Kisah Inspiratif Perjalanan Hidup Vina Panduwinata, Anak Diplomat yang Jadi Musisi Legendaris

JAKARTA, iNews.id - Siapa yang tidak mengenal Vina Panduwinata. Penyanyi legendaris pelantun 'Burung Camar' tersebut namanya masih tenar hingga sekarang. 

Sosok Vina Panduwinata tak tergerus zaman. Ya, sebagai musisi dekade silam, dia tidak menutup diri untuk mencoba hal baru. Di usianya yang tak lagi muda, Vina bahkan mencipta karya musik EDM berkolaborasi dengan DJ Goeslan dan Ikmal Tobing. 

Baca Juga

Istafiana Candarini Rintis Bisnis Fashion dengan Modal 5 Juta, Kini Sukses Tembus Pasar Global

Hal tersebut membuktikan bahwa Vina Panduwinata mengikuti zaman. Dia tak berdiam diri di masa kejayaannya kala itu, tetapi terus bergerak dan ikut berlari mengikuti perkembangan musik zaman sekarang yang sangat progresif dan dinamis. 

Kisah hidup dan perjalanan Vina Panduwinata tentu saja bisa jadi inspirasi bagi musisi muda saat ini. Tidak ada yang namanya pantang menyerah sebelum tujuannya tercapai. Itulah mengapa Vina Panduwinata tetap eksis di tengah gencatan musisi kekinian dengan karya musik yang sangat beragam. 

Jika menarik waktu ke belakang, Vina Panduwinata di awal karier ternyata melakukan banyak hal seorang diri. Mulai dari promo lagu hingga memperkenalkan diri sebagai musisi. 

"Dulu, waktu pertama kali rekaman di Jerman dan kembali ke Indonesia, semua berjalan lancar. Aku promo sendiri sampai harus nongkrong di salah satu stasiun televisi dan radio," ujar Vina Panduwinata dalam sebuah wawancara dengan media pada 2009. 

Mama Ina, sapaan akrabnya, tak pernah menganggap cobaan atau batu sandungan di perjalanan kariernya sebagai sesuatu beban. Hal tersebut yang akhirnya membuatnya bisa terus berjalan sekalipun kerikil-kerikil tajam mesti dilewatinya. 

"Setiap perjalanan hidup dan berkarier pasti ada manis dan pahitnya. Tapi, semua Mama lewati dengan tenang dan Alhamdulillah semuanya berjalan lancar. Kesulitan pasti ada, tapi masih bisa diatasi dalam batas wajar," tuturnya lagi. 

Vina Panduwinata, perempuan kelahiran 6 Agustus 1959 itu memang gigih dalam mengejar mimpi. Penyanyi keturunan Sunda dan Minahasa tersebut berhasil membawa lagu 'Burung Camar' sebagai lagu yang tercatat di Rolling Stone Indonesia sebagai lagu Indonesia terbaik ke-28 sepanjang masa. 

Karier Mama Ina di dunia musik sebagai artis solo dimulai sejak 1980-an secara komersial. Dari 1981 hingga 2019, Mama Ina sudah melahirkan 14 album studio yang hampir semuanya pecah di pasaran. 

Bicara soal kehidupan pribadi, Mama Ina ternyata lahir dari keluarga pencinta musik. Bakat menyanyinya menurun dari sang ibu, Albertine Supit. Vina kecil adalah anak yang sering pindah-pindah negara, mengikuti pekerjaan sang ayah, R Panduwinata, yang merupakan seorang diplomat. 

Vina Panduwinata tercatat pernah sekolah dasar di Bogor dan New Delhi, India. Lalu, SMP di Bogor dan Belanda. Nah, kalau sekolah SMA-nya, Vina bersekolah di Jerman Barat. Di negara itu juga akhirnya Vina Panduwinata belajar banyak soal musik di Sekolah Musik Yamaha. 

Di Jerman sana, Vina Panduwinata ternyata pernah membuat single lagu di perusahan rekaman RCA Hamburg, Jerman. Single Vina yang lahir di Jerman bertajuk Java dan Single Bar (1978) dan Sorry Sorry dan Touch Mme (1979). 

Berjalannya waktu, Vina mencoba tetap eksis di belantika musik Indonesia. Album terbarunya lahir di 2019 bertajuk Dua Anak Manusia. Album tersebut tercatat sebagai album teranyar Vina sampai saat ini. 

Untuk mempromosikan album tersebut, Vina melangsungkan konser di The Pallas SCBD, Jakarta pada 26 Februari 2019. Di momen itu, Vina masih tampil energik dan tidak bisa dipungkiri fans-fans setianya selalu hadir di mana pun Vina manggung. Ini menunjukkan bahwa sosok Vina bukan sekadar penyanyi bagi fans-nya tetapi sudah jadi bagian hidup dan akan selalu begitu. 

Vina Panduwinata adalah sejarah musisi Tanah Air. Dia adalah musisi legendaris yang karyanya tidak akan pernah dilupakan sepanjang hayat. Penggemarnya pun pastinya menantikan karya musik Mama Ina terbaru. Sosok Inspiratif seperti ini tentu jadi role model berkarya di dunia musik yang tepat, bukan begitu? 

Editor: Dyah Ayu Pamela