Kondisi Ini Haruskan Ibu Hamil Melahirkan lewat Operasi Caesar
JAKARTA, iNews.id - Proses kelahiran caesar kerap kali menimbulkan kekhawatiran bagi para ibu hamil. Namun, tahukah bahwa tindakan ini dapat menekan angka kematian ibu dan bayi?
Caesarean Section (C-section) atau operasi sesar merupakan proses melahirkan janin melalui insisi pada dinding anterior abdomen (laparotomi) dan dinding uterus. Hal ini merupakan salah satu prosedur pembedahan mayor yang sering.
Spesialis Obstetri & Ginekologi, Dr. dr. Ali Sungkar, SpOG(K) menjelaskan bahwa operasi sesar menjadi tindakan yang efektif dilakukan untuk menekan angka kematian ibu dan bayi. hal itu apabila dilakukan sesuai dengan indikasi yang muncul.
"C-section juga menjadi tindakan yang efektif untuk menekan angka kematian ibu dan bayi kalau itu dilakukan sesuai indikasi," ucap dr. Ali kepada iNews.id dalam konferensi pers virtual, Kamis (27/8/2020).
Adapun indikasi yang dapat menandakan seorang ibu hamil memerlukan tindakan c-section adalah ketika persalinan tidak maju. Kondisi tersebut yaitu ketika persalinan yang sedang berjalan tiba-tiba harus terhenti.
"Persalinan tidak maju, seperti sudah persalinan tapi berhenti atau sering kita katakan macet ya," ujar dr. Ali.
Selain itu, ketika bayi terindikasi mengalami distress, yaitu kekurangan oksigen. Lalu, pada posisi bayi yang tidak sesuai, seperti melintang ataupun sungsang.
"Ketika bayi mengalami distress, kekurangan oksigen, itu emergency kita lakukan. Kemudian, posisi tidak sesuai, bisa melintang, itu harus operasi," kata dr. Ali.
Indikasi lainnya, lanjut dr. Ali, yaitu kasus bayi kembar, kelainan letak, maupun prolaps tali pusat. Kemudian juga adanya masalah kesehatan, penghambar jalan lahir, dan riwayat operasi yang masih belum lama.
"Kemudian ada masalah kesehatan, atau ada yang menghambat jalan lahir, seperti miom. Lalu ada riwayat operasi yang masih belum lama, atau ada bekas operasi, seperti itu," katanya.
Editor: Tuty Ocktaviany