Get iNews App with new looks!
inews
Advertisement
Aa Text
Share:
Read Next : Ariana Grande Terkena Covid-19 hingga Sejumlah Acara Dibatalkan, Begini Kondisinya
Advertisement . Scroll to see content

Kenali Penanganan Gejala Covid-19 pada Anak, Orang Tua Wajib Tahu!

Sabtu, 31 Juli 2021 - 21:59:00 WIB
Kenali Penanganan Gejala Covid-19 pada Anak, Orang Tua Wajib Tahu!
Orang tua harus paham penanganan gejala Covid-19 pada anak (Foto: usnews)
Advertisement . Scroll to see content

JAKARTA, iNews.id - Pandemi Covid-19 telah berlangsung lebih dari satu tahun. Virus ini tidak hanya menular kepada orang dewasa saja. Anak-anak pun turut menjadi korban.

Jumlah pasien Covid-19 pada anak terus mengalami peningkatan. Kondisi ini terjadi pada beberapa minggu terakhir. Oleh karena itu, penting bagi orang tua untuk mengetahui gejalanya agar dapat segera mencari bantuan medis. 

Dokter Agustina, dari Siloam Hospitals Palangka Raya melalui edukasi webinar menyampaikan, para orangtua tidak perlu khawatir atau panik. Mengenali gejala dan penanganan secara tepat akan lebih baik tanpa perlu diliputi rasa panik dan khawatir

"Adanya gejala seperti banyak tidur dan nafas cepat, terdapat cekungan di dinding dada, saturasi oksigen < 95%, demam lebih dari 7 hari,  kejang, sulit makan dan minum, dan bila ada penurunan kesadaran, maka segera bawa anak ke Rumah Sakit," tutur dokter Agustina, belum lama ini melalui Zoom Webinar bertajuk "Apakah Anak Saya Terinfeksi Covid-19? Ketahui Gejala dan Penanganannya". 

Menurutnya, rasa khawatir para orangtua merupakan hal normal. Apalagi, pada anak usia balita, mereka masih belum bisa mengomunikasikan apa saja yang dirasakan.

"Karenanya, segera kenali gejala yang timbul sejak awal seperti yang saya sampaikan tadi, merupakan hal tepat sebelum memberikan pertolongan lanjutan" ujar dr Agustina.

Dia menyebutkan, beberapa tanda dan gejala Covid-19 pada anak-anak, dinantaranya yaitu demam, sakit kepala, gejala saluran nafas seperti batuk, kehilangan rasa atau bau, sesak nafas, sakit tenggorokan, hidung tersumbat disertai pilek, nyeri otot, bisa juga berupa gejala saluran cerna seperti mual atau muntah, diare, sakit perut, nafsu makan buruk, terutama pada bayi dibawah satu tahun.

Risiko tinggi anak terpapar Covid-19 terutama tertular dari orangtuanya yang pulang bekerja, tertular dari klaster keluarga, terbatasnya akses deteksi dini, dan anak bermain tanpa protol kesehatan.

"Untuk itu bagi orangtua sebaiknya hindari membawa anak keluar rumah, kecuali darurat," tutur dokter Agustina mengingatkan.

Bagi orangtua dapat menerapkan isolasi mandiri pada anak, dengan syarat yang perlu diperhatikan seperti, tidak bergejala/Asimtomatik, gejala ringan (batuk, pilek, demam, diare, muntah, ruam-ruam), anak masih aktif, bisa makan dan minum, menerapkan etika batuk, memantau gejala/keluhan, pemeriksaan suhu tubuh 2 kali sehari saat pagi dan malam, dan lingkungan rumah/kamar memiliki ventilasi yang baik.

"Namun, perlu diperhatikan dalam penerapan isoman, orangtua dapat tetap mengasuh anak yang positif, disarankan yang berisiko rendah, jika ada orangtua atau anggota keluarga yang positif, maka dapat diisolasi bersama. Disarankan berikan jarak tidur 2 meter dengan kasur terpisah. 

"Tetap berikan dukungan psikologis pada anak," ujarnya.

Dr Agustina menambahkan, selama kegiatan isolasi mandiri, protokol kesehatan tetap dilakukan, yaitu gunakan masker, jaga jarak, cuci tangan, menerapkan etika batuk, periksa suhu tubuh pada pagi dan malam hari, periksa saturasi oksigen dan frekuensi nadi, pantau laju napas, tetap berikan ASI pada bayi, dan berikan makanan bergizi pada anak.

"Siapkan juga beberapa alat di rumah seperti termometer dan oxymeter, obat demam seperti paracetamol, suplemen yang dianjurkan berupa vitamin C, vitamin D3 dan Zinc," katanya.

Setelah selesai isolasi, umumnya gejala akan hilang dalam 14 hari. Namun, dianjurkan melakukan pemeriksaan swab ulang 10-14 hari setelah swab pertama positif. Bila tidak bisa melakukan pemeriksaan swab, maka disarankan isolasi selama 10 hari + 3 hari setelah bebas gejala. Pada penderita dengan gejala berat atau pasien kronik, umumnya masa menular lebih panjang, sehingga dokter yang akan menentukan kapan selesai isolasi.

Vaksinasi pada Anak

Vaksinasi masih menjadi salah satu upaya pencegahan yang dapat dilakukan oleh para orangtua untuk menghindari paparan Covid-19 pada anak.

Lalu, Apakah vaksin Covid-19 juga tersedia untuk anak-anak? Uji klinis Covid-19 masih dibatasi umur 18-59 tahun, yang merupakan kelompok usia terbanyak yang terpapar Covid-19. Pengembangan vaksin untuk anak-anak masih direncanakan, rekomendasi terbaru untuk vaksin Covid-19 saat ini bisa diberikan pada anak mulai usia 12-18 tahun.

"Jadi, bagi orangtua agar anak aman dari Covid-19 maka perlu mengenali gejala pada anak, segera bawa ke faskes untuk mendapatkan diagnosa dan perawatan yang tepat, jangan membawa bayi dan anak keluar rumah. Serta berikan asupan gizi yang seimbang untuk mendukung daya tahan tubuh si kecil," kata dr. Agustina.

Perlu diketahui, berdasarkan data dari IDAI, satu  dari delapan kasus Covid-19 adalah anak-anak dengan 3-5 persen di antaranya meninggal dunia dan 50 persennya kasus meninggal adalah balita.

Editor: Vien Dimyati

Follow WhatsApp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut