Mengenang Pelawak Legendaris Bing Slamet sang Seniman Serba Bisa
JAKARTA, iNews.id - Masyarakat Indonesia di era 1960 hingga 1970-an pastinya mengenal sosok Bing Slamet. Pemilik nama asli Achmad Syech Albar ini adalah maestro lawak dan seniman serba bisa.
Jiwa seniman pria kelahiran Cilegon, 27 September 1927 ini sudah terbentuk sejak belia. Pada tahun 1939, saat masih berusia 12 tahun, dia mengikuti Orkes Terang Bulan yang dipimpin Husin Kasimun.
Kedua orangtua Bing mendambakan sang putra meneruskan pendidikan untuk menjadi dokter maupun insinyur. Namun, tekadnya bulat untuk mengabdikan diri di dunia seni.
Bing kemudian bergabung dengan Divisi I Brawijaya sebagai barisan penghibur. Di sinilah, kemampuan lawak dan musiknya terbentuk hingga akhirnya pada 1949, Bing sukses mengisi soundtrack film ‘Menanti Kasih’.
Karier bermusiknya meroket saat membentuk sebuah grup musik bernama Eka Sapta pada 1963. Beranggotakan Idris Sardi, Lodewijk Ireng Maulana, Benny Mustapha van Diest, Itje Kumaunang, Darmono, dan Muljono.
Selain aktif bermusik, Bing juga membentuk beberapa grup lawak di tahun 1950 hingga 1970-an. Kwartet Jaya yang didirikan bersama Ateng, Iskak, dan Eddy Sud merupakan grup lawaknya yang paling sukses.
Hebatnya lagi, Bing mampu membagi konsentrasi antara bermusik, melawak, hingga berakting. Setelah menjejakkan kaki di dunia seni peran sejak 1950-an, tercatat ada sekitar 20 film layar lebar yang dibintanginya.
Film yang dibintangi sang maestro lawak ini di antaranya adalah Solo di Waktu Malam (1952), Bing Slamet Tukang Betjak (1959), Bing Slamet Setan Djalanan (1972), Bing Slamet Koboi Cengeng (1974).
Sayangnya waktu berkarier Bing Slamet tak begitu lama. Dia meninggal pada 17 September 1974, di usia 47 tahun setelah berjuang melawan penyakit liver. Dia meninggalkan tiga anak, yakni Uci Bing Slamet, Adi Bing Slamet, dan Iyut Bing Slamet, yang juga mengikuti jejaknya di dunia hiburan Tanah Air.
Editor: Dyah Ayu Pamela