Oge Arthemus: Escapologist Terbaik Asia Hanya di Indonesia

JAKARTA, iNews.id – Prestasi membanggakan ditorehkan Oge Arthemus. Magician asal Indonesia ini sukses mencuri perhatian di Asia’s Got Talent. Apa yang mendorongnya ikut ajang itu?

Rupanya, juara The Master season kelima ini tertarik mengikuti Asia's Got Talent 2019 karena ingin menunjukkan ada seorang magician dari aliran escapologist asal Indonesia yang tidak kalah bagus dengan negara lain.

Baca Juga

3 Rekomendasi Wisata Dekat Stasiun Sukabumi

"Sebetulnya sih, ingin nunjukkin ke Asia bahwa di Indonesia ada seorang escapologist yang enggak kalah dari luar negeri lho," kata Oge saat berkunjung ke Redaksi iNews.id, Gedung iNews Center, Kebon Sirih, Jakarta Pusat, Senin (25/2/2019).

Sebelumnya, Oge sempat ditawari ambil bagian dalam gelaran Britain Got Talent 2019. Namun karena tidak menemukan jadwal yang pas, akhirnya dia memutuskan ikut Asia's Got Talent 2019.

"Waktu itu saya ditawari Britain Got Talent. Karena schedule-nya enggak pas, jadi saya tolak. Nah, kalau Asia's Got Talent ini schedule-nya pas, akhirnya saya ambil," katanya.

Menurut Oge, gelaran Asia's Got Talent cukup unik dibanding ajang-ajang pencarian bakat lainnya karena diikuti oleh peserta negara-negara Asia. Selain itu, magician yang bermain di aliran escapologist dari Asia hanya ada di Indonesia.

"Kebetulan dari timnya mereka, mencari sosok escapologist. Nah, mereka coba searching di Asia, itu enggak ada. Kemudian mereka kontak saya, ditanya bisa enggak ikut Asia's Got Talent karena mereka butuh escapologist. Intinya, mereka butuh permainan berbahaya yang belum ada selama ini," katanya.

Pria bernama asli Iwan Saputra ini sempat terkejut ketika diharuskan untuk memainkan permainan berbahaya yang bisa membuat dirinya kehilangan nyawa. Permainan tersebut menjadi salah satu atraksi yang membuat Oge trauma.

"Ada permainan yang membuat saya takut untuk memainkannya kembali. Singkatnya, waktu memainkan itu, saya sempat mengalami error, hampir mau mati. Pas saya perform, saya sempat pingsan, kemudian diberikan napas buatan dan akhirnya sadar," ucapnya mengenang.

"Tapi dari pihak sana ditawari, ‘Mau enggak main itu lagi.’ Ya, akhirnya saya iyakan," kata Oge.

Butuh banyak persiapan yang dilakukan Oge agar permainan itu bisa dilewati dengan lancar. Salah satunya dengan latihan menyelam selama mungkin dan menenangkan diri (meditasi).

"Saya lebih banyak meditasi, kemudian latihan deep dive (menyelam), latihan tahan napas di kolam renang selama tiga jam, seminggu lima kali. Kemudian latihan buka borgol di dalam air. Karena beda posisi membuka borgol di luar dengan dalam air. Di tempat yang kecil dan gelap, belum lagi tangan licin di dalam air," kata Oge.

Editor: Tuty Ocktaviany