Kisah Mengharukan Pelawak Opie Kumis Pernah Jadi Kuli Bangunan demi Bertahan Hidup
JAKARTA, iNews.id - Komedian Opie Kumis menceritakan kehidupannya sebelum namanya dikenal luas sebagai pelawak senior. Siapa sangka, pria 66 tahun itu pernah bekerja sebagai kuli bangunan hingga penjual ayam cemani.
Ini diceritakan Opie ketika diundang di Kanal YouTube Vindes. Saat bekerja sebagai kuli, Opie mengaku hanya mendapat upah kurang Rp15 ribu per minggu.
"Gue pernah jadi kuli bangunan selama 4 tahun, gue tuh kenek. Jadi tukang ngaduk semen sama pasir," ujar Opie Kumis dikutip Selasa (21/5/2024).
"Itu gajinya, seminggu enggak sampai Rp15 ribu paling. Jangankan tuh gaji dipake, kesandung aja hilang," katanya.
Opie juga pernah menjadi penjual ayam cemani palsu saat musim praktik perdukunan di daerahnya marak. Dia menyebut hal itu dilakukan demi mencukupi kebutuhan sehari-hari.
"Gue beli ayam negeri yang ukurannya sama tapi bulunya masih pada bondol, itu ayam gue pilox hitam, gue masukin keranjang. Kata yang nyari 'mau cari ayam cemani yang murah dimana ya?' 'Saya bawa bu cuma barangkali nggak usah dibuka, saya lihatin aja dari keranjang'," ujarnya.
Akal bulus Opie Kumis tak berhenti di situ dalam mencari pundi-pundi rupiah. Dia kemudian dagang sandal kulit di dalam gerbong kereta.
Namun, sandal yang dijual Opie tidak sepasang. Opie mengaku bisa menjual sandal tersebut dengan harga berlipat-lipat.
"Terus gue jual sendal nih, di daerah gue ada namanya Rawajati, itu tukang penrajin sendal kulit. Gue suka lihat tuh dia bikin sendal kulit. Paling gue beli sepasangnya Rp3 ribu, gue jual di kereta, nggak pernah siang jualnya, habis magrib, gue jual Rp17 ribu, Rp25 ribu kadang-kadang," katanya.
Opie sendiri sadar perilakunya dulu salah dalam mencari rezeki. Sebab itu, dia pun menyampaikan permohonan maaf melalui podcast Vindes kepada pembeli yang pernah menjadi korbannya di masa lalu.
"Orang kalau enggak punya duit bermacam cara dilakuin. Cuma kan saya akhirnya berpikirnya gini, barang kali nih kalau ada yang nonton sekarang nih yang masih ada karena saya masih ada juga, minta maaf banget emang dulu lagi enggak punya duit jadi otak saya begitu," ujarnya.
Editor: Dani M Dahwilani