Ganjar Pranowo Beli Batik Wahyu Tumurun, Ini Makna Motifnya
JAKARTA, iNews.id - Calon Presiden (Capres) Ganjar Pranowo berkunjung ke sentra industri batik rumahan di Sukoharjo pada Selasa (26/12/2023). Kedatangannya itu disambut antusias oleh ratusan warga Kampung Bangkean, Desa Kenep, Sukoharjo.
Banyak dari warga yamg tidak menyia-nyiakan kedatangan Ganjar. Mereka meminta foto bersama dan juga bersalama dengan partner Mahfud MD itu.
Ganjar sangat melayani warga dengan ramah. Dia juga menyapa para ibu-ibu yang sedang membatik dengan cara tradisional. Guyonan dan candaan Ganjar membuat ibu-ibu paruh baya itu tidak berhenti tertawa.
"Bapak lucu sekali, sini pak ikut mbatik," kata salah satu pembatik pada Ganjar.
Selain bertemu warga, ayah satu anak ini juga melakukan aktivitas membatik dan membeli produk kain dari salah satu toko di sentra batik itu.
"Wah ini motif Wahyu Tumurun ya. Saya beli ini, bagus sekali ini motifnya," ucap Ganjar.
Aksi Ganjar itu membuat pemilik Batik Kedung Gudel, Agus Samiyono, terperangah. Dia tak menyangka, Ganjar paham motif batik yang cukup langka itu. Apalagi, motif Wahyu Tumurun memiliki makna yang sangat mendalam bagi pemakainya.
Agus menjelaskan batik tersebut memiliki makna suatu petunjuk yang dibawa malaikat pada nabi. Namun di Jawa, wahyu tumurun bisa dimaknai petunjuk dari Allah yang berkaitan dengan pangkat atau kedudukan.
"Nggak nyangka pak Ganjar beli batik motif Wahyu Tumurun. Benar-benar orang Jawa yang nggak hilang Jawanya. Wahyu itu kan sesuatu yang mau diemban, jadi sudah pas banget pak Ganjar beli itu. Iki tetenger Gusti (ini petunjuk dari Tuhan) pada beliau," ucap Agus.
Sementara itu, Ganjar mengatakan dirinya memang penggemar batik. Di manapun daerah penghasil batik, ia selalu membeli produk yang dihasilkan.
"Kalau bicara Solo Raya ini jagoannya batik, seperti di Sukoharjo ini bagus ya. Tradisinya masih berjalan, produksinya bagus dan harganya terjangkau," ucapnya.
Tak hanya melihat atau membeli, Ganjar juga menggunakan moment itu untuk menyerap aspirasi. Ia mendengar banyak masukan kebutuhan para pelaku UMKM itu, mulai pelatihan, peralatan hingga akses modal.
Editor: Dini Listiyani