Sebelum Terkenal Reza Rahadian Bercita-cita Jadi Atlet: Udah Ikut Pelatnas, Gagal

JAKARTA, iNews.id - Siapa yang tak kenal dengan Reza Rahadian? Kiprahnya di dunia film telah banyak meraih apresiasi dan atensi masyarakat Indonesia. Sebagai seorang aktor, Reza Rahadian sudah membintangi lebih dari 50 film.

Namun, jauh sebelum dia menjadi aktor, rupanya Reza Rahadian pernah memiliki cita-cita sebagai pilot. Impian tersebut bahkan sudah ada sejak duduk di bangku sekolah dasar (SD).

Baca Juga

Cerita Vidi Aldiano 6 Tahun Berjuang Melawan Kanker: Aku Belajar soal Keikhlasan

“Waktu SD cita-cita gue jadi pilot sebenarnya, karena kan kalau gue latar belakangnya itu nyokap kerja di penerbangan,” kata Reza dalam acara Virtual Launch Pocari Sweat Bintang SMA 2021, Kamis (2/9/2021).

Reza mengatakan, keinginannya menjadi aktor baru muncul di usia 19 tahun. Sebab selain jadi pilot, pemain film Habibie & Ainun ini juga pernah ingin menjajal sebagai atlet renang, namun gagal.

Baca Juga

Apa Kabar Maharani Kahar Penyanyi Top Era 1980-an, Pelantun Lagu Desember Kelabu

“Gue SMP itu (coba akting di) teater. Tapi setelah mencoba teater, I don’t like it, lalu jadinya perenang profesional, swimmer,” ujarnya.

Baca Juga

4 Fakta Menarik Jayanthi Mandasari, Berhenti Menyanyi Setelah Dipersunting Pangeran Brunei Darussalam 

Aktor 34 tahun ini bahkan sudah siap hijrah ke Jakarta untuk ikut Pelatnas. “Waktu itu sudah mau ke Jakarta dari Balikpapan, ikut Pelatnas, gagal,” kata Reza.

Gagal menjadi atlet, akhirnya Reza mulai mengulik lagi bakat aktingnya. Menurutnya, menyadari passion-nya sebagai seorang aktor tidaklah instan. “Ya udah, (setelah gagal), kayaknya waktu itu ada pengalaman teater, mungkin boleh kita coba. Dan (setelah dicoba), ternyata suka,” katanya.

Dia lalu terjun berakting di dunia film pada 2007, di mana dia bermain di film horor garapan sutradara Toto Hoedi. Sejak itu dia banyak membintangi film Tanah Air seperti Emak Ingin Naik Haji, Perempuan Berkalung Sorban, Jakarta Maghrib, hingga yang terbaru yakni Seperti Dendam, Rindu Harus Dibayar Tuntas. 

Editor: Elvira Anna