Kanker Payudara Penyakit Nomor 1 di Indonesia, 70 Persen Pasien Berobat ketika Stadium Lanjut
JAKARTA, iNews.id - Kanker payudara menjadi penyakit kanker pertama yang sering diidap oleh perempuan di Indonesia. Menurut Ketua Umum Yayasan Kanker Indonesia (YKI) Pusat Aru Sudoyo, sekitar 70 persen di antaranya datang ke rumah sakit ketika memasuki stadium lanjut.
Kondisi ini membuat pasien harus berbuat ekstra untuk lepas dari penyakit dan membutuhkan dana tak sedikit. Aru mengaku pihaknya selama ini telah bekerja sama dengan farmasi untuk menekan harga obat bagi pasien, tapi ada beberapa jenis obat-obatan yang belum terjangkau.
Masalah lain yang kerap ditemuinya ketika membantu masyakarat lepas dari jeratan kanker yakni akses. Dia mengaku kalau jangkauan pihaknya untuk membantu masyarakat hanya sebatas Jakarta.
Namun kini sudah ada Asa Dara, sebuah program hasil kerja sama antara Pfizer Indonesia, Halodoc, dan YKI. Ketiganya dapat memberikan akses yang lebih mudah kepada pasien mendapat obat-obatan kanker payudara bagi mereka yang menginjak stadium lanjut dan berada di kelompok umur lanjut usia.
Asa Dara akan menjangkau masyarakat di seluruh Indonesia dan ada keringanan ketika membeli obat. Cara mendaftarnya cukup mudah, yakni lengkapi brosur yang tertera di aplikasi Halodoc, beli obat, upload kelengkapan data diri seperti brosur pendaftaran, KTP, dan resep obat dari dokter. Setelah semua lengkap, pasien hanya tinggal melakukan pembayaran dan menggungah buktinya.
Aru menjelaskan, program ini merupakan yang pertama ada di Indonesia dan akan dikembangkan lebih jauh untuk mempermudah akses pasien dalam melakukan pengobatan. Dia menegaskan ide ini muncul jauh sebelum pandemi corona menyerang.
“Program Asa Dara bukan untuk pandemi. Program ini dibuat untuk memudahkan akses kesehatan pasien kanker payudara. Dalam situasi pandemi seperti sekarang menjadi kemudahan ekstra bagi pasien. Jadi ini dibuat bukan khusus untuk pandemic, tapi sudah direncanakan jauh sebelum ada pandemi,” katanya dalam vitual konferensi pers, Selasa (19/5/2020).
Program ini diharapkan menjadi angin segar bagi pasien kanker payudara di Indonesia di luar Jakarta yang selama ini kesulitan mengakses pengobatan yang cukup dari rumahnya.
Editor: Tuty Ocktaviany