Get iNews App with new looks!
inews
Advertisement
Aa Text
Share:
Read Next : Outfit Nikita Mirzani Hari Ini Terinspirasi dari Nikita Willy, Segini Harga Bajunya!
Advertisement . Scroll to see content

Lebih Ramah Lingkungan, Ini Tips Terapkan Sustainable Fashion ala Desainer

Selasa, 11 April 2023 - 20:29:00 WIB
Lebih Ramah Lingkungan, Ini Tips Terapkan Sustainable Fashion ala Desainer
Hidup lebih ramah lingkungan, ini tips terapkan sustainable fashion ala desainer. (Foto: Istimewa)
Advertisement . Scroll to see content

JAKARTA, iNews.id - Pakaian ramah lingkungan atau sustainable fashion saat ini bukan lagi sekadar tren. Di kota-kota besar seperti Jakarta, konsep tersebut telah melahirkan gaya hidup baru yang banyak dianut anak muda.

Desainer fashion Isabella Indrasasana mengatakan, ada beberapa cara yang bisa dilakukan masyarakat untuk menerapkan gaya hidup ramah lingkungan. Cara ini juga bisa memperpanjang siklus hidup pakaian. 

"Cara pertama, adalah dengan menguasai seni memperbaiki dan meningkatkan siklus hidup," kata Isabella yang juga founder Slow Move Bazaar dan YSA Studios, seperti dikutip dari siaran pers, Selasa (11/4/2023).

Isabella menjelaskan, ada sebagian masyarakat yang cenderung membuang pakaian jika menemukan ketidaksempurnaan. Misalnya, seperti robek, bernoda atau menemukan tanda-tanda terlalu sering digunakan dalam pakaiannya.

"Padahal, ketika kita dapat melihat peluang dalam ketidaksempurnaan, kita akan dapat mengubah cacat tersebut menjadi sesuatu yang baru dan unik," ujar Isabella. 

Selanjutnya, cara kedua untuk memperpanjang siklus hidup pakaian adalah dengan memastikan membeli pakaian berkualitas yang tahan lama. "Selain itu, penting juga untuk mencuci pakaian Anda sesuai dengan petunjuk perawatan pencucian," katanya.

Lalu, bagaimana jika membeli produk fashion bekas pakai atau preloved? Bagaimana cara yang bisa dilakukan untuk memperpanjang siklus hidup produk tersebut?

Dia mengungkapkan, konsep keberlanjutan yang diusung setiap orang bisa berbeda-beda. Terlebih, gaya hidup berkelanjutan pada umumnya bergantung terhadap individualisme, di mana individualisme merupakan kebalikan dari konsumerisme.

"Sustainable fashion adalah sebuah bentuk untuk setiap orang dalam berekspresi atas kepedulian mereka terhadap keberlanjutan. Sebab itu, orang bisa memilih untuk membeli berbagai produk ramah lingkungan yang sesuai dengan selera dan memilih apakah produk tersebut ingin didaur ulang, dimodifikasi atau hanya menjadi bagian dari koleksi produk faktor ramah lingkungan," kata Isabella.

Sebagaimana kita tahu, fashion merupakan industri kedua yang paling berkontribusi dalam polusi. Produksi pakaian telah menggunakan banyak sumber daya alam dan menghasilkan limbah beracun yang dilepaskan ke laut dalam jumlah sangat besar.

Di sisi konsumsi, model bisnis fashion cepat atau fast fashion telah mengajarkan konsumen untuk melihat pakaian sebagai barang konsumsi cepat habis. Hal inilah yang menyebabkan tekstil berakhir di tempat pembuangan akhir setelah hanya beberapa kali pemakaian. 

"Perusahaan-perusahaan fast fashion menghasilkan keuntungan yang sangat besar dengan mengorbankan lingkungan," ujar dia.

Saat ini, beberapa komunitas sustainable fashion tidak hanya diisi para aktivis muda penuh gaya. Namun juga mereka yang fokus memerhatikan kelestarian lingkungan, salah satunya Isabella Indrasasana lewat gerakan Slow Move Bazaar.

Isabella adalah seorang desainer dan entrepreneur, yang kuliah jurusan Fashion Marketing and Merchandising di sebuah kampus swasta di Jakarta. Selain mempelajari dampak buruk limbah garmen terhadap lingkungan dalam industri fashion, sebagai anak muda, Isabella juga melihat dampak limbah pakaian terhadap masyarakat yang tinggal di dekat pabrik-pabrik pakaian dan tekstil.

Sebab itu, Isabella ingin memberikan solusi dan pencegahan atas dampak limbah tersebut dengan mengenalkan lifestyle sustainable yang disebut Slow Movement. Hal ini sebagai sebuah penerapan gaya hidup alternatif yang ramah lingkungan. 

"Dengan menyadari semua sisi negatif dari industri ini, diharapkan dapat membawa kita pada konsumerisme yang lebih sadar, yang ramah lingkungan, hewan dan manusia," kata Isabella.

Beberapa waktu lalu, SlowMoveBazaar yang dikenal sebagai bazaar paling populer di Jakarta dibuka dan memberi kontribusi yang signifikan terhadap pesatnya perkembangan komunitas mode yang ramah lingkungan di ibukota. 

“Bazaar ini diharapkan dapat menyediakan platform fisik bagi kultur slow movement di Indonesia untuk menumbuhkan dan mengembangkan gaya hidup yang lebih lambat dengan meningkatkan kekuatan dari komunitas,” ujar Isabella.

Isabella melanjutkan bagaimana label busana dalam negeri ramah lingkungan semakin menjamur. Dan tak disangka-sangka, label busana lokal juga telah mendominasi pasar Indonesia. 

"Kebanggaan dan keyakinan diri masyarakat Indonesia terhadap busana lokal yang ramah lingkungan memberi alasan bagi merek-merek dengan konsep yang senada untuk terus tumbuh dan berkembang ke pasar internasional."

Editor: Siska Permata Sari

Follow WhatsApp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut