Get iNews App with new looks!
inews
Advertisement
Aa Text
Share:
Read Next : Cerita Asal Mula Mitos Babi Ngepet: Jadi Kaya Secara Instan
Advertisement . Scroll to see content

Kata Sejarawan: Mitos Babi Ngepet Biasa Muncul di Bulan Puasa

Sabtu, 01 Mei 2021 - 13:29:00 WIB
Kata Sejarawan: Mitos Babi Ngepet Biasa Muncul di Bulan Puasa
Mitos babi ngepet. (Foto: Reuters)
Advertisement . Scroll to see content

JAKARTA, iNews.id - Geger sejumlah warga di Depok karena babi ngepet menuai rasa penasaran. Apakah sesosok makhluk gaib itu benar ada, terutama di bulan puasa? 

Asep Kambali, seorang sejarawan mengungkapkan sejak dulu mitos pesugihan babi ngepet muncul di bulan Ramadan atau Idul Fitri. Hal ini berkaitan dengan keperluan materi masyarakat yang meningkat. 

"Ritual pesugihan babi ngepet itu dari dulu biasa munculnya di bulan puasa atau mendekati Idul Fitri, karena secara ekonomi masyarakat di momen ini membutuhkan uang," ujar Asep pada iNews.id, belum lama ini. 

Kepercayaan yang menjelaskan bahwa babi ngepet sebagai praktik kaya secara instan pun sudah diyakini masyarakat sejak lama. 

“Ya, ini kembali ke kepercayaan masyarakat saja. Untuk babi ngepet, teknik pesugihan ini dianggap berisiko sangat besar karena melibatkan nyawa," kata Asep. 

Dia pun coba membandingkan dengan ritual ziarah ke makam keramat misalnya. Pada praktik itu, masyarakat mendatangi makam keramat lalu mengharapkan barokah dari makam tersebut. Di samping itu, orang tersebut masih ada usaha untuk mendapatkan kesuksesan. 

"Beda dengan babi ngepet, ini praktik yang dipercaya jadi kaya secara instan. Tapi, risikonya nyawa. Ya, kepercayaan babi ngepet bisa kelihatan hanya pada mereka yang telanjang pun jadi bagian dari mitos satu ini," katanya lagi. 

Babi ngepet dikatakan hanya dapat dilihat oleh mereka yang telanjang bulat. Kepercayaan ini pun muncul sebab ada konotasi bahwa mereka yang telanjang dianggap sama dengan makhluk halus energinya. Bukan hanya itu, dalam perkembangan mitos babi ngepet pun dikenal praktik penggal kepala.

"Itu semua kepercayaan. Bagi yang rasional, ya, mungkin menganggap itu tidak benar. Apalagi sampai memenggal kepala babi dan kemudian membongkar lagi kuburan si babi, kalau memang benar itu manusia, ya, dia akan berubah. Semua itu hanya kepercayaan," tutur Asep. 

Editor: Dyah Ayu Pamela

Follow WhatsApp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut