Get iNews App with new looks!
inews
Advertisement
Aa Text
Share:
Read Next : Jajang C Noer Yakin Nadiem Makarim Tak Korupsi: Dia dari Keluarga Terhormat
Advertisement . Scroll to see content

Jajang C Noer Artis Terbaik Era 1970-an, Anak Nazir Datuk Pamoentjak Motivator Pemuda Sumatera  

Rabu, 11 Agustus 2021 - 18:40:00 WIB
Jajang C Noer Artis Terbaik Era 1970-an, Anak Nazir Datuk Pamoentjak Motivator Pemuda Sumatera  
Jajang C Noer artis terbaik era 1970-an anak dari Nazir Datuk Pamoentjak, motivator pemuda Sumatera . (Foto: Instagram)
Advertisement . Scroll to see content

JAKARTA, iNews.id - Aktris senior Jajang C Noer atau yang lebih dikenal Lidia Djunita Pamoentjak lahir di Paris, Prancis, 28 Juni 1952. Lidia Djunita Pamoentjak pun dikenal sebagai aktris terbaik era 1970-an. 

Kiprahnya sebagai aktris kenamaan Indoneisa tak perlu diragukan lagi. Hal ini terbukti dari segudang presitasi di bidang seni peran yang dia raih sepanjang perjalanan kariernya. 

Tidak hanya dikenal sebagai artis, ternyata perempuan yang biasa disapa Jajang C Noer merupakan keturunan salah satu sosok yang berperan penting merebut kemerdekaan Indonesia.

Dia lahir dari pasangan Nazir Datuk Pamoentjak dan Nini Karim. Sang ayah, tercatat sebagai seorang diplomat dan perintis kemerdekaan Indonesia. Nazir Datuk Pamoentjak juga pernah menjadi Ketua Perhimpunan Indonesia, sebuah pekumpulan mahasiswa yang aktif memperjuangkan kemerdekaan Indonesia. 

Setelah Indonesia merdeka, Nazir Datuk Pamoentjak melanjutkan kariernya sebagai diplomat. Beliau beberapa kali dipercaya menjadi duta besar Indonesia untuk negara-negara sahabat.

Ayah Jajang C Noer ini juga terkenal dengan pidatonya yang penuh motivasi untuk pemuda Sumatera. Nazir berpidato di depan para pelajar Padang yang menyebut bahwa pemuda-pemuda Jawa sudah lebih maju dari pada di Sumatra lewat organisasi bernama Jong Java. Organisasi ini didirikan pada 7 Maret 1915 oleh dr. Satiman.

Lantaran itu Jong Sumatranen Bond (JSB) mengutus Nazir Datuk Pamoentjak untuk menyatukan semua pelajar di Sumatera guna melangkah lebih maju lagi dari sebelumnya. Organisasi JSB sendiri berdiri pada 9 Desember 1917, dua tahun setelah Jong Java dibentuk.

“Pemuda-pemuda Sumatera harus mengikuti jejak pemuda-pemuda Jawa. Kita tak boleh ketinggalan. Pemuda-pemuda Sumatera mempunyai tugas yang berat," Nazir Datuk Pamoentjak dalam isi pidatonya, dilansir Rabu (11/8/2021).

Menurutnya, para pemuda di Sumatera harus mengikuti jejak kemajuan yang dicapai lebih dulu oleh pemuda di Jawa. Selain itu, Nazir juga melihat tugas berat yang bakal dihadapi para pemuda Sumatera sebagai penerus generasi ke depan.

"Kita harus memajukan masyarakat Sumatera. Di tangan pemudalah, terletak nasib bangsa dan Tanah Air,” lanjut Nazir Datuk Pamoentjak.

Pada 1927, dia bersama Mohammad Hatta, Ali Sastroamijoyo dan Abdulmajid Djojohadiningrat dipenjara oleh Kerajaan Belanda atas tuduhan mengikuti partai terlarang. Ali Sastroamijoyo dan Nazir Pamuntjak divonis masa tahanan selama dua tahun di Rotterdam, Belanda. Beruntung, Mohammad Hatta menolak semua dakwaan tersebut dengan pidatonya, Indonesie Vrij pada sidang kedua pada 22 Maret 1928.

Lantaran itu Nazir dan kawan-kawan akhirnya dibebaskan dan tidak terbukti bersalah meski sempat ditahan beberapa bulan. Pembebasan mereka disambut baik oleh Mr Duys (anggota parlemen Belanda waktu itu), dan Willem Drees, Perdana Menteri Belanda pada 1945.

Editor: Elvira Anna

Follow WhatsApp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut