Profil Yunita Ababiel, Penyanyi Dangdut Maha Cinta yang Meninggal Dunia
JAKARTA, iNews.id - Penyanyi dangdut Yunita Ababiel meninggal dunia hari ini, Minggu 13 Juli 2025. Kepergian almarhumah menyisakan duka mendalam bagi para pencinta dangdut.
Bahkan, Raja Dangdut Indonesia Rhoma Irama secara khusus menyampaikan pesan duka untuk Yunita Ababiel. Rhoma pun berharap agar almarhumah ditempatkan di sisi Allah SWT.
"Teriring doa, semoga ALLAH Subhanahu Wa Ta'ala menerima amal ibadah Almarhumah, dan mengampuni segala kesalahan beliau, serta mendapatkan tempat yang mulia di sisi Allah Subhanahu Wa Ta'ala. Aamiin Allahumma Aamiin," ungkap Rhoma Irama, dikutip Minggu (13/7/2025).
Sebelum meninggal dunia, Yunita Ababiel berjuang melawan kanker payudara dan tumor di batang otak. Informasi ini disampaikan komposer dangdut Adibal Sahrul.
Terlepas dari itu, mungkin banyak dari Anda yang belum mengenal dengan sosok Yunita Ababiel. Nama Almarhumah begitu harum di kalangan pencinta dangdut Indonesia.
Perjalanan kariernya yang sudah malang melintang di Indonesia membuatnya begitu dikenal dan disayang oleh para penikmat musik dangdut. Berikut ini profil lengkap Yunita Ababiel.

Yunita Ababiel sangat konsisten di industri musik Indonesia. Siapa sangka, sebelum kenal dengan dangdut, Yunita pernah juga menjajal genre pop romantis di era 80-an bahkan qasidah religi.
Lahir di Bandung pada 15 Januari 1964 dengan nama Yuyun Sri Wahyuni, dia mulai menapaki dunia musik profesional sejak usia remaja dengan nama panggung Jujun N.
Sejak akhir 1970-an hingga 1990, Jujun dikenal sebagai penyanyi pop yang produktif. Ia merilis sekitar 12 album pop dalam rentang waktu tersebut, menjadikannya salah satu penyanyi muda paling aktif di masanya.
Di masa itu, ia banyak berkolaborasi dengan musisi legendaris seperti A. Riyanto dan Pompy, dua nama besar yang berjasa dalam membentuk karakter vokalnya yang lembut namun kuat.
Lagu-lagu pop Jujun cenderung melankolis dan penuh emosi, mencerminkan tren musik Indonesia saat itu.
Lalu, tahun 1997 menjadi titik balik besar dalam kariernya. Ia melakukan rebranding dengan menggunakan nama Yunita Ababiel, mengambil nama belakang suaminya, Alik Ababiel, seorang musisi dan mantan gitaris band country Mountain Boys.
Dari sinilah, Yunita memulai era baru sebagai penyanyi dangdut.
Debutnya sebagai penyanyi dangdut dimulai dengan album Pertengkaran (1997), sebuah karya yang menandai transformasi musikal yang matang dan berani.
Perpaduan antara aransemen khas dangdut melayu dan sentuhan pop membuat karyanya terasa segar di tengah dominasi dangdut koplo dan remix pada masa itu.
Tahun 1999, Yunita merilis lagu yang kemudian menjadi penanda namanya di dunia hiburan, 'Trauma'. Lagu ini langsung mendapat respons luar biasa dari publik.
Liriknya yang menyayat hati dan vokal khas Yunita yang penuh penghayatan menjadikan lagu 'Trauma' sebagai salah satu lagu dangdut paling ikonik di era 2000-an.
Tak sedikit yang menyebut lagu ini sebagai 'lagu patah hati nasional', karena berhasil menyentuh banyak pendengar dari berbagai kalangan. Aransemen yang ditata oleh Alik Ababiel semakin memperkuat nuansa haru dalam lagu ini.
Meski dikenal luas sebagai penyanyi dangdut, Yunita tak berhenti bereksperimen. Ia merilis sejumlah karya yang juga memasukkan unsur musik religi dan qasidah, di antaranya dalam album Perasaan Wanita dan Terguncang (2002).
Dalam album Terguncang, Yunita membawakan beberapa lagu adaptasi dari musik India, yang diolah dengan lirik Indonesia dan aransemen lokal, menunjukkan fleksibilitas vokalnya yang luar biasa.
Ia juga pernah aktif menyanyikan lagu-lagu bernuansa religi, terutama di bulan Ramadan, menjadikannya salah satu penyanyi dangdut dengan portofolio genre yang sangat beragam.

Di balik kesuksesannya, Yunita dikenal sebagai sosok yang bersahaja. Ia menikah dengan Alik Ababiel sejak awal 1980-an dan dikaruniai enam orang anak.
Uniknya, Alik bukan hanya pasangan hidup, tetapi juga menjadi produser dan penata musik utama dalam hampir seluruh karya Yunita.
Meski tak sering muncul di layar kaca dalam beberapa tahun terakhir, Yunita tetap aktif merilis karya, termasuk lagu 'Maha Cinta' pada 2018 dan duet berjudul 'Pernah Bersama' bersama penyanyi Yudi WKB yang dirilis pada Maret 2025.
Yunita Ababiel mengembuskan napas terakhir pada usia 61 tahun. Pihak keluarga menyampaikan kabar duka melalui akun Instagram resminya, menyebutkan bahwa almarhumah wafat dengan tenang di rumahnya.
"Innalillahi wa inna ilaihi rojiun. Telah berpulang ibu kami tercinta Hj. Yuyun Sri Wahyuni. Semoga amal ibadah beliau diterima dan keluarga diberi ketabahan," tulis pernyataan keluarga.
Itu dia profil lengkap termasuk perjalanan karier Yunita Ababiel, dari awal bermusik hingga kabar duka datang. Ya, Yunita Ababiel meninggal dunia hari ini, Minggu 13 Juli 2025.
Editor: Muhammad Sukardi