Tidur Sekamar dengan 20 Orang, Ini Kisah Dewi Perssik Hidup di Rutan

JAKARTA, iNews.id - Siapa yang pernah membayangkan bahwa beberapa waktunya akan dihabiskan untuk mendekam di rumah tahanan negara (rutan). Namun, setiap orang yang bersalah di mata hukum dapat mengalaminya tanpa pandang bulu.

Seorang penyanyi dangdut ibu kota, Dewi Perssik juga tak lepas dari jerat hukum. Dia pernah menjalani hukuman selama tiga bulan di Rutan Pondok Bambu, Jakarta Timur, tahun 2014 karena kasus perseteruannya dengan mendiang Julia Perez.

Jumlah Wisatawan Indonesia ke Korsel Capai Ranking 4 di Asean

Berbicara di program acara Hotman Paris Show iNews TV, Dewi mengaku tidur bersama 20 orang narapidana dalam satu kamar. Bahkan, dia rela buang air kecil di tempat yang tidak layak dengan pendeknya tembok pembatas, sehingga dapat terlihat oleh orang lain.

“Saya satu kamar ada sekitar 20 orang napi, tapi itu tidurnya pakai alas yang kotak-kotak kecil. Saya melupakan semua yang terjadi saat itu. Ketika aku masuk sana, aku mau buang air kecil. Tempat toiletnya pendek. Ketika itu, aku diliatin semua orang ketika buang air kecil,” katanya kepada Hotman Paris, Kamis 23 Agustus 2018.

Akhir-akhir ini, banyak terbongkar kasus beli kamar di sel tahanan. Banyak narapidana yang memiliki uang berlimpah mampu membeli satu kamar untuk dia huni sendirian dengan berbagai fasilitas tambahan sesuai keinginannya.

Walaupun tergolong artis sekaligus penyanyi papan atas, dia tetap menjalani hukuman sebagaimana mestinya. Namun, pemilik goyang gergaji ini tak menampik akan menyewa satu kamar bila ada oknum yang menawarinya.

“Bahkan kalau ada disuruh bayar, itu aku bayar. Aku bersyukur kepada Tuhan di tempat aku rata-rata umurnya sudah tua. Mereka rajin melakukan ibadah, jadi sudah sepuh-sepuh,” katanya.

Wanita 32 tahun tersebut mengaku tak pernah terlalu memusingkan apa pendapat orang lain tentang dirinya. Istri dari Angga Wijaya ini percaya bahwa kebenaran akan terbukti dengan sendirinya dan Tuhan tak pernah abai untuk membantu umatnya saat kesusahan.

“Kalau saya pribadi, mereka punya mulut, kita enggak bisa stop mulut mereka. Tuhan tidak tidur, namanya kebenaran tidak mungkin jadi kesalahan,” katanya.

Editor: Tuty Ocktaviany