Dulu Anak Tukang Bakso, Artis Ini Kini Tinggal di Apartemen Super Mewah: Aku Bukan dari Keluarga Tajir
JAKARTA, iNews.id - Para penonton setia sinetron Ikatan Cinta pasti sudah tak asing dengan nama "Miss Kiki". Tokoh humoris yang sering membuat gelak tawa penontonnya ini dibintangi oleh Ayya Renita.
Tak hanya di sinetron, Ayya juga memiliki sifat humoris di kehidupan nyata. Maka tak heran jika banyak penggemar yang menyukainya.
Namun, jarang ada yang tahu bahwa sebelum terkenal, gadis kelahiran 1993 ini dulunya anak penjual bakso. Lewat kanal Youtube Boy William, Ayya Renita sempat membeberkan perjalanan kariernya dari nol.
“Keluarga aku juga bukan dari keluarga yang tajir banget. Bapak aku dulu tuh majikan dagang bakso. Jadi kita punya anak buah tujuh orang keliling gitu,” kata Ayya Renita, seperti dikutip pada Senin (19/6/2023).
Ayya lalu memulai kariernya pada tahun 2012 lewat ajang pencarian bakat Indonesian Idol. Mantan kekasih Anwar Sanjaya ini lalu menjadi tulang punggung keluarga sejak sang ayah berhenti jualan.
“Tapi semenjak aku ke Jakarta, terus masuk (Indonesian) Idol, mereka stop dagang bakso, aku gantian yang mencari nafkah,” katanya.
Meski tidak lolos ke semifinal, namun Ayya tak patah semangat dan mulai terjun ke dunia akting hingga sukses membintangi sinetron Ikatan Cinta.
Alhasil, namanya pun semakin melambung di dunia hiburan dan memiliki banyak followers di akun media sosial pribadinya.
Menjawab pertanyaan Boy William, pemeran Miss Kiki ini ternyata juga mengakui bahwa dirinya sudah terkenal. “Aku merasa (terkenal) banget sih kak. Tau, sadar (sudah terkenal). Followers dari cuma 87K sekarang sudah hampir 700 (ribu followers),” ujar dia.
Berkat ketenarannya, diperkirakan Ayya menghasilkan uang bernominal besar untuk setiap kontrak kerjanya. Hal ini dibuktikan melalui postingannya yang sering memakai barang-barang branded.
Bahkan, untuk uang makannya saja Ayya bisa menghabiskan Rp30 jutaan dalam satu tahun terakhir. Selain itu, dia juga tinggal di apartemen super mewah yang berlokasi di Kuningan, Jakarta Selatan.
Editor: Siska Permata Sari