Kunjungi SLB Santi Rama, Angkie Yudistia Dengarkan Keluh Kesah Para Guru
JAKARTA, iNews.id - Staf Khusus Presiden RI Angkie Yudistia mengunjungi sekolah berkebutuhan khusus, SLB Santi Rama, Cipete, Jakarta Selatan, Kamis (27/7/2023) pagi. Ekspresi penuh antusias pun terpancar dari raut wajah para guru dan siswa.
Kunjungan tersebut merupakan inisiatif Angkie untuk kembali mendengar lebih dekat tentang suara-suara hati dari para guru hingga siswa penyandang disabilitas.
Angkie mengatakan, dia memiliki kenangan tersendiri dengan para guru-guru yang ada di SLB Santi Rama. Dia lantas mengenang momen pertama kali saat menginjakkan kakinya ke SLB yang telah berdiri sejak 1970 itu.
“Pertama kalinya saya menginjak kaki di Santi Rama itu pada waktu kuliah, umur sekitar 18 tahun. Jadi saya itu dulu sekolahnya pindah-pindah. Jadi itulah, setiap ada kegiatan saya berusaha gimana Santi Rama ini turut bersinergi bersama-sama,” kata Angkie, di hadapan para guru SLB Santi Rama, Kamis, (27/7/2023).
“Jadi waktu itu aku lagi di Melawai ketemu dengan ibu Rahmita. Terus ketemu dengan alumni-alumni di sini, diajak mampir ke sekolah ini. Akhirnya mampir lah kesini saya pertama kali bertemu dengan teman-teman penyandang disabilitas tuli, tuna rungu,” kenang dia.
Dalam momen itu, Angkie lantas saling bertukar pikiran dengan para guru hingga alumni siswa SLB Santi Rama. Salah satunya terkait keluh kesah mereka karena kurangnya tenaga didik alias guru di SLB.
“Kita berdiskusi banyak banget tentang pendidikan saat ini. Bagaimana kondisi guru saat ini, masih perlu adaptasi. Kita masih perlu guru. Kita kekurangan guru,” kata Angkie.
“Jadi maka dari itu harapannya semoga makin banyak guru yang mengajar anak-anak berkebutuhan khusus,” ujar dia.
Tak hanya bertukar pikiran dan mendengar segala keluh kesah, Angkie juga tampak bersenda gurau dengan para guru di SLB Santi Rama. Di momen ini pula, Angkie juga turut memberikan beberapa buku keempatnya ‘Menuju Indonesia Inklusi’ yang baru-baru ini diluncurkan.
Dia sengaja memberikan buku yang membuka mata tentang seluk beluk penyandang disabilitas, untuk diletakkan di perpustakaan SLB tersebut, sehingga bisa meningkatkan literasi membaca siswa di sana.
“Adik-adik berkebutuhan khusus, tuli, diharapkan literasinya lebih ditingkatkan lagi. Maka dari itu kedatangan ini adalah hibah untuk memberikan buku Menuju Indonesia Inklusi,” kata dia.
“Buku ini dihibahkan di perpustakaan, sehingga siapapun adik-adik yang sekolah di sekolah luar biasa bisa membaca,” harapnya.
Dari kegiatan kunjungan tersebut, Angkie lantas berharap, agar SLB di seluruh Indonesia bisa semakin didukung dengan tenaga kerja pendidikan yang semakin mumpuni, agar kualitas mengajar untuk anak berkebutuhan khusus semakin baik.
“Harapannya, sekolah luar biasa tidak hanya di Jakarta, tapi di seluruh daerah. Semoga pertama, guru-gurunya semakin mumpuni, guru-guru semakin banyak, sehingga dengan guru yang mumpuni, kualitas mengajar pada anak berkebutuhan khusus menghasilkan anak yang berpotensi untuk masa depannya,” kata dia.
Editor: Siska Permata Sari