Trust Orchestra Ubah Stigma Orkestra yang Dianggap Membosankan
JAKARTA, iNews.id - Siapa bilang musik orkestra membosankan. Trinity Youth Symphony Orchestra (Trust), menyulapnya menjadi nada-nada yang menyenangkan. Sehingga Anda yang berjiwa muda bisa menikmatinya dengan santai, karena genre musik yang dibawakan terbilang kekinian.
Music Conductor of Trust Orchestra, Nathania Karina telah mematahkan anggapan tersebut. Sebagai salah seorang yang berpengaruh di Trust Orchestra, dia ingin mempersembahkan musik tersebut dibalut dengan era sekarang. Sehingga masuk kepada semua kalangan.
"Bahwa ada anggapan kalau orkestra ini musik yang dianggap bosan. Sampai kalau ingin nonton, takut salah kostum. Dan anggapan-anggapan itu kami patahkan," katanya dalam Podcast Aksi Nyata #DariKamuUntuklndonesia dikutip dari channel resmi Partai Perindo, Rabu (06/04/22).
Nia melanjutkan, bahkan genre dangdut pun masuk ke dalam orkestra. Karena itu dia tak memungkiri suata saat akan membawakan musik dangdut sebagai salah satu persembahannya. Di mana dangdut sendiri adalah aliran musik asli Indonesia, misalnya saja yang menarik yaitu Sambalado yang dipopulerkan oleh Ayu Ting Ting.
Menurutnya, jika bukan Trust Orchestra yang mencoba memulainya, yakni menduniakan musik dangdut dibalut dengan gaya orkestra, maka dikhawatirkan nantinya akan tenggelam.
"Harus ada yang berani membawa dandung to next level, good music bisa apa saja. orkestranya itu cuma kemasannya aja," ujarnya.
"Kalau lihat sosial media kita, kita cover lagu-lagu kekinian," katanya lagi.
Kemudian Partai Perindo sebagai partai anak muda dan modern, mendukung generasi muda khususnya bagi mereka yang menekuni musik, untuk terus berkarya. Sehingga dapat mengharumkan nama Indonesia, melalui karya-karya terbaiknya.
Sekadar informasi, Trust Orchestra merupakan orkestra remaja terbesar di Jakarta di bawah asuhan Dr Nathania Karina dan satu-satunya yang bernaung di bawah label musik profesional, yaitu Trinity Optima Production sebagai bagian dari Corporate Social Responsibility (CSR) mereka di dalamnya.
Editor: Dyah Ayu Pamela