Sys NS Meninggal, Sosok Multitalenta sebagai Aktor hingga Sutradara
JAKARTA, iNews.id – Kabar meninggalnya Sys NS memang mengejutkan banyak pihak. Selain sebagai aktor multitalenta, Syn NS juga dikenal sebagai sutradara dan tokoh politik.
Raden Mas Haryo Heroe Syswanto Ns. Soerio Soebagio atau dikenal dengan Syn NS, meninggal hari ini, Selasa 23 Januari 2018. Informasi itu disampaikan langsung oleh sang istri, Shanty Widhiyanti. Saat ini jenazah disemayamkan di rumah duka, Jalan Kemang Timur Raya, Kompleks IIAPCO, No. 16, Jakarta Selatan.
Tentunya banyak yang kehilangan dengan sosoknya. Tidak hanya keluarga, tetapi juga para sahabat dan masyarakat di Indonesia.
Banyak kontribusi yang telah diberikan Syn NS selama masih hidup. Tidak hanya di dunia hiburan, tetapi juga di politik.
Lahir di Semarang, Jawa Tengah, 18 Juli 1956, Sys NS adalah salah satu aktor dan sutradara Indonesia, sekaligus salah satu pendiri Partai Demokrat. Sejak 2007, Sys keluar dari Partai Demokrat dan mendirikan Partai Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Masa Kecil
Meski lahir di Semarang, orangtua Sys sebenarnya tinggal di Jakarta. Tetapi sang ibunda yang sedang mengandungnya tujuh bulan, sengaja pulang ke rumah nenek Sys di Semarang untuk melahirkannya.
Ini merupakan kebiasaan ibunya, Siti Suciati, untuk melahirkan semua anaknya, termasuk saudara-saudara Sys di Semarang. Saat Sys duduk di bangku SMU, orangtuanya yang pindah ke Semarang. Namun, Sys memilih tetap tinggal di Jakarta meneruskan sekolahnya.
Awal Karier
Sejak berpisah dari orangtuanya, Syn pun sekolah sambil mencari uang sendiri sebagai disc jockey. Ketika masih mahasiswa, ia pernah ingin meraih tiga hal sekaligus. Baik kuliah di IKJ, bergaul dengan sesama artis dan mahasiswa, dan mencari uang sebagai disc jockey.
Setelah mencoba dilakoni, hal itu tidak mudahg. Sys kemudian memilih meninggalkan bangku kuliah. Ketika menggeluti disc jockey, Sys pernah memperoleh penghargaan sebagai The Best of Disc Jockey of Indonesia pada 1975.
Sersan Prambors
Setelah tidak kuliah lagi, hampir semua profesi pernah dilakukan, khususnya yang berhubungan dengan dunia seni hiburan. Jadi penulis skenario, sutradara, pemain film, bahkan humor seperti ‘Sersan Prambors’ pernah diikutinya. Di Sersan Prambors, Sys bergabung bersama Muklis Gumilang, Pepeng, Krisna Purwana, dan Nana Krip.
Organisasi
Sukses di lingkungan pekerjaan, diikuti juga dengan keberhasilannya di bidang organisasi. Hingga tahun 1976, Sys dipercaya menjadi Ketua Kekerabatan Antar Siswa se- Jakarta(Kasta) Prambors, kemudian menjadi Ketua Laboratorium Seni Prambors. Dia pernah menjadi Ketua Gabungan Artis Nusantara, Ketua Umum PB PARFI periode 1998-2002, dan lain sebagainya.
Dunia Politik
Sys rupanya juga aktif dalam dunia politik. Sys menjadi Anggota Badan Pekerja (PAH II) MPR-RI periode 1999-2000 dan Anggota MPR-RI, Utusan Golongan periode 1999-2004. Pada tahun 2001, Sys menjadi salah satu pendiri Partai Demokrat. Pada 2005, Sys mendeklarasikan dirinya sebagai kandidat Ketua Umum Partai Demokrat. Bahkan sebagai langkah awal untuk kampanye, Sys meluncurkan sebuah buku biografi berjudul Sys NS: Yesterday, Today, & Tomorrow pada 15 Mei 2005. Sayang pada kongres di Bali, Mei 2005, Sys kalah bersaing dengan adik ipar Susilo Bambang Yudhoyono, Hadi Utomo.
Di pengujung 2005, Sys menyatakan mundur dari Partai Demokrat karena merasa sudah tidak lagi sejalan dengan misi dan visinya. Setelah meninggalkan Partai Demokrat, Sys mendirikan partai baru. Namanya Partai Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) dan namanya diubah menjadi Partai Nusantara Kedaulatan Rakyat Indonesia.
Partai ini telah terdaftar di Departemen Hukum dan HAM tertanggal 18 Oktober 2006, setelah sebelumnya didirikan pada 18 Juli 2006. Namun partai tersebut tidak lulus verifikasi faktual untuk ikut dalam Pemilu 2009.
Kehidupan Pribadi
Sys menikah dengan Shanty Widhiyanti SE, putri dari Drs Syaiful Hamid. Walaupun usia keduanya terpaut jauh, yakni sekitar 13,5 tahun, namun itu bukan jadi penghalang cinta mereka. Dari pernikahan ini, mereka dikaruniai tiga orang anak, Syanindita Trasysty, Sabdayagra Ahessa, dan Sadhenna Sayanda. Demikian disarikan dari Wikipedia.
Editor: Tuty Ocktaviany