harus bangun sama duduk nggak boleh nyender itu harus 15 menit selama per satu jam," tuturnya.

Fairuz pun mengungkapkan metode pengecekan kekuatan saraf tangan dan kaki Sonny oleh tim dokter. Rupanya, dokter mengecek hal ini dengan alat medis berupa palu.

Baca Juga

Sonny Septian Diperbolehkan Pulang dari RS, Fairuz A Rafiq Bersyukur: Alhamdulillah

"Iya jadi masih latihan, tadi ada latihan tangan, kaki, di dalam sama dokter saraf dites secara fisik pake palu gitu dites kekuatan tangan kanan kirinya, kakinya disuruh nekuk," tuturnya.

Hingga kini, Sonny juga masih memerlukan bantuan agar dapat berjalan setelah operasi penyumbatan pembulu darah di otak. Fairuz tampaknya tak ingin ambil resiko dengan melepas Sonny  belajar jalan sendiri.

"Kalau nggak dibantu takut ada resiko, tapi sebenernya dia jalan sendiri udah bisa, tapi masih harus didampingi, walaupun dalam bahasanya masih nyeret, jadi kalau orang normal jalan diangkat, tapi dia nyeret kakinya, tadi aja di dalem minta jalan sendiri, tapi aku tetap di samping dia," tuturnya.

Editor: Dini Listiyani