Terharu, Ferry Irwandi Pamit dari Lokasi Banjir Aceh-Sumatra usai Donasi Rp10 Miliar Tersalurkan 100%
JAKARTA, iNews.id - Figur publik Ferry Irwandi mengumumkan bahwa donasi Rp10 miliar untuk korban banjir dan longsor Aceh-Sumatra telah tersalurkan seluruhnya. Karena itu, dia pun memutuskan pamit dari lokasi banjir.
Kabar mengharukan ini diungkap Ferry Irwandi melalui unggahan Instagram. Dia menjelaskan, lebih dari 20 hari berjibaku di lokasi banjir tanpa lelah.
"Melalui video ini gue informasikan kepada teman-teman semua bahwa dana yang kita kumpulkan di campaign bersama Kitabisa sebesar Rp10,3 miliar, semua sudah teralokasi,” ungkap Ferry dikutip Minggu (28/12/2025).

Ferry mengatakan hampir 1 bulan campaign penggalangan dana untuk korban banjir Sumatra-Aceh berjalan. Lebih dari 20 hari dilakukan di berbagai titik di Sumatera Barat, Sumatera Utara hingga Aceh untuk mengalokasikan bantuan.
Setelah berhasil menyalurkan dana bantuan tersebut, Ferry memutuskan pamit dari penggalangan donasi. Ia mengucapkan terima kasih kepada masyarakat Indonesia yang ikut memberikan bantuan mereka.
"Gue mau izin pamit kepada teman-teman semua, izin pulang dulu. Mohon maaf atas segala kekurangan," ucapnya.
Ferry mengatakan dirinya tak bisa melakukan penggalangan dana untuk sementara waktu lantaran kondisi fisik dan kesehatannya. Namun, ia menjelaskan masyarakat tetap bisa berdonasi di berbagai platform lain untuk tetap membantu sesama atas musibah bencana ini.
"Kondisi fisik gue sudah tidak lagi memadai, tapi jangan khawatir masih banyak penggalangan dana lain di platform lain," jelasnya.
Sebelumnya, Ferry Irwandi terus membagikan update dari donasi untuk korban bencana banjir bandang Sumatra-Aceh. Donasi tersebut sukses tembus Rp10 miliar.
Momen Ferry Irwandi berhasil mengumpulkan penggalangan dana ini menambah panjang deretan selebritis yang peduli dan berdonasi untuk banjir Sumatra. Sebelumnya, artis seperti Atta Halilintar, Praz Teguh hingga Rachel Vennya juga melakukan penggalangan dana dan terjun langsung menyalurkan bantuan pada para korban.
Editor: Muhammad Sukardi