Ternyata, Ini Alasan Kenapa Cinta Pertama Sulit Dilupakan
JAKARTA, iNews.id- Pengalaman jatuh cinta memang sangat menyenangkan. Apalagi merasakan pengalaman cinta pertama.
Kebanyakan mereka yang pernah mengalami dan merasakan cinta pertama sulit untuk dilupakan. Pasalnya memang tidak alasan tepat melupakan cinta pertama.
Pada cinta pertama, Anda pasti merasakan pertama kali cemburu, pertama kali patah hati dan semua kisah baik atau buruk akan menjadi kenangan pertama.
Tak jarang mereka yang sudah lama putus masih terngiang dengan cinta pertamanya. Bahkan ada juga yang balikan demi cinta pertamanya.
Lantas, mengapa cinta pertama sulit untuk dilupakan ? Berikut ulasannya seperti dilansir dari Timesofindia Sabtu (27/1/2018).
Cinta Pertama Dianggap Masih Murni
Cinta pertama biasanya memang selalu melekat di hati Anda sehingga sulit untuk dilupakan walaupun cinta yang dijalani hanya sebatas cinta monyet dan belum serius.
Kepolosan menjalani cinta pertama justru diyakini iyu ilaah cinta sejati dan selama-lamanya. Apalagi cinta pertama saat berciuman akan membawa pada rasa pertemanan dan rasa sakit abadi sehingga sulit terlupakan.
Mempengaruhi Psikologis Utama Merasakan Pahit Getir Cinta
Peristiwa yang Anda alami pada cinta pertama akan mempengaruhi psikologis Anda. Peristiwa yang dijalani susah untuk dilupakan dan pasti selalu terperangkap dalam ingatan, karena cinta pertama bertepatan dengan lonjakan hormon yang menggugah karakter seksual sekunder berupa rasa sayang pertama kali.
Berbanding Lurus dengan Waktu dan Intensitas
Sulit melupakan cinta pertama karena waktu yang diambil melupakan cinta pertama berbanding lurus dengan waktu dan intesitas yang Anda sukai.
Namun tidak ada yang mustahil melupakan cinta pertama karena banyak kasus seseorang bisa melupakan cinta pertama mereka di mana banyak tertulis di blog, buku dan media sosial lainnya.
Cinta Pertama Tidak Perlu Dilupakan
Cinta pertama tidak perlu dilupakan, sebab untuk melupakan cinta pertama hanya mengubah prose berfikir dan terus melangkah maju. Selalu memahami, kenapa Anda bisa putus? Pasti ada sisi baik dan hikmah di dalamnya.
Editor: Nanang Wijayanto